Kini seorang gadis dengan seragam putih abu-abu dilengkapi hijab yang menjular sampai kedada tengah berjalan melewati lorong sekolah barunya. Meski tak tau arah ia tetap berjalan demi menemukan kelasnya. Bukan karena ia sombong yang tak ingin bertanya kepada siapapun. Namun karena ia memiliki sifat pemalu nan polos.
Dia Aidah Najwa Fadhilah panggil saja Najwa. Ia adalah siswa baru di SMA 1 Matahari. Soal teman, ia tak memiliki satupun teman.
"Aww" aduhnya ketika bola basket menghantam kepalanya.
Najwa melihat sekilas bola baskat lalu mengalihkan pandangan kearah asal bola basket. Dilihatnya beberapa siswa memandang kearahnya. Mungkin salah satu pemain basket yang melemparnya.
"Lo...cewek yang pakek hijab gede lempar bolanya kegue!" teriak salah satu pemain.
Reflek Najwa melempar bola basket kearah lapangan. Namun yang menerima bola orang lain bukan orang yang tadi berteriak kepadanya.
Karena lemparan bola dari Najwa seseorang tadi mamasukkan bola dan mendapat satu poin. Semua orang berteriak riang kecuali lawan pemain. Salah satu orang yang memenangkan permainan berjalan mendekati seorang gadis berambut panjang terurai dengan indahnya tengah duduk dikursi panjang dekat lapangan.
Najwa tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi. Dia berjalan meninggalkan gerombolan siswi yang berteriak histeris. Yah sebab seorang cowok tengan menembak jadi pacar ke gadis yang tadi duduk dikursi panjang, yah gadis itu menerimanya. Dan ia langsung memeluk si cowok. Ih sok dramatis banget...padahal bukan mahram.
"He tunggu, lo yang tadi ngelempar bola." teriak salah satu cowok dari belakang Najwa. Spontan Najwa berhenti dan menoleh kesumber suara.
Terlihat tiga orang cowok berjalan mendekati Najwa. Hatinya kini merasa takut, gelisah, dan was-was. Sekarang yang bisa Najwa lakukan hanya menundukkan pandangan. Sebab ia harus menjaga pandangan dengan lawan jenis.
"Lo murid baru kan? jelas aja gak tau siapa gue. Gak ada yang berani macam macam sama gue, lo udah berani buat gue marah dan lo harus menerima akibatnya. Dan gue gak akan segan-segan buat hidup lo menderita. Karena lo udah buat gue kalah dipertandingan basket dan gak bisa dapetin Nadira jadi pacar gue." ancam salah satu cowok yang menjadi ketua geng digengnya. Mereka meninggalkan Najwa yang hanya berdiam diri ditempat. Mencernah apa yang barusan ia dengar.
Najwa berbalik badan, tak sengaja matanya memandang punggung seseorang yang kian menjauh.
Dia siapa?
Seketika jantungnya berdegup lebih kencang.
Tak sadar jika kini bibir Najwa membentuk bulan sabit. Yah dia tersenyum. Entah dorongan dari mana ia bisa tersenyum dengan seseorang yang hanya terlihat punggungnya saja.
'Astagfirullah'
***
Assalamu'alaikum,
Hai guys gimana ceritanya? Dikit yah? Maaf. Soalnya ini cuman prolog insyaAllah author akan memperpanjang part selanjutnya.Sebelum kalian lanjut kepart selanjutnya author minta tolong untuk tekan tombol bintang dan comen dibawah supaya author semangat buat ceritanya.
Jazakumullah hayran
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diamku
Espiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم Disinilah tempat ia menunggu, menunggu ditepi hatinya. Menanti cela itu terbuka untuk diri yang tak mungkin bisa bertahtah. Tak lama cela itu terbuka, namun bukan untuk dirinya. Yah, cela itu untuk orang lain yan...