"Najwa kamu mau kan jadi temanku?"
Najwa tersenyum kecil dan menjawab, "kenapa tidak"
"Berarti kamu menerimanya" dari kejauhan Fadli tahu saat itu Najwa menganggukkan kepala.
"Najwa pamit dulu soalnya udah ditunggu sama teman-teman, Assalamu'alaikum" pamit Najwa benar benar meninggalkan Fadli sendirian didepan toilet cewek.
Ketika tubuh Najwa tak tampak diindra penglihatan Fadli, rasanya kesenangannya tak bisa dipendam lagi.
"Yess, semakin dekat dengan Najwa semakin dekat pula melangkah kepelaminan bersamanya, haha"
Disela ucapan Fadli seorang gadis tengah berdiri didepannya tiba-tiba.
"Kakak ini orang gila yah? Kok ngomong sendiri? Dan kakak ini cowok apa cewek? Kok cowok ada dikamar mandi cewek." ucap seorang gadis yang ber name tag Nisa.
"Oh yah berarti gue salah kamar mandi dong heheh" ujar Fadli sembari menggaruk tengkunya yang tidak gatal dan pergi dengan cengengesan.
"Gila kali yah." gumam Nisa.
Udah dibilang gila ditambah ada di toilet cewek, apesnya...
'Tidak masalah yang penting bisa dekat dengan bidadari surga, Najwa'
Seusai membersihkan hijabnya Najwa kembali kekantin menyusul teman temannya.
"Najwa lo kok lama banget ketoiletnya?" tanya Alina ketika Najwa sampai dan duduk disampingnya.
"Tadi ada masalah sedikit"
"Owh" jawab Alina, Salma dan Iqbal serempak. Ternyata Iqbal teman sekaligus sahabat Alina dan Salma sebelum Najwa masuk disekolah ini.
Mereka melanjutkan makan makanan yang dipesannya tadi sampai habis tak tersisa.
"Alhamdulillah" gumam Najwa.
"Hehe, gue lupa. Alhamdulillah" ucap Alina yang diikuti Salma dan Iqbal.
"Astaga gue lupa, bukannya sekarang hari ulang tahunnya curut? Masak lo lupa sama ulang tahun lo sendiri? Pokoknya gue ngucapin selamat yah, semoga lo panjang umur, sehat selalu jangan sampai kayak bucin. Semoga cepet gede jadi tikus yang baek, pinter, gak nyeselin." Alina menyalimi tangan Iqbal. Mata Alina mengedipkan sebelah untuk mengkode-kode Salma.
"Ya Allah gue juga lupa kalau lo sekarang ulang tahun, selamat yah Bal" ucap Salma sembari menyalimi Iqbal.
"Hah?" yang disalami hanya memasang ekspresi bingung, pasalnya ulang tahun Iqbal sudah kelewat dua bulan yang lalu. Masak ia lahir dua kali sih, yah kan gak gak logis. Pasti ada yang aneh dibalik semua ini.
"Beneran? Barakallah Fiumrik yah Iqbal" Najwa ikut-ikutan mengucapkan selamat. Meskipun ia tak tahu apa-apa. "Makasih" Iqbal hanya tersenyum kecil kearah Najwa.
"Kan sekarang ulang tahun lo, berarti sekarang lo harus nraktir kita." ucap Alina, "kita mau kekelas dulu, bayy. Makasih yah buat traktirannya" lanjutnya lalu pergi meninggalkan Iqbal yang tak percaya jika dia telah dibohongi.
"Tuh kan ujung-ujungnya gini, gue sudah firasat dari awal" gumam Iqbal.
Diperjalan Najwa ada rasa yang menjanggal dari teman temannya. Seperti ada yang gak beres.
"Ehm, tadi itu beneran Iqbal ulang tahun" tanya Najwa polos.
"Yah enggak lah" jawab Alina dan Salma serempak.
"Terus bayarnya gimana? Apa nanti diganti aja yah uangnya iqbal" seru Najwa.
"Najwa kembarannya si unyil, gak perlu diganti lah. Kita udah biasa ngelakuin ini, saling traktir menaktri. Kalau ada uang lebih sih. Jadi lo gak usah khawatir kalau Iqbal akan marah sama lo. "Ok" Najwa mengangguk.
Disisi lain ada Rafa yang duduk dengan diselimuti rasa kesal sama teman yang satunya itu. Kenapa ikut campur dengan urusannya.
Flashback on
Ketika Rafa mengikuti Najwa ke kamar mandi ada sepasang mata yang melihatnya. Dia adalah Fadli seseorang yang kenarin ditemui Najwa.
Dari kejauhan Fadli melihat Rafa sedang mengunci pintu kamar mandi yang dimasukki Najwa. Ada diide yang terlintas dipikiran Fadli. Dengan cara ini ia bisa jadi pahlawan bagi Najwa. Mencari kesempatan dalam kesempitan.
Saat Rafa meninggalkan kamar mandi Fadli menghentikannya dengan memegang lengan Rafa.
"Mana kuncinya?"
"Lo giman sih Dli kan ini memang kebiasaan gue buat ngebuli, gak biasanya lo kayak gini. Bantu bantu yang gue buli."
"Gue kasihan Fa lihat siswi yang lo buli, kenapa sih lo mesti melampiaskan masalah lo sama mereka? Padahal mereka punya salah sepele sama lo. Seharusnya lo maafin mereka! Gampang kan" ujar Fadli.
"Menurut lo memang gampang tapi menurut gue sulit, sebab ini sudah menjadi hobi gue. Dan lo stop ngelarang-ngelarang gue meskipun lo temen gue. Nih untuk hari ini gue berbaik hati sama si cupu" ungkapnya sembari memberikan kunci kamar mandi ke Fadli.
Duh rasanya gini yah kalau kemenangan sudah diambang pintu. Tinggal dibuka pintunya jadi deh pahlawannya. Kalau siang kayak gini Fadli jadinya pahlawan kesiangan, haha.
Flashback off
***
Pembelajaran sudah selesai dan seluruh siswa sudah kembali kerumahnya masing masing. Kecuali gadis berhijab syar'i yang sedang berjalan menuju ruang rohis. Siapa lagi kalau bukan Aidah Najwa Fadillah.Ketika Najwa masuk kedalam ruangan tersebut ternyata pemikirannya salah, hanya sedikit yanh mengikuti kegiatan tersebut. Mungkin hanya anak lima belas yang mengikuti.
Najwa kagum pada semua anggota rohis, ternyata bukan hanya dirinya yang memakai pakaian seperti ini. Kalau melihat mereka Najwa keingat dengan sahabatnya yang ada dibandung. Bagaimana yah keadaannya.
Najwa berjalan menuju bangku yang kosong. Disebelahnya ada wanita dengan wajah teduhnya.
"Assalamu'alaikum ukhty, apa bangnya masih kosong?" Najwa menunjuk bangku kosong yang berada didekat siswi tersebut.
"Waalaikumussalam, masih kosong ukhty. Silahkan duduk saja" siswi tersebut mempersilahkan Najwa duduk dibangku kosong.
Diantara mereka berdua tidak ada yang mengawali pembicaraan, mereka sibuk dengan pemikiran masing masing.
Tiba-tiba ada suara dari samping Najwa, yah siswi itu memulai pembicaraan.
"Ukhty anggota baru disini?" tanyanya.
"Iya ukhty"
"Kalau boleh tahu nama kamu siapa? Dari kelas apa?"
"Panggil saja Najwa, kelas XI ipa 2"
"Owh berarti masih adik kelas yah, hehe" ucapnya diiringi tawaan kecil tapi tidak menghilangkan keanggunanya.
"Nama kakak?"
"Azizah Maisa Inara, terserah kamu mau panggil saya siapa" Najwa berfikir sejenak.
"Kak Inara, boleh?" keputusan Najwa.
"Boleh, kamu adalah orang yang pertama kali panggil aku dengan nama Inara." ujarnya.
Mereka mengobrol ringan sambil menunggu jam dimulai. Sekarang masih pukul 14:25 kegiatannya dimulai pukul 14:30.
"Kak kalau Najwa lihat kak Inara rasanya adem banget," ungkap Najwa. Benar yang dikatakan Najwa. Inara memiliki wajah teduh, apalagi ditambah dengan wajahnya yang putih bersih.
"Kakak gak sebaik yang kamu kira"
Najwa tidak menanggapi sebab ketua rohis sudah masuk kedalam ruangan dan memulai pembukaan.
***
Assalamu'alaikum
Sepertinya author telat updet yah? Yah gimana lagi ceritanya gak ada yang baca. Sedih atuh. Gak papa author berdo'a semoga cerita ini ada yang baca. Kalau mungkin ada yang baca yah Alhamdulillah. Ceritanya tadi author curhat guys.Buat yang baca cerita ini jangan lupa tinggalkan jejak dong, tekan tombol bintang dan komen-komen. Apa cerita ini di share aja biar author seneng. Kan gak ada salahnya kalau nyenengin orang?
Jazakumullah hairan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diamku
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم Disinilah tempat ia menunggu, menunggu ditepi hatinya. Menanti cela itu terbuka untuk diri yang tak mungkin bisa bertahtah. Tak lama cela itu terbuka, namun bukan untuk dirinya. Yah, cela itu untuk orang lain yan...