"Maaf Najwa buru-butu jadi gak bisa sarapan bareng dulu, Assalamu'alaikum." ucap Najwa sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya, lantas berjalan keluar.
Hari ahad, hari dimana Najwa tanpa tugas, tanpa sekolah, tanpa bertemu Rafa. Ah, mengingat namanya fikiran Najwa teringai saat-saat ketika geng Rafa membulinya. Tapi anehnya kenapa Najwa sama sekali tak membecinya melainkan mencintainya. Yah begitulah takdir, tugas kita hanya bisa menjalani alur yang Allah berikan.
Najwa menggoes sepeda pinknya dengan cepat, berharap ia tak terlambat. Pagi ini Najwa berjanjian bersama Alina dan Salma untuk berjalan-jalan mengelilingi taman Sari Wangi.
Membutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai ditaman. Najwa memarkirkan sepedanya pada tempatnya. Najwa berjalan mencari dimana kedua sahabatnya berada.
Mata Najwa menangkap sosok tak asing ditempat pedagang bubur. Siapa lagi kalau bukan kedua sahabatnya yang tengah asik memakan semangkuk bubur. Najwa menghampiri kedua sahabatnya.
"Assalamu'alaikum." salam Najwa.
Alina dan Salma menoleh pada sumber suara. "Najwa." gumam mereka bersamaan.
"Kita nungguin lo disini lama banget, sampek Alina habis tiga porsi." ujar Salma yang langsung dapat tatapan tajam dari Alina.
"Enak aja, lo kira gue apaan."
"Yah kali sangking laparnya." ucap Salma. "Sini Wa kita makan bareng-bareng." lanjut Salma sembari menepuk kursi kosong yang ada disebelahnya.
Najwa menurutinya namun ia tak berniat untuk makan bubur, karena emang Najwa kurang suka.
"Gak pesan?" tanya Alina yang dijawab Najwa dengan geengan.
Kedua sahabat Najwa sibuk dengan buburnya masing-masing. Sedangkan Najwa menyibukkan dengan memainkan gutged.
"Kalian udah jalan-jalan?" tanya Najwa.
"Belum." jawab Alina dan Salma serempak.
"Masih lama?"
"Hampir selesai kok."
Alina dan Salma memakan buburnya sampai habis. Kemudian membayarnya.
Mereka beranjak dari tempat bubur tersebut. Kemudian memutuskan untuk langsung berjalan-jalan mengelilingi taman. Sebenarnya dari awal mereka ingin lari-lari, tapi tak bisa karena kedua sahabat Najwa usai sarapan. Jadi takut akan terjadi apa-apa pada perut mereka.
Mereka berjalan santai sambil menikmati pemandangan taman. Ada banyak orang seperti mereka, berolah raga. Karena hari ini hari libur. Waktunya para penghuni bumi bersantai.
Beberapa jam kemudian, mereka memutuskan untuk duduk-duduk dibawah. Karena capek katanya.
"Gerah." ujar Alina sembari mengibaskan tangannya didepan wajahnya.
"Tunggu sini! Aku belikan air mineral dulu." Najwa beranjak dari tempatnya, kemudian melangkah kewarung terdekat.
Butuh beberapa langkah untuk sampai diwarung. Sesampainya diwarung Najwa membeli tiga botol mineral. Lantas membayarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diamku
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم Disinilah tempat ia menunggu, menunggu ditepi hatinya. Menanti cela itu terbuka untuk diri yang tak mungkin bisa bertahtah. Tak lama cela itu terbuka, namun bukan untuk dirinya. Yah, cela itu untuk orang lain yan...