'Bagiku satu detik sangatlah berharga sebab apa? Sebab waktu tak bisaku ulang kembali'
-Rafa Raihan Athaillah-
***
"Gimana? Udah nembak Sisil?" tanya Aldi memulai pembicaraan ketika istirahat seusai capek capekan bermain Basket.
"Belum, gue bingung mau ngomong lewat mana. Lewat chat kelihatan gak gantel banget, lewat surat kayak anak ABG, kalau langsung lo tahu sendiri kan." jawab Rafa.
Memang beginilah seorang Rafa, jika tidak cinta beneran pasti malas memperjuangkan hanya buat main-main saja. Kalau tidak kejam namanya bukan Rafa. Namun jika ia benar-benar mencintainya ia akan memperjuangkan hingga dapat.
Seperti dulu ketika ia bertanding basket pagi-pagi demi mendapatkan kekasih idamannya. Masih ingatkah kalian?
Sebab itu Rafa tidak tinggal diam untuk membalaskan dendam kegadis berhijab gede, Najwa. Karenanya Rafa tidak bisa memenangkan pertandingan dan mendapatkan kekasih idamannya.
Rafa tak peduli jika ia dibilang gak punya hati karena sering mempermainkan cewek ataupun membulinya. Dia juga tak menggubris perkataan orang kalau dia sama seperti menyakiti hati ibunya sendiri. Mamanya saja tidak dihargai apalagi orang lain.
"Menurut gue sih lebih baik ketemu langsung ditaman Sariwangi nanti malam" Akmal ikut menimpali.
"Baiklah" Rafa tak ada pilihan lain untuk menerima pendapat temannya. Mungkin ini yang terbaik.
"Baik, gue akan hubungi Sisil sekarang" sahut Aldi bersemangat.
"Lo punya kontaknya Sisil dari mana?" tanya Akmal
"Dulu gue pernah nembak Sisil terus..." Aldi menggantungkan kalimatnya. "Ditolak" lanjutnya.
"Hahaha"
Aldi kembali mengotak ngatik hpnya untuk menemukan kontak yang dicari, sedangkan Fadli hanya diam tak mengerti jalur pembicaraan ketiga sahabatnya.
"Sebentar-sebentar, gue mau nanya. Sebenarnya siapa sih Sisil itu? Gue kayak gak asing? Terus apa hubungannya sama Rafa? Kok nyangkut nembak-nembak juga?" akhirnya Fadli mengeluarkan unek-uneknya.
"Lo masih bocah gak perlu tahu" ucap Aldi menyepelekan.
"Siapa bilang? Habisini gue mau ngelamar anak orang"
"APA!" ucap ketiga sahabatnya kompak. Pasalnya seorang Fadli dikenal anti banget yang namanya cewek kini akan melamar cewek. Buset Bang...
"Lo gak bohong? Siapa anak orang yang mau lo lamar? Paling nanti yah ditolak, haha" ucap Akmal menyepelekan.
"Ets jangan salah, gue ngelamar dia buat menghargai harga diri dia bukan ngajak pacaran mulu. Gak ada kepastian. Kan kasihan dianya." Fadli sepertinya sedikit menyindir Rafa.
Rafa yang merasa tersindir menoleh kearah Fadli, "lo nyindir gue?"
"Ups, sorry gue gak bermaksud buat nyindir Lo. Jadi jangan dimasukkan kehati mas bro"
Suasana kembali hening. Aldi yang sedari tadi sibuk dengan hpnya yang tak memunculkan kontak yang dicari. Akmal yang melihatnya geram sendiri, langsung saja Akmal mengambil hp Aldi dari tangan pemiliknya.
"Ya ampun...Aldi kontak lo, lo jadikan asrama cewek? Hebat lo Al." ucap Akmal histeris.
"Bukan cuman itu aja, kontak cewek yang gue punya sudah gue tembak semua. Keren kan gue?" ucap Aldi bangga.
"Tapi kenapa lo masih jomblo aja?"
"Hehe, soalnya ditolak semua" jawab Aldi sembari menggaruk tengkunya yang tidak gatal.
"Mangkannya kalau mau nembak cewek itu ngaca dulu. Lo sih ngacanya diair kobokan bukannya dicermin, hahaha" ejek Fadli.
"Enak aja, gue gini-gini punya cermin gede loh dirumah" ucap Aldi berbangga diri. "Tapi udah pecah, hehe"
.
.
.
Malam sudah tiba, saatnya Rafa bersiap-siap menjalankan misinya. Misi untuk menaklukkan hati seseorang. Memang sih dia tidak suka dengan pilihan sahabatnya, namun Rafa bisa apalagi. Tujuannya menembak Sisil hanya untuk refrensi hidupnya biar tidak terlalu berat.Tak tahu mengapa kedatangan kedua orang tuanya sangatlah menambah beban untuk Rafa. Sebelumnya hidup Rafa tidak tertekan seperti ini, pulang malam tidak ada yang memarahi sebab sebelum kedua orang tua Rafa pulang Rafa tinggal bersama bi Inem dan bi Inem tak mungkin akan memarahinya.
Bagi Rafa hidupnya penuh lika-liku, tak tahu mengapa. Tidak ada rasa ketenangan dihidupnya. Meskipun ia berkuasa disini tetap saja ada keganjalan yang tak tahu sebabnya.
Seusai siap-siap Rafa memesan taxi online untuk pergi kerumah Akmal. Sebelum Rafa menuju taman Sariwangi ia harus meminjam motor milik Akmal terlebih dahulu. Kalian masih ingatkan kalau motor Rafa masih disita sama papanya.
"Nak mau kemana?" tanya Sari ketika Rafa menuruni anak tangga.
"Kenapa sih mama selalu ikut campur sama urusan Rafa? Apa peduli mama? Kalau Rafa mau pergi ninggalin rumah ini, apa yang bisa mama lakukan? Gak ada kan. Pasti malah mendukung" jawab Rafa penuh penekanan.
Sebelum papanya datang Rafa langsung bergegas keluar rumah, ia tak mempedulikan mamanya yang tengah terisak dengan perkataan Rafa diruang tamu.
Perjalanan menuju rumah Akmal tidak terlalu jauh sehingga membuang waktu beberapa menit.
Setelah sampai dirumah Akmal, Akmal langsung meminjamkan motornya ke Rafa. Sebab Akmal tahu jika Rafa tidak suka membuang waktu. Bagi Rafa satu detik sangatlah berharga baginya sebab waktu tidak bisa diulang kembali.
Ketika Rafa sudah sampai ditaman Sariwangi sosok yang ingin ia temui sudah menyambut didepannya. Yang pertama Rafa lihat senyuman bahagia dari bibir Sisil. Rafa tidak tahu alasan Sisil berekspresi seperti ini. Apakah Sisil sudah tahu semuanya?
"Ikutin gue" ucap Rafa datar. Sisil mengikuti Rafa dari belakang.
Mereka sampai dikursi taman yang dikelilingi banyaknya lampu. Ditaman tidak terlalu banyak orang sebab hari ini hari dimana besok anak ABG sekolah. Biasanya taman Sariwangi ramai ketika malam minggu. Banyak sepasang kekasih menempati taman Sariwangi.
"Gue ngajak lo kesini buat ngomonh sesuatu sama lo." Rafa memulai pembicaraan.
"Ap-a?" tanya Sisil sedikit gugup.
"Lo mau gak jadi pacar gue?" ucap Rafa sembari menyodorkan setangkai bunga mawar yang diberi Akmal sebelum berangkat tadi kehadapan Sisil.
Sisil yang mendengar ucapan Rafa matanya langsung berbinar. Dihatinya bagaikan ada bunga sakura yang bermekaran dilengkapi kupu-kupu berterbangan.
*Author Alay deh.
Bagaimana tidak? Rafa adalah sosok yang diincar kaum hawa untuk dijadikan kekasihnya. Menurut Sisil orang paling beruntung yang bisa jadi kekasih Rafa.
"Gimana? Mau gak?"
"Gue..."
***
Assalamu'alaikum,
Menurut kalian Sisil jawab apa yah? Jika tahu jawabannya tulis dikolom komentar, Author tunggu. Soalnya part ini akan menyangkut part selanjutnya, jadi ayo-ayo langsung ketik jawaban kalian.Jazakumullah hairan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diamku
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم Disinilah tempat ia menunggu, menunggu ditepi hatinya. Menanti cela itu terbuka untuk diri yang tak mungkin bisa bertahtah. Tak lama cela itu terbuka, namun bukan untuk dirinya. Yah, cela itu untuk orang lain yan...