Siang berganti malam, matahari berganti bulan, panas berganti dingin. Suasa malam sejuk seperti ini mendorong Najwa untuk duduk dibalkon kamarnya sembari membaca novel. Semua tugas sekolah usai Najwa selesaikan, dan sekarang tinggal santainya.
Sesekali Najwa menatap bintang dilangit, banyak dan indah. Najwa jadi teringat kejadian beberapa tahun yang lalu. Bintang Bandung lah yang menjadi saksi pertemuan Najwa dengan abang Al. Terukir senyuman diwajah Najwa, ia teringat kejadian demi kejadian yang ia alami bersama abang Al. Meskipun hanya sebatas teman Najwa sudah menghanggap abang Al abang kandungnya sediri seperti kak Furqon. Dulu ketika ia masih bersama dengan Al, Al tidak pernah membuat Najwa menangis bahkan sebaliknya Al selalu membuat Najwa tersenyum maupun tertawa.
Sekarang semua itu menjadi kenangan yang terukir indah diBandung.
Tak lama tiba tiba langit indah dengan banyak bintang kini tertutupi oleh awan gelap dan mengeluarkan tetesan air. Yang tadinya sejuk kini menjadi dingin, suara petir ada dimana mana. Najwa yang ketakutan langsung lari kekamar Sarah, hari ini ia berniat tidur bersama uminya.
"Umiiii." teriak Najwa sembari lari menuruni anak tangga.
Sarah yang berada diruang keluarga menoleh ketika seseorang memanggilnya. "Ada apa sayang?"
Najwa tak menjawab pertanyaan Sarah, ia langsung merangkul tubuh Sarah yang masih duduk diatas sofa.
"Manja banget anak abi." sindir Imran sembari memasukkan camilan kedalam mulutnya.
"Tahu tuh." Furqon ikut menimpali.
"Umi..." rengek Najwa yang ingin mengadukan abi dan kakaknya.
"Najwa, bukankah hujan itu rahmat?"
"Iya umi, maaf." Najwa perlahan menegakkan badannya dan mengangkan kedua tangannya lantas berdo'a, "Allahumma Shoyyiban Nafi'an. Amin."
"Nabi sallallahu' alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, "Allahumma Shoyyiban Nafi'an." [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]." (HR. Bukhari no. 1032)
Ibnu Baththol mengatakan, "Hadits ini berisi anjuran untuk berdo'a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan." (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5:18, Asy Syamilah)
Ditempat lain terlihat seorang laki laki tengah duduk diatas kursi belajarnya sembari memandang foto masa kecilnya yang dibingkai dengan indah."Pasti lo sekarang ketakutan, hem." gumamnya.
Laki laki tersebut meletakkan foto diatas meja belajar sembari beranjak pergi. "Dek Ai...dek Ai, abang rindu. Kalau memang kita dipertemukan mungkin kamu sudah menjadi gadis cantik, sholeha, baik. Abang jadi pengen nepati janji yang abang buat."
***
Ketika bel istirahat berbunyi banyak siswa yang berhamburan keluar kelas tak terkecuali Najwa dengan teman temannya. Namun Najwa selalu mengutamakam sholat dhuhanya dibandingkan ikut bersama teman temannya kekantin. Tapi hari ini setelah sholat dhuha Najwa ingin ke perpustakaan dan belajar matematika sebab jam selanjutnya ia akan ulangan harian.Sesampainya diperpustakaan Najwa mencari buku yang ia butuhkan. Didalam perpustakaan terdapat beberapa siswa yang sibuk dengan bukunya masing masinh.
Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Najwa memilih duduk dikursi yang dekat dengan pintu masuk. Sebab hanya tempat itulah yang tersisa dan tempat itu dibilang bisa membuat Najwa lebih fokus sebab diselitarnya tak ada orang.
Tangan Najwa sudah bergerak mengerjakan soal soal yang ada dibukunya. Najwa bisa dibilang anak rajin ataupun pintar, ia beberapa kali mendapatkan juara ketika mengikuti beberapa lomba. Hampir semua pelajaran bisa Najwa kuasai, entah itu tentang sejarah ataupun angka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diamku
Espiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم Disinilah tempat ia menunggu, menunggu ditepi hatinya. Menanti cela itu terbuka untuk diri yang tak mungkin bisa bertahtah. Tak lama cela itu terbuka, namun bukan untuk dirinya. Yah, cela itu untuk orang lain yan...