'Disaat kita terpuruk ingat Allah, saat kita kecewa ingat Allah, saat kita tak ada harapan lagi ingat Allah. Allah tempat paling tepat untuk bersandar.'
-Aidah Najwa Fadhilah-
***
Setelah rapi dengan pakaian sekolahnya Najwa keluar dari kamarnya untuk mengikuti ritual pagi yakni sarapan bersama.
"Pagi semua" sapa Najwa penuh kebahagiaan.
"Pagi juga sayang" Sarah ikut menyapa.
"Kayaknya anaknya abi lagi bahagia banget, ada apa?" Imran -abi Najwa- ikut serta dalam perbincangan.
"Efek habis makan ice cream semalam" sahut Furqan sembari menuruni anak tangga.
"Sok tahu."
Sebenarnya Najwa juga tidak tahu mengapa hari ini ia diselimuti rasa bahagia. Yang Najwa rasakan seperti beban berat yang kemarin-kemarin telah terlepaskan. Najwa hanya bisa berharap semoga kebahagiaan ini permanen.
Penghuni rumah sudah usai menyantap sarapan sampai habis. Kini waktunya Najwa pamit berangkat ke sekolah bersama abinya. Sebab Furqan hari ini tidak kekantor sendiri melainkan kekantor orang lain yang tempatnya tidak sejalur dengan sekolahan Najwa.
Imran melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Didalam mobil Imran menanyakan keseharian Najwa disekolah hingga sampailah mereka didepan gerbang sekolah.
"Abi Najwa pamit dulu, Assalamu'alaikum" Najwa mencium punggung tangan Imran.
"Waalaikumussalam" setelah Najwa turun dari mobil, imran melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.
Najwa melangkahkan kaki mamasuki sekolahnya. Diperjalanan Najwa melihat sosok yang sekarang sudah sah menjadi sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Alina yang asik mengobrol dengan Weni teman satu kelas.
"Alina" panggi Najwa dengan suara agak keras.
Namun yang dipanggil tidak menoleh sedikitpun. Alina masih mengoceh panjang kali lebar tingginya juga, hehe author becanda.
Yang harus Najwa lakukan sekarang adalah menyusul Alina yang berada beberapa meter didepannya.
"Assalamu'alaikum" salam Najwa ketika sampai diantara Alina dan Weni. Namun keduanya tidak menjawab. Bahkan mereka berdua tidak mengetahui keberadaan Najwa.
Najwa sedikit kesal guys, "Hii, kalian kok gak dengerin aku sih"
"Eh ada Najwa, kapan datang? Kok tumben gak salam dulu" ucap Alina.
"Udah tadi kalian aja yang gak dengar. Pagi-pagi kok sarapannya ghibah" sindir Najwa.
"Hehe, soalnya topiknya seru banget" kata Alina sembari menggaruk tengkunya yang tidak datang.
"Owh, jadi topiknya seru yah..." Najwa menatap kedua manusia dengan tatapan tajam.
"Eh beneran ini seru banget sumpah, kamu tahu Sisilkan?" Najwa mengangguk,"dia jadian sama kak Rafa" lanjutnya.
Deg
Hati Najwa seketika remuk, bagaikan tertusuk beribu panah yang terselimuti duri turun dari langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diamku
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم Disinilah tempat ia menunggu, menunggu ditepi hatinya. Menanti cela itu terbuka untuk diri yang tak mungkin bisa bertahtah. Tak lama cela itu terbuka, namun bukan untuk dirinya. Yah, cela itu untuk orang lain yan...