Bagian 4

3.4K 232 0
                                    

" Ini tidak di sengaja ibu, ayah " ucap sakura gugup dengan mengeratkan genggaman nya pada dress cantiknya.

" Ibu tidak peduli walaupun kau bekerja ataupun pertemuan ini di sengaja " ucap Mebuki sinis sambil berjalan pergi dari sana.

" I- ibu. " Gumam sakura pelan sambil ikut melangkah pergi, sebelum itu Tayuya memegang lengan sakura dan menampakkan mimik wajah senangnya pada sakura.

" Kau benar-benar keterlaluan, Nee-san." ucap sakura dengan pelan sambil menatap kakaknya itu. Tatapan yang amat kesal dan juga amat membenci itu baru saja terlihat untuk yang pertama kali oleh sakura.

" Apa? Dasar bocah cengeng." ucap Tayuya dengan mempererat genggamannya pada lengan sakura. Sakura hanya meringis sambil menunduk mencoba agar kakaknya berhenti melakukan hal itu padanya.

" Tayuya, Hentikan." ucap Gaara dengan nada pelan sambil melepas tangan Tayuya yang sedang memegang sakura.

" Ga- Gaara, apa kau membelanya?" Tanya Tayuya dengan suaranya yang kesal sekaligus sedih.

" Aku tidak akan membelanya. Hanya saja kau di lihat banyak orang, ayo pergi." Ucap Gaara dengan menarik tangan Tayuya pergi, sakura yang melihatnya hanya tersenyum miring.

.
.
.

" Kau tau Hinata. Tadi Kaasan, tousan dan nee-san sudah ada di depan mataku. Aku sampai gemetaran tadi. Untungnya nee-san tidak berbuat apa-apa." ucap sakura di dalam mobil itu sambil tersenyum manis.

" Untung saja." ucap Hinata dengan menggenggam tangan sakura erat. Hinata juga pernah melihat sakura di perlakukan buruk oleh kakak perempuan sialan itu, namun untung saja sakura gadis yang kuat.

" Terima kasih Hinata. Kau sahabat yang baik, Selalu mendukung bahkan Selalu ada untukku." ucap sakura dengan pelan seperti gumam.

" Aku merasa beruntung memiliki teman sepertimu " ucap Hinata dengan menatap gadis bermarga Haruno itu.

" Aku harap kita akan terus menjadi sahabat selamanya." Ucap sakura dengan pelan sambil menatap mata Hinata.

" Aku juga berharap hal yang sama sepertimu " ucap Hinata sambil menatap kaca mobil.

Hinata dan sakura sudah beberapa menit ada di dalam mobil itu, apalagi obrolan mereka yang lama membuat mereka lupa waktu cukup lama.

" Nona. Sudah sampai." Ucap supir taksi itu dengan pelan sambil menatap dua gadis beda marga yang tengah asik mengobrol itu.

" Sampai jumpa." ucap Hinata sambil melambaikan tangannya kepada gadis musim semi itu. Hinata merasa sangat senang bisa menjadi sahabat dan teman terbaik sakura, sangat bahagia.

" Kapanpun kau menginap akan ku izinkan. " Ucap sakura dengan membalas lambaian tangan Hinata padanya.

" Sekali lagi jangan lupa acara pertunangan ku ya!, Minggu depan." ucap Hinata dengan tersenyum manis dan langsung berangkat pergi dari depan rumah sakura.

" Aku akan jadi pelayanmu saat hari itu tiba. Aku yang akan berjanji untuk membantu segala persiapan serta masalah bagian mencari cincin !!" Teriak sakura dengan suara yang cukup keras, rasa bahagia ada di dalam pikirannya saat merasakan kebahagiaan Hinata dalam acara pertunangan itu.

Hinata yang duduk di kursi belakang terus saja melambaikan tangan manisnya ke arah sakura yang menatapnya senang. Jujur saja sakura dan Hinata telah bersahabat sejak usia mereka 5 tahun. Jadi mereka bisa di bilang adalah teman akrab yang setia kawan.

.
.
.
.
.
.
.

7 hari sejak kejadian itu....

Sekarang saatnya pesta pertunangan Hinata Hyuuga dan Uzumaki Naruto. Rasa senang sudah ada di wajah keduanya. Saat ini sakura dan Hinata sudah ada di rumah Hinata, mempersiapkan segalanya untuk pertunangan tidaklah susah dan juga tidaklah mudah. Untungnya mereka di bantu 25 pelayan yang setia membantu.

" Sakura. Tolong ambilkan bunga mawar yang ada di sebelah kananmu" ucap Hinata dengan menunjuk banyak bunga mawar dan anggrek yang ada di belakang sakura.

" Merepotkan saja. " Ucap sakura dengan nada yang lumayan keras membuat Hinata yang mendengarnya hanya memutar bola matanya acuh.

" Kau itu sahabatku atau musuhku !?" Teriak Hinata dengan suara keras sambil melangkah mengambil bunga mawar yang ada di genggaman mungil tangan sakura.

Semua pelayan ( asisten ) yang mendengarnya hanya menatap dua gadis heboh itu, sudah biasa bagi mereka untuk melihat dua gadis beda marga itu bertengkar sekaligus bercanda.

" Diam. Mata hantu !" Ucap sakura sambil melangkah agak menjauh dari gadis byakugan yang akan mengomelinya, pasti.

" Eh-eh... Jidat lebar. Apa kau bilang ? Sudahlah, diam saja dan tepati janjimu yang kau berikan padaku satu Minggu yang lalu... 4 jam lagi pertunangan ku akan di lakukan. Jadi agak cepat !" Ucap Hinata setengah menasehati layaknya ibu sakura.

" Diam kau. Seenaknya saja menasehati layaknya ibuku. Lagipula mana Naruto? Dia saja belum datang " ucap sakura dengan menatap gadis byakugan yang sedang menatapnya juga.

(Cling.... )

" Ada pesan. Sakura kemari !" Panggil Hinata dengan suara berbisik yang dapat di dengar oleh gadis musim semi itu.

" Eh.... Tadi katanya di suruh cepat. Sekarang malah malas-malasan " ucap sakura sambil melangkah mendekati gadis berambut indigo itu yang tengah asik tersenyum tanpa sebab menatap ponselnya.

" Naruto-kun yang kirim pesan. " Gumam Hinata dengan tersenyum manis sambil merangkul tubuh mungil sakura.

" Apa urusannya denganku ?" Tanya sakura datar sambil menatap ponsel Hinata yang berdering, ada pesan dari kekasihnya yang tampan.

***

" Aku akan sampai 10 menit lagi. Bersama dengan kedua orangtuaku, mereka sangat bahagia !"

" Baguslah. Semuanya sudah siap di rumahku, Akan ku tunggu"

" Disini juga ada sakura yang menemani diriku "

" Ok, Hinata-ku "

" Tunggu ya "

" Aku akan selalu menunggu "

***

TBC.

vote n comment nya ditunggu.

Jika ada typo tolong di ingatkan kepada author ya.

terima kasih semuanya.

TIDAK SENDIRI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang