Bagian 24

1.4K 80 0
                                    

" Aku akan bongkar semuanya, lihat saja." Tayuya memutar bola matanya acuh.

" Kau akan menyesal, telah mempermalukan diriku saat masa-masa sekolah dulu." Tayuya kembali tak peduli, anggapannya Sakura tengah mabuk, apa yang bisa orang mabuk ingat tentang masa lalu? Anggapan Tayuya akan membuatnya menyesal.

" Lihat saja." Tatapan tajam dan sinis yang Sakura berikan membuat Tayuya sangat kesal, namun ia tidak bisa apa-apa, dia hanya menonton dan melihat apa yang akan Sakura lakukan kepadanya.

" Kau mabuk, tidur saja!" Ucap Tayuya dengan santainya, mendorong pundak Sakura kasar sehingga membuatnya terdorong ke belakang. Hinata yang melihatnya langsung bergegas menolong sahabatnya.

" Kau tidak apa-apa?" Sakura mengangguk sambil tersenyum.

" Ya."

Kini, Tayuya kembali mendekat sambil tersenyum tipis, " Rambut yang indah dan panjang, aku tidak memiliki rambut panjang seperti ini. Boleh aku ambil?" Tangan Tayuya terangkat untuk menjambak rambut panjang Sakura, dan itu mendapatkan tamparan keras Sakura yang menggema ke seluruh sudut pesta.

" Apa kau tau? Aku masih ingat dulu saat kau memberikan rambut panjangku permen karet, hingga aku harus memotong rambut panjangku tak tersisa." Hinata menutup mulutnya kaget, sementara yang lainnya juga sama.

" Sungguh, Tayuya?" Ino sangat marah melihat wanita itu. Dia keterlaluan sekali, bukan? Dan respon Tayuya membuatnya makin marah.

" Ti- tidak! Apa yang kau bicarakan, bodoh?!" Maki Tayuya yang benar-benar marah mendengar Sakura mempermalukan dirinya didepan publik.

" Apa? Apakah aku salah? Jawab aku, Bocah bodoh." Tayuya menahan kesal, dia menggigit bibir bawahnya menahan amarah, ingin sekali ia membuat Sakura menyesal telah memperlakukan dirinya, namun semua teman-teman Sakura berada di sini.

" Ya, kau tidak salah." Dengan terpaksa Tayuya mengatakan hal itu, " Dan apakah kalian semua tau? Tayuya masih mengompol saat di kelas 7 SMP!!" Tayuya terbelalak, sementara itu semua orang tertawa habis-habisan.

" What!?" Ino menutup mulutnya dengan air mata yang keluar dari sisi-sisi matanya, " Apa kau bilang, Sakura-chan?" Ino bukan menangis sedih, melainkan dia tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

" Astaga.. aku sampai-sampai menangis, itu kebenaran yang sangat penting, Sakura-chan." Hinata mengusap matanya yang menangis bahagia, dan Tayuya? Dia merasa sangat malu mendapatkan ini semua.

" Dan yang paling parah," Semua mendengarkan dengan fokus, " Tayuya dulu sangat-sangat percaya diri, hingga ia harus masuk selokan karena sok tahu mengendarai sepeda." Tayuya menahan amarahnya, dengan emosi dia hanya bisa menahan emosinya ketika sudah meluap-luap.

Tangan Tayuya terangkat keatas, dengan wajah merah padam ia sudah siap mendapatkan cacian karena menampar Sakura. " Hentikan!" Tangan terangkat itu terhenti bergerak, tatapan tajam yang keluar dari matanya melihat seseorang yang membuatnya kesal.

" Gaara-kun?" Tayuya terbelalak kaget, dan Sakura? Gadis itu tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak melihat pemuda mantan pacarnya itu.

" Apa yang kau lakukan, Gaara-kun? Lepaskan tanganku!!" Bentak Tayuya marah, emosinya meluap-luap yang membuat Gaara tersenyum tipis.

" Inilah yang kau lakukan dengan Sakura-chan, kau marah denganku? Bukankah kau pernah menyuruhku melakukan ini kepada Sakura-chan? Menamparnya dengan emosi? Aku masih ingat dengan jelas, Tayuya." Gaara melepaskan tangan Tayuya yang ia genggam, matanya tertuju kepada Sakura yang masih tertawa kecil dengan berjalan-jalan kemana-mana.

Gaara berjalan mendekati Sakura, tatapannya tertuju dengan wajah cantik jelita yang pernah merebut hatinya, Gaara tersenyum tipis sambil menggendong Sakura pergi.

" Gaara-kun," Gaara menoleh, dengan perasaan khawatir Hinata yang memanggil mendekati Gaara yang membawa Sakura pergi.

" Pergilah denganku, aku akan mengantar kau ke apartemen Sakura-chan." Gaara menaikkan alisnya tak mengerti, " Apa kau lupa? Akulah yang membuat kode apartemen Sakura-chan, kami membuatnya bersama-sama. Kau pikir aku lupa kodenya?" Hinata menggeleng.

" Sakura-chan sudah merubah kode apartemennya, dia sangat membenci dirimu, Gaara-kun." Gaara menatap gadis manis didepan matanya itu, wajah polosnya membuat dia ingin meneteskan air mata penyesalan.

Gaara hanya mengangguk sambil berjalan menuju pintu keluar. Dan Hinata? Gadis itu mengikutinya dari belakang. Semuanya hening hingga tiba-tiba saja music berbunyi.

" Sudahlah kawan-kawan, Sakura-chan akan baik-baik saja dengan Hinata-chan, bisa kita lanjutkan pestanya?" Sai merangkul Ino dari belakang, dengan tatapan memohon Ino langsung mencium pipinya dengan mesra.

" Baiklah."

.
.

Sementara itu didalam mobil hitam Hinata, keadaan sangat-sangat hening hingga tiba-tiba saja Hinata memasang music. Tatapan Gaara menatap gadis berambut merah muda panjang itu, dia sangat menyesal, tak bisa ia gambarkan betapa menyesalnya ia saat ini.

Hinata membalikkan badannya, melihat tangan Gaara yang ingin memegang kepala Sakura karena takut terjatuh, Hinata langsung memegang tangan Gaara yang hampir menyentuh kepala Sakura.

" Apa?" Tanyanya polos, dan Hinata langsung melemparkan senyum tipis mendengarnya. Hinata langsung melemparkan tangan Gaara menjauh dari Sakura.

" Jangan sampai kau lupa, aku sahabatnya yang mengerti semua penderitaannya, kau jangan sampai menyentuh atau melakukan sesuatu kepadanya, aku akan membunuhmu!" Ucap Hinata dengan suara membentak.

Gaara langsung mengangguk, Hinata menunggu jawaban pemuda itu, " Aku mengerti." Hinata hanya diam, tak mau bicara apapun kepada pemuda kurang ajar itu!

Hinata melihat sekilas ke arah Gaara, tak bisa Hinata pungkiri bahwa ia ingin memaafkan pemuda super tampan itu, namun Hinata tidak ingin membuat kesalahan yang sama ketika ia tau bahwa pemuda itu adalah penipu!

" Kita sudah sampai. Biar aku yang mengantarkan Sakura-chan, pergilah!" Tatapan tajam Hinata yang membuat Gaara tersenyum tipis hingga akhirnya tak terlihat.

" Aku bilang pergilah, Gaara-kun! Jangan sampai Sakura-chan melihatmu! Dia akan murka!" Gaara masih terdiam ditempatnya, ingin sekali ia membuat alasan agar ia bisa menginap dan menjaga Sakura di apartemennya, namun apa yang Hinata katakan semua benar. Jika Sakura melihatnya dia akan benar-benar murka dan membencinya 100%

" Aku.. masih mencintainya, Hinata-chan. Aku sangat-sangat mencintainya, aku tidak pernah melupakannya walau sedetik." Hinata tersenyum miring, " Pengecut! Kau hanya berani mengatakannya jika kau tau watak sebenarnya Tayuya? Dasar pemuda gila!"

Hinata mendengus keras, " Kau pecundang! Setidaknya kau harus terus mencoba di manapun kau bisa! Kau hanya bisa mengatakan ini dan itu, jika kau bertemu dengannya kau pasti tidak bisa apa-apa, nanti kau akan mengatakan tak berani, kan? Kau harusnya bermain dengan Barbie, dasar payah!" Hinata berjalan masuk kedalam apartemen Sakura dengan membanting pintu.

Hinata membawa Sakura ke kamarnya, sekilas Hinata melihat ke arah jendela yang sedikit terbuka. Karena penasaran apakah Gaara sudah pergi atau belum, Hinata memeriksa. Dan ternyata pemuda itu tengah berjalan pergi dengan kepala tertunduk.

" Bodoh! Dia bahkan tidak bisa membujuk atau melakukan sesuatu agar Sakura-chan terpikat kembali kepadanya, dia itu katanya gentleman! Tapi nyatanya lemah seperti mainan anak-anak perempuan, Barbie!" Hinata menutup pintu jendela kamar Sakura dengan membanting karena benar-benar kesal.

Tatapannya tertuju melihat Sakura yang sudah tertidur nyenyak di kasur king size nya. Hinata tersenyum khawatir sambil menaikkan selimut lembut agar sahabatnya tidak kedinginan.

" Aku benar-benar lelah, oh.. rasanya tulang-tulang ditubuhku patah!" Hinata menggerakkan badannya yang terasa pegal dan lelah, ia kembali menatap Sakura yang terlihat seolah tak terjadi apa-apa, wajah damainya membuat Hinata melupakan apa yang terjadi barusan.

" Good night, Sakura-chan."

TBC

VOTE N COMMENT NYA JANGAN LUPA.

TIDAK SENDIRI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang