Bagian 12

2.3K 151 4
                                    

Tayuya menatap sakura tajam, sekarang ia tak peduli kata-kata manis yang telah ia katakan tadi, " faham ?" Tanya Tayuya penuh penekanan yang membuat sakura tersakiti.

Rasanya seperti ada sesuatu yang menusuk hati kecilnya, seperti sebuah pisau yang tajam tengah menusuk korbannya.

Setelah sakura merasa sangat bahagia merasakan belaian dari keluarganya, ia tak percaya semuanya menghilang dalam sekejap hanya dalam beberapa detik.

" Faham, nee-san. Bahkan aku sangat mengerti apa yang anda katakan." Ucap sakura cepat sebelum sang kakak perempuannya akan mengatakan sesuatu yang lebih menyakitkan.

" Baguslah, lebih baik kau mengerti dengan cepat atau aku akan menjelaskannya lebih detail." Tayuya menajamkan matanya setelah melihat sakura menatapnya sangat tajam.

" Di mana sopan santun yang dulu kau berikan padaku, bocah ?" Melihat tatapan tajam sakura membuat Tayuya kesal.

" Kau bukan kakakku, kan ? Kita hanya berbeda satu tahun, untuk apa sopan santun jika kita sebaya ?"

Tayuya diam mematung dan juga membisu mendengar gadis musim semi yang tak pernah melawannya kini bersikap seperti orang asing di depan matanya.

" Ada lagi yang akan anda katakan ? aku ingin masuk." Ucap sakura karena tangannya di genggam oleh Tayuya.

" Aku belum selesai. jangan menghindari kenyataan, Imouto." Tayuya Kembali tersenyum, dirinya tau sakura tengah ingin menangis sekarang.

Mata sakura membulat sempurna ketika mendengar apa yang di katakan kakaknya barusan, apa katanya ? Imouto ? Bukankah dirinya tak ingin mengakui sakura ? Kenapa bisa ada kata-kata manis yang terlempar dari mulut kejamnya ?.

" Sudah cukup Haruno Tayuya.., aku sudah mengerti apa yang akan kau katakan, jadi ? Sudah. Aku sudah sangat mengerti." Sakura melepaskan genggaman kuat yang di berikan oleh kakak perempuannya.

" Hei bocah, satu lagi yang harus kau tau. Kita bukan keluarga dan jangan pernah kau anggap aku keluargamu, mengerti ?" Tanya Tayuya dengan melepaskan tangan sakura, yang ia genggam hingga kulit putih gadis itu terlihat kemerahan seperti lebam.

Air mata sakura pecah, sekian lama ini dirinya tak pernah percaya jika ada orang yang memberi tahu dirinya bahwa kakaknya sangat jahat. Tapi kini.. dirinya melihat dengan matanya sendiri, kata tak percaya pasti akan berubah.

" Aku ingin tau sampai kapan nee-san akan berbuat kelewatan hanya karena ingin menghancurkan diriku." Sakura menatap kakaknya dengan pandangan kosong, tak tau harus apa membuat sakura bergerak ingin meninggalkannya.

" Asal kau tau saja. Aku tak akan pernah  berhenti sampai kau menderita didepan mataku, Aku janji."

Sakura tak percaya apa yang ia dengar sekarang, menderita ? Bukankah kakaknya ini sudah sering melihatnya begitu ? Kenapa masih belum cukup ?.

" Sungguh, kapan aku berbuat salah padamu, nee-san ?. Aku bahkan tak tau salahku dimana sehingga kau sangat membenci diriku, hiks.."

Sakura menangis, tidak memedulikan kakaknya yang terlihat meremehkan dirinya, memandang adiknya remeh karena terlihat sangat cengeng.

" Kau menangis ? Hanya begitu saja kau sudah menangis ? Salahmu adalah kau datang ke keluarga kami dan menjadi adikku. Itulah salahnya." Tayuya Kembali tersenyum dan menarik kerah baju sakura, gadis itu kembali terisak mendapat perlakuan kasar dari kakaknya.

" Hentikan." Sakura tau kalau kata-kata nya tak akan di dengar oleh Tayuya, tapi sudah cukup ! Sakura tak ingin lagi menderita karena sudah lama ia menjalani kehidupan pahit.

" Kalau aku tidak mau ? apa yang akan kau lakukan kepadaku, bocah ?" Tayuya terus menerus membuat amarah sakura meluap-luap. Sekarang tak salah jika gadis ini marah.

" Diam !" Sakura sudah tak kuat, dirinya mendorong tubuh Tayuya dengan sangat kencang sehingga membuatnya terlempar kebelakang.

" Kurang ajar!"

Tayuya berdiri dengan cepat, rasanya harga dirinya hancur jika hanya dorongan saja yang membuatnya roboh tak berdaya.

" Kau bilang aku apa ? Bocah ? Harusnya aku yang menyebutmu begitu, bocah !" Sakura membalikkan kata-kata yang sebelumnya dikatakan oleh kakaknya dengan cepat.

" Kau sudah dewasa ternyata. Tapi jangan sok, hanya sikapmu yang di luar saja yang berani. Kau aslinya sangat pengecut." Tayuya tersenyum penuh kemenangan melihat sakura yang terlihat tak berdaya mendapat perkataan begitu.

" Benar, nee-san. Aku memang pengecut dan tidak berdaya saat mendapat kata-kata darimu.", " Tapi setidaknya aku bisa mandiri Selama ini, hidup dengan baik tanpa masalah sebelum akhirnya kau datang kembali ke dalam hidupku.",

" Aku bukanlah anak manja yang selalu saja meminta kepada orang tuanya, aku besar dengan hidup mandiri sebisaku.", " Bahkan, kapan aku meminta uang pada ibu ? Tak pernah kan ?"

Tayuya kembali tersenyum setelah tau apa maksud yang di katakan adiknya ini. Sebuah kata-kata hinaan yang halus, jika kau orang yang tidak peka kau pasti tidak akan mengerti jika itu hinaan yang menyakitkan.

" Terima kasih atas kata-kata manis yang telah kau katakan." Ada penekanan di sana. Tayuya menyingkir dan dengan cepat kembali masuk ke dalam rumah.

" Kau tidak bisa menolak jika kau akan selalu kalah dalam perdebatan denganku, nee-san." Sakura tersenyum melihat Tayuya yang terlihat kalah di depan matanya.

Tapi sakura yakin kejadian seperti ini akan terus ada, selama dia belum puas melihat sakura menderita ini pasti Tak akan selesai dengan cepat.



















TBC.

VOTE N COMMENT NYA DITUNGGU.

TIDAK SENDIRI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang