Bagian 19

1.7K 104 0
                                    

Sakura melihat sekitar, Kakashi tengah melambaikan tangannya menyapa sakura, sakura langsung datang tanpa banyak pikir, di lihatnya wajah Kakashi yang tidak bisa ia tebak, marah? Sepertinya tidak, tersenyum? Oh tidak! Karena dia terlihat datar.

" Maafkan aku, tadi macet di jalan, aku tidak bisa mengebut." Ucap sakura sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, " Oh, tidak apa-apa, Apakah liburannya menyenangkan?" Sakura mengangguk dengan cepat.

" Anda tidak marah, kan?" Tanya sakura gugup, dia dan Hinata terlambat dua hari masuk kerja, dan ia yakin Kakashi marah.

" Marah? Tentu saja tidak, ikut saja ke ruang kerja, ada hadiah kecil." Kakashi membuat sakura binggung, tapi sakura mengikuti Kakashi tanpa basa-basi.

Sesampainya di sana, Kakashi duduk di ruang kerjanya sementara sakura hanya diam karena binggung, " Apakah saya berbuat salah?" Ucap sakura pelan seperti gumam.

" Ini," Kakashi menyerahkan dua surat, Sakura hanya melihatnya sekilas dan langsung terdiam kaku, " A- apa ini?" Pikir sakura ketakutan.

" Jadikan ini pengalaman menyenangkan, sejak masuk berkerja kau selalu terlambat, sering bolos dan ambil cuti, aku juga mau untung! Apa kau pikir aku akan santai saja melihatmu dan Hinata yang sering bolos?" Sakura terdiam sambil menatap surat yang diberikan oleh Kakashi, itu adalah surat pengunduran diri.

" Tolong berikan saya kesempatan kedua," sakura memelas, berharap itu berguna, nyatanya tidak, itu bahkan sangat-sangat tidak berguna, Kakashi hanya memutar bola matanya malas sambil tersenyum miring.

" Sa- saya akan berusaha untuk tidak membolos lagi, maaf." Tambah sakura cepat, dan Kakashi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya acuh, " kau selalu mengatakan hal itu, sampai bosan aku dibuatnya."

" To- tolonglah, percayalah kali ini kepada saya. Saya tidak akan mengambil cuti lagi, saya janji."

" Maaf, Sakura-san, keputusan saya sudah matang, dan tolong berikan surat itu kepada Hinata." Kakashi membuka pintu keluar, hanya melirik sakura sekilas kemudian pergi.

.
.

Sakura berjalan dengan lemas menuju apartemennya, tak dapat Sakura katakan betapa sedihnya ia saat ini mendapatkan kabar super mengejutkan dari bosnya.

" Sakura-chan?" Sakura menoleh, dia terkejut melihat Shikamaru dan Kiba yang berada di dalam mobil tengah menatapnya.

" Kiba-kun? Shikamaru-kun?" Sakura mendekati mobil hitam yang digunakan dua pemuda itu, sakura melihat sekelilingnya menduga ada orang lain.

" Ada apa? Wajahmu sembab." Kiba terlihat khawatir, dia keluar dari mobil dan berjalan mendekati sakura, " Ada apa dengan wajahmu, Sakura-chan?" Sakura hanya diam, tak tau harus menjawab apa, dia hanya diam dan gugup.

" I- itu, tadi aku berjalan ke parkiran, dan menubruk salah satu mobil, dan tentu aja itu sakit, jadi.. Aku menangis." Sakura tersenyum mencoba untuk tidak ketahuan, tapi Kiba terlihat curiga, " Jika ada masalah kau bisa beritahu kami." Shikamaru tersenyum manis.

" Ya, terima kasih, kawan-kawan."

" Ngomong-ngomong, bukankah harusnya kalian masih liburan di villa Sasuke?" Kiba dan Shikamaru menggeleng, " Setelah kau pergi, liburannya selesai, dan kami juga pergi, semuanya bubar." Sakura merasa bersalah mendengarnya, harusnya sakura tak pergi, hanya saja panggilan Kakashi membuat semuanya kacau.

" Baiklah, kami harus pergi, ada pertemuan keluarga." Shikamaru tersenyum manis, sementara Sakura hanya terdiam.

" Ingat ya, jika kau butuh sesuatu kau bisa hubungi kami." Kiba mengelus rambut panjang Sakura lembut dengan penuh kasih sayang.

" Baiklah, kiba-kun."

" Arigatou." Kiba dan Shikamaru mengangguk, dan pergi dari sana setelah mengatakan apa yang ingin mereka katakan.

.
.

Sakura membuka pintu apartemennya dengan kunci, dia ingat bahwa yang dipecat bukan cuma dirinya saja, Sakura jadi binggung mau mengatakannya seperti apa nanti saat bertemu dengan Hinata.

" Apa yang kau pikirkan?" Sakura terbelalak kaget, orang yang sedang ia pikirkan tiba-tiba saja sudah muncul di depannya dengan senyum manis.

" Huh? Apa yang kau lihat? Jawab aku dulu, wajahmu pucat, apa yang terjadi?" Sakura benar-benar binggung, dia tidak tau harus menjawab apa.

" Ayo katakan, hey! Kedua matamu juga sembab, sebenarnya ada apa sih?" Hinata mendekat, melihat kedua mata Sakura yang terlihat hitam karena bekas menangis, sakura benar-benar binggung, dia frustasi sekarang!!

" Apa yang kau sembunyikan dariku? Jawablah, jangan sembunyikan apa-apa! Kau habis menangis, matamu sembab dan hitam, sebenarnya ada apa sih?" Hinata khawatir, keadaan sakura benar-benar buruk, rambut acak-acakan, mata sembab, pakaian yang berantakan, dua dokumen yang dibawanya hampir jatuh, ini parah!!

" Ya Tuhan!! Cobaan apa ini yang kau berikan kepadaku? Kenapa tiba-tiba saja ada Hinata yang muncul? Aku belum menyiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini!!" Sakura sangat-sangat stres seharian ini, dan di tambah frustasi karena binggung melihat Hinata.

Hinata sudah sangat khawatir, sudah semua pertanyaan ia lontarkan, gadis itu bahkan tidak menjawabnya, " Sakura, kau harus mengatakan segalanya kepadaku." Hinata benar-benar binggung, Sakura tidak mengatakan apa-apa sedari tadi, mulutnya terkunci rapat.

" Tunggu! Aku akan panggil dokter." Hinata memikirkan ide itu, sebelum ia bergerak ia mendapatkan kata-kata yang membuatnya terdiam kaku.

" Kita dipecat, Hinata."














TBC.

VOTE N COMMENT NYA JANGAN LUPA

TIDAK SENDIRI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang