Seline belum bisa mencerna dengan baik saat sebuah tangan kuat menahan tubuhnya yang terjungkal ke belakang, dia menoleh dan mendapati putra bungsu dari keluarga Cirillo di sana. Aldrider Cirillo.
Setelah memperbaiki posisi berdirinya, Seline berdiri canggung sambil mengambil jarak dari pria itu. "Te-terima kasih," ucap Seline.
"Kakak baik-baik saja?" Tanya Aldrid memperhatikan setiap bagian tubuh wanita itu, berjaga-jaga jika ada sebuah luka pada tubuhnya.
"Saya baik-baik saja, Pak."
"Pak? Tidak-tidak, jangan panggil Pak. Aldrid saja."
"Tapi-"
"Aaahh... Pak... Aaargghh..."
"Jangan coba-coba menyentuh atau melukai tunanganku!" Peringat Alcan, "terlebih kau membuat dia menangis. Aku tidak akan membiarkannya! Tidak akan!"
Suara Alcan terdengar begitu dingin menusuk, membuat beberapa orang bergedik ketakutan. Seline tidak dapat melihat bagaimana ekspresi wajah pria itu, tapi entah mengapa rasanya hangat saat mendengar kalimat yang penuh peringatan itu. Seline bahkan tidak mengira bahwa Alcan berada di sini kurang dari 10 menit, membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk menyebrang dari gedung besar tempat ruangan Alcan berada ke gedung dimana dirinya saat ini berada. Seline saja waktu itu membutuhkan waktu 16 menit untuk tiba di gedung ini, itupun disertai napas yang ngos-ngosan.
"Kalian berdua saya pecat!" Suara Alcan kembali terdengar, orang-orang terkesiap mendengarnya ucapannya yang tak terbantahkan.
"Jangan Pak! Apa salah kami? Selama ini kami berdua bekerja dengan sangat baik, kinerja kami tidak pernah salah dan menurun," Vina mencoba melakukan pembelaan.
"Salah kalian?" Alcan menggeram, dia mencengkram lengan Vina, mendekatkan wajah mereka hingga membuat gadis itu menelan ludah, tangannya yang satu tetap memegang kuat tangan Gea. "Kalian menghina tunanganku! Bahkan mencoba melukainya, kalian pikir aku akan menerima itu?"
"Tu-tunangan?" Vina tidak bodoh, dia tahu siapa tunangan yang dimaksud pria bermata tajam itu, tapi sisi lain dari dirinya menampik fakta itu.
"Seline, dia tunanganku!" Ujarnya penuh penekanan.
"Ta-tapi Pak, Bapak tidak salah? Dia hanya..." Vina berusaha menyadarkan Alcan, merasa bahwa pria itu telah diguna-gunai oleh Seline.
"Putraku tidak akan salah!"
Suara itu memotong kalimat Vina, dengan anggun dia memungut cincin berlian yang sempat dibanting oleh Gea, lalu berjalan mendekati Vina dan Gea yang berada dalam cengkraman putranya. "Seline adalah tunangannya, dan siapa kamu sehingga berani mempertanyakan keputusan serta pilihan putraku?" Kali ini mata Mulan menyorot tajam pada keduanya.
Ketiga anggota keluarga Cirillo berada di sini, sebuah pemandangan langka yang rasanya sulit dipercaya. Tentu saja hal itu membuat Vina mengerut ketakutan. Anggota keluarga Cirillo jarang--dan mungkin hanya dapat dihitung dengan jari--menginjakkan kaki mereka di gedung khusus karyawan Varcolac Group. Jika mereka bertiga sampai berada digedung ini dalam waktu bersamaan, itu dikarena satu alasan... Kesalahan bodoh yang baru saja ia lakukan pada wanita yang kini berdiri tepat di sebelah Aldrid.
"Dan kamu..." Mulan membelai rambut Gea, "tak ada seorang pun yang pernah memegang cincin ini selain menantu dari keluarga Cirillo," tangan cantiknya yang membelai rambut itu menyusuri bagian dalam rambut Gea hingga mendekati tengkuknya, "bahkan tak ada yang berani membantingnya ke tanah."
Saat itu juga bola mata Gea membelalak lebar, Mulan menarik rambutnya dengan kencang. Dia ingin berteriak, tapi tangan Mulan juga menekan tengkuknya hingga suaranya tak mampu keluar, orang-orang memandang heran padanya. Apa yang dilakukan Mulan tidak terlihat oleh orang disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The OffSpring
WerewolfAku terjebak, tak ada jalan lain untuk mundur dan aku tak akan pernah bebas dari ikatan takdir yang telah tertulis dalam catatan hidupku. Aku penggemar kisah fantasi, tapi tak pernah menyangka bahwa kisah itu akan terasa nyata saat ini. Saat ia berg...