Cahaya matahari perlahan menyusup masuk melalui celah lubang angin, menyinari wajahnya yang polos kelelahan, menampakkan sisa-sisa dari kegiatan panas semalam bersama pria yang setia terus memeluk tubuhnya dari belakang dengan erat. Perlahan matanya terbuka, menampakkan iris mata aslinya yang berwarna kecoklatan. Dia mengerjap-ngerjap, berusaha mengumpulkan sebagian kesadarannya. Lalu saat menyadari sebuah tekanan yang membelit pinggangnya dengan erat, wanita itu segera menoleh dan mendapati Alcan yang tertidur pulas tepat di sebelahnya.
Untuk beberapa saat, wanita yang tidak lain adalah Seline sekaligus Serena itu mengerutkan keningnya melihat pemandangan tak biasa, kemudian kilasan peristiwa semalam seolah menghantam memori penyimpanan otaknya dan...
"Aakkh!!"
Suara teriakan terdengar akibat dorongan kuat dari Seline, membuat pria itu dipaksa untuk bangun, tubuhnya terjatuh dari atas kasur dengan penampilan polos sepolos bayi yang baru saja lahir tanpa sehelai benang.
Alcan mengeluh kesakitan, tak menyangka paginya akan dimulai dengan kesakitan. Dia mulai bangkit, lalu menemukan wajah cantik dari Seline yang duduk di atas kasur sambil membelitkan seluruh tubuhnya dengan selimut.
Alcan tersenyum simpul, "Pagi cantik!" Sapanya.
Sebuah bantal melayang dengan cepat, mengenai tepat wajahnya.
"Aduuhhh..."
Sekali lagi sebuah bantal melayang ke arahnya, tapi kali ini Alcan berhasil menghindar.
"Say—"
"Tutup mulut!" Seline menyela cepat.
Alcan cukup terkejut mendengarnya. Ditatapnya wajah Seline dengan lamat-lamat, tak ada ekspresi bahagia atau senang di sana, setelah mereka mengesahkan matebond mereka, Seline terlihat begitu marah, berbanding terbalik dengan perasaannya yang membuncah bahagia karena berhasil mengklaim miliknya.
"Kamu—"
"Aku bilang tutup mulut!"
"....."
"Brengsek!"
"....."
"Apa yang kamu lakukan padaku!?"
Nada suara tinggi, wajah memerah akibat marah, dengan sorot mata tajam. Memperlihatkan sesosok wanita dewasa dengan aura yang begitu kuat, berbanding terbalik dengan sosok wanita dengan sifat kekanakannya yang selama 2 bulan ini diperlihatkannya.
Alcan memperbaiki posisinya, ia mengambil tempat dipinggir ranjang, mengabaikan kepolosan tubuhnya. Kembali wanita itu melemparkannya sebuah guling padang dengan mata melotot akibat melihat tubuh polos Alcan.
"Pakai bajumu Alpha mesum!" Katanya.
Alcan tidak mengindahkan, ia hanya menggunakan guling tersebut menutupi bagian intim tubuhnya. "Seline?" Panggilnya.
Yang dipanggil tidak menyahut dan hanya menatapnya datar.
"Kamu Seline, bukan?"
"Tcih," decihnya sambil mendengus.
"Kamu... Apa yang terjadinya?"
"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang sudah kamu lakukan padaku?" Matanya terus menatap tajam.
"Apa? Aku tidak melakukan apapun."
"Jangan pura-pura bodoh," ketusnya. "Ini kamarku, meski aku tidak mengingat beberapa hal, tapi ini adalah kamar pribadiku. Kamu bahkan tidak pernah sekalipun menginjakkan kakimu di kamar ini semenjak aku menempatinya 2 bulan ini. Dan siapa yang memberimu hak untuk berada di atas kasurku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The OffSpring
LobisomemAku terjebak, tak ada jalan lain untuk mundur dan aku tak akan pernah bebas dari ikatan takdir yang telah tertulis dalam catatan hidupku. Aku penggemar kisah fantasi, tapi tak pernah menyangka bahwa kisah itu akan terasa nyata saat ini. Saat ia berg...