Part 14

2.9K 316 12
                                    

10 Oktober 2017. 08:40

"Seline?"

"Seline, kau mendengarku?"

"Ya, aku mendengarmu."

"Syukurlah, daritadi aku memanggilmu tapi kau tidak memberi respon."

"Kita dimana?"

"Di Kerajaan Blue Argentum."

"Apa?"

Pintu kamar berukir itu terbuka, menampakkan Ratu penguasa kerajaan  beserta peri pelindungnya yang berjalan memasuki kamar lalu mendekati ranjang tempat dimana ia berbaring saat ini.

"Selamat pagi Luna Seline!" Sapanya dengan suara lembut.

*****

Puerdem Pack. 12 Oktober 2017. 09:00

Sinar mentari perlahan menyusup ke dalam melalui celah-celah lubang angin kamar, lalu sinar itu menyinari seseorang yang duduk di bawah pinggir ranjang dengan kepala menunduk dalam kegelapan, dia di sana sudah 2 hari lamanya, tanpa berniat keluar sedikitpun atau beranjak dari posisi duduknya. Rambutnya begitu berantakan, dasi yang melekat di lehernya telah dilonggarkan, beberapa kancing bajunya terputus dan menampakkan liat otot tubuhnya yang berwarna kecoklatan, di tangannya terdapat sebuah kalung berbentuk bunga dahlia di tengah pola bulan sabit, kalung yang terlepas secara tidak sengaja setelah ia melepaskan cengkramannya dari leher sang belahan jiwa.

Pintu kamar terbuka dengan suara bantingan yang cukup keras, diikuti dengan seruan seorang wanita yang melangkah masuk ke dalam kamar. Wanita itu menatap sekeliling kamar, kamar yang begitu berantakan... Seprai yang telah terlepas dari tempatnya, bantal dan guling yang sudah tak terbentuk dengan isi yang berhamburan, pecahan kaca yang berserakan hampir disetiap sudut lantai, beberapa gelas botol minuman terletak tak beraturan di dekatnya, meja nakas dan lampu  tidur yang hancur akibat bantingan dari kedua tangan pria itu.

"Kak Alcan!" Wanita berambut sebahu itu mendekatinya, ia menangkup wajah pria itu untuk menyadarkannya. "Kak Alcan baik-baik saja?" Tanyanya dengan ekspresi dan nada khawatir.

Alcan mengangkat kepalanya menatap wanita itu, tatapannya tidak fokus. "Kamu... Siapa?"

"Ini aku Kak, kakak tidak mengenalku?"

"Kamu..." Alcan memajukan kepalanya, lalu menyusupkan kepalanya pada bahu wanita itu yang secara otomatis menegang seketika, Alcan terlihat mengendus-endus aroma dikulitnya, mencoba mencari aroma kesukaannya pada kulit wanita itu.

Astaga... Kapan terakhir kali Alcan sedekat ini padanya, saat ia masih berusia 7 tahun sepertinya. Setelah itu ia beranjak remaja dan Alcan tak pernah lagi membiarkan dirinya berada dalam jarak 1 meter darinya. Kini pria itu terasa begitu dekat, sangat dekat seperti apa yang selama ini ia mimpikan. Mungkinkah...?

Baru saja ia ingin merengkuh tubuh kokoh Alcan kedalam pelukannya, tubuhnya langsung terdorong ke belakang dengan kasar.

"Menjauh!" Alcan mendesis tajam.

"Kak—"

"Kau bukan dia, menjauh dariku!"

Iris mata sebelah kanan pria itu berubah menjadi silver.

"Jangan menyentuhku! Aromamu berbeda, kau bukan dia!" Katanya lagi.

"Kak, ini aku... Kak Alcan tidak mengingatku?"

"Aku?"

Alcan menatapnya dengan kening berkerut samar, dikedipkan matanya berkali-kali untuk melihat wajah di hadapannya lebih seksama, sepertinya  alkohol yang telah diminumnya mempengaruhi penglihatannya,

The Story Of The OffSpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang