Part 6

4.1K 389 3
                                    

"Sampai kapan kau mengurungnya Kak?" Protes gadis itu.

Yang ditanya malah fokus membaca lembaran kertas di atas mejanya.

"Astaga Kak, Kakak tidak lihat dia sudah ketiduran disini."

"Diamlah Mayla, kau hanya akan membangunkannya," jawabnya datar.

Mayla kembali masuk ke ruangan Alcan setelah ia, Mulan, dan Aldrid meninggalkan mereka berdua, Mulan dan Aldrid telah kembali ke Pack, sedangkan Mayla memutuskan untuk tetap tinggal, entah apa yang terjadi antara Alcan dan Seline setelah meninggalkan mereka berdua beberapa jam lalu, tapi saat ini ia menemukan Seline tertidur pulas di atas sofa masih dengan setelan kerjanya.

"Memang itu tujuanku, semenjak ia melayangkan protesnya karena pemaksaanmu, dia jadi seperti ini. Kau tidak kasihan melihatnya?" Balas Mayla

Alcan mengangkat kepalanya, ditatapnya gadis miliknya yang  tertidur sejak 3 jam lalu di atas sofa ruang kerjanya. Sungguh polos dan menggemaskan.

Ia bahkan harus membungkam mulut gadis itu dengan mulutnya sendiri didepan ibu serta kedua saudaranya agar gadis itu berhenti untuk menolaknya. Alcan tahu bahwa semua ini begitu sulit dicerna oleh otak Seline yang notabenenya hanyalah manusia biasa, tapi gadis itu sudah ditakdirkan menjadi miliknya. Dan Alcan akan membuat takdir itu menjadi kenyataan.

"Lepaskan dia Kak, setidaknya jangan kurung dia di ruanganmu hanya karena ia sedikit membangkang, biarkan aku membawa dia berjalan-jalan."

"Dan membiarkan dia dilihat banyak pria. Tidak!" Alcan kembali menekuni berkasnya.

"Ck... Aku heran, kenapa semua kaum pria dari bangsa kita sangat posesif? Astaga Kak... ada aku menemaninya, tidak akan ada yang merebut calonmu. Bagaimanapun juga Seline masih tetaplah pegawai di sini, apa yang akan orang-orang pikirkan akan ketidakberadaaannya di meja kubikel miliknya?"

"Semua orang sudah tahu kalau dia tunanganku."

"Ya, dan beberapa orang tidak suka dengan fakta itu. Jangan lupa kalau selama hidupnya, Seline selalu mendapatkan perlakuan tidak baik dari beberapa orang yang tidak menyukai keberadaannya."

"Itulah mengapa aku harus segera membawa dia ke Pack dan mengklaim dirinya."

Mayla merasa lelah berdebat dengan kakaknya, dia menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang bersebrangan dengan sofa Seline. "Huuuhhh... Disinilah letak kesalahan para pria, yang mereka pikirkan hanyalah menjadikan apa yang menjadi miliknya benar-benar menjadi miliknya."

"Memang seharusnya seperti itu. Seline mateku dan dia-"

"Apa kau memikirkan apa yang dia inginkan? Apa yang Seline pikirkan tentang semua ini? Apa yang ia rasa?"

Pertanyaan itu membungkam Alcan seketika, perkataan adiknya terasa mengusik pikirannya.

"Dia berbeda Kak, kau dan Dhan tahu itu... Sebagai perempuan biasa, kau tidak mungkin menerima laki-laki yang baru kau temui, terlebih laki-laki itu langsung menciummu dan mengklaimmu sebagai miliknya. Pola pikir dan hidup kita berbeda dengan manusia. Jadi wajar saja jika ia menolakmu."

"Jadi, apa yang harus aku lakukan?"

"Biarkan dia tenang dulu, dan dekati ia secara perlahan."

"Kau tahu kalau Dhan sudah tidak sabar untuk--"

"Ya, aku tahu..." sela Mayla, "tapi Seline tidak akan kemana-mana, dia sudah ditakdirkan menjadi milikmu. Kau tidak mungkin bisa langsung menandainya dan menjadikan ia Lunamu saat ia sendiri belum tahu identitasmu yang sebenarnya Kak. Yang ada malah mungkin Seline akan menjauh darimu."

The Story Of The OffSpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang