Mobil itu memasuki sebuah pelataran luas yang dikelilingi oleh pria-pria bertubuh kekar nan tinggi saat langit mulai nampak berubah menjadi jingga. Hari sudah mulai sore dan Seline dibuat takjub untuk kesekian kalinya, tak pernah menduga bahwa setelah melewati hutan lebat, terdapat sebuah mansion mewah di dalamnya. Ia beberapa kali mengedipkan matanya, seakan tak mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.
Seline memang sudah melihat banyak bangunan tinggi dan mewah, besar serta luas, tapi tak pernah sekalipun ia melihat bangunan indah bagai istana zaman kerajaan. Bisa dikatakan jika saat ini ia terlihat seperti wanita desa yang baru saja tiba dikota, dia tak bisa menahan dirinya untuk berdecak kagum.
Beberapa jam yang lalu Mayla memaksa masuk ke dalam kontrakan kecilnya setelah mereka memenuhi bagasi mobil dengan berkantung-kantung pakaian yang dibeli dari hampir disetiap toko di Mall. Mayla bahkan langsung mengepak seluruh barang-barang miliknya dalam waktu singkat, sangat singkat karena wanita itu melarang Seline mengambil seluruh pakaiannya, ia mengatakan bahwa pakaian Seline terlihat lusuh dan tak cocok untuk dipakai selama ia pindah sekaligus tinggal bersama keluarga Cirillo. Seline sempat mendengus sebal mendengar ucapan itu, padahal ia baru saja membuat keputusan besar untuk tinggal bersama keluarga Cirillo, hanya karena mempertimbangkan perasaan Alcan padanya yang terlihat serius dan Mayla sudah mulai mengatur serta mengomentari isi lemarinya. Entah apa yang tadi ia pikirkan sehingga membuat keputusan tersebut secara terburu-buru.
Setidaknya apa yang dilakukan oleh wanita itu ada benarnya, pakaian miliknya yang hanya terdiri beberapa lembar kaos itu memang tak cocok dipakai di mansion megah milik keluarga Cirillo, bukan hanya pakaiannya saja, dia juga masih merasa sangat tidak cocok berada di tengah keluarga Cirillo.
"Kamu akan terus duduk di dalam sana Seline?"
Suara Mayla mengalihkan tatapan Seline pada bangunan mansion, mobil yang ia tumpangi telah berhenti tepat di depan mansion, Mayla kini berdiri diluar mobil menunggunya. Seline melangkah keluar, saat kakinya berpijak... Hembusan angin lembut tertiup, seolah menyambut kedatangannya. Kaki Seline terasa goyah disertai pening luar biasa yang merambat ke kepalanya, lalu tanpa ia sadari... Kumpulan pria bertubuh kekar mendekatinya sambil menatap Seline dengan pandangan aneh.
"Stop!!" Mayla merengkuh tubuh Seline yang mulai limbung. "Apa yang kalian lakukan?" Suara Mayla melingking memperingati, gadis itu mengeluarkan wolf tonenya.
Suara gadis itu membuat para pria bertubuh kekar itu menghentikan langkahnya, namun tatapan mereka masih tertuju pada Seline. Mereka tahu bahwa putri Dynen membawa seorang gadis manusia ke dalam wilayah Ciril, sudah ada beberapa manusia yang tinggal di wilayah Ciril tapi tak pernah sekalipun mereka memasuki wilayah mansion utama milik keluarga Cirillo dan sesuatu di dalam diri gadis itu membuat mereka seakan tertarik mendekatinya.
"Sel, kamu baik-baik saja?" Tanya Mayla sembari menepuk-nepuk pipi Seline.
"Huh... Aku... Aku..." Seline tampak lemas dan matanya tampak tidak fokus.
"Astaga Sel, apa yang terjadi padamu? Berhenti kalian!!" Mayla kembali memekik kencang, menghentikan para pria yang kembali mendekati Seline. Ia mulai kewalahan menahan tubuh Seline.
"Kak Mayla kenapa teriak begitu? Suara Kakak terdengar sangat lengking sampai... Shit!!" Aldrid yang melangkah keluar dari dalam mansion langsung menghentikan kakinya serta menutup hidungnya. Umpatan kecil tak terhindarkan keluar dari mulutnya. Ia menatap Mayla yang kini menahan tubuh Seline, juga para pria yang bertugas menjaga setiap sisi mansion.
"Aldrid, jangan berdiri saja, bantu Kakak membawa Seline! Dia terlihat sangat aneh sejak tiba dan mereka juga ikutan aneh," kata Mayla menunjuk seluruh pria yang masih mengelilingi dirinya dan Seline. "Kak Alcan akan sangat marah jika tahu mereka mencoba mendekati Seline. Aldrid! Kenapa hanya diam saja? Cepat bantu aku?! Dan jauhkan mereka dari Seline."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The OffSpring
Lupi mannariAku terjebak, tak ada jalan lain untuk mundur dan aku tak akan pernah bebas dari ikatan takdir yang telah tertulis dalam catatan hidupku. Aku penggemar kisah fantasi, tapi tak pernah menyangka bahwa kisah itu akan terasa nyata saat ini. Saat ia berg...