Waktu terus bergulir tiada henti dan tanpa terasa telah terhitung 3 hari Seline lalui di mansion mewah milik pria yang mengklaim dirinya sebagai tunangannya. Berada ditengah keluarga Cirillo memang menyenangkan, Aldrid yang ceria sering menghibur dan membuatnya tertawa, Mayla yang selalu mengajaknya menghabiskan waktu di dalam kamarnya berjam-jam hanya untuk berdandan dan sedikit bergosip, lalu ada Mulan yang begitu memperhatikannya bagaikan seorang ibu yang tak pernah ia miliki, yang terkadang membuat rasa haru menyelimuti hatinya lalu ada Hana yang terus berada di dekatnya dan bersikap layaknya teman yang baik. Segalanya begitu menyenangkan, berbanding terbalik dengan kehidupannya yang dulu, hidup sendiri tanpa seorangpun yang peduli padanya. Meski ada beberapa pelayan mansion yang terkadang terlihat begitu tidak menyukai kehadirannya, menatap sinis sekaligus mencibirnya, itu tidak masalah... itu hak mereka, Seline tidak bisa membuat mereka semua menyukai dirinya, yang terpenting anggota keluarga Cirillo menerima dirinya dengan baik.
Seline telah berdiri di sana sejak sejam yang lalu, berdiri di dekat jendela yang terbuka sambil terus menatap lurus ke arah dinding coklat dengan 1 pintu berkarat sebagai satu-satu jalur keluar masuk yang bisa dilalui. Dinding yang cukup besar, melindungi apapun yang berada di dalamnya, sudah sejak tadi Seline terus memperhatikannya, memperhatikan bagaimana beberapa pria bertubuh kekar melangkah keluar masuk melewati pintu berkarat tersebut, pria kekar yang merupakan pengawal sekaligus penjaga kediaman Cirillo.
Penasaran?
Tentu saja Seline penasaran, sejak pertama kali Seline melihat dinding coklat itu, Seline dibuat bertanya akan hal apa yang terdapat dibaliknya, tapi layaknya seorang yang dilarang untuk memasuki wilayah dinding coklat tersebut, Seline terus diawasi terutama oleh Hana yang selalu berada didekatnya. Dan sepertinya Seline tak bisa membendung rasa penasarannya lagi, sudut bibirnya terangkat... sebuah rencana kecil tersusun rapi di otak cantiknya.
Seline tersentak saat merasa sesuatu melingkari pinggangnya dari belakang.
"Cantik..." gumamnya, dia meletakkan dagunya tepat di atas bahu Seline.
"Kamu... bagaimana bisa masuk?" Tanya Seline melihat wajah pria itu dari sudut matanya.
"Kamu terlalu serius memperhatikan ke arah luar sampai tidak merasakan kehadiranku," ucapnya. "Kamu tidak merindukanku?"
"Kamu merindukanku?" Tanya Seline balik.
"Selalu," jawabnya lembut.
Seline tidak mengucapkan apapun lagi, ia lebih memilih diam sambil menikmati dekapan hangat Alcan di pinggangnya. Rasanya begitu nyaman hingga dia ingin terus berada di dekat pria itu, pria yang baru saja menemuinya setelah kejadian 3 hari lalu di ruang makan. Mengingat kejadian itu, Seline kembali melirik Alcan yang kini tengah memejamkan matanya, menikmati pemandangan indah yang terpahat sempurna pada wajah pria itu. Sering ia bertanya pada dirinya sendiri akhir-akhir ini, apa betul Alcan ditakdirkan untuknya? Apa dia seberuntung itu mendapatkan pria seperti Alcan? Pria tampan dengan kekayaan serta kekuasaan yang diimpikan kebanyakan wanita?
Seline tak pernah berharap atau bermimpi hingga menembus langit ke tujuh, mampu menghidupi segala kebutuhannya sudah terasa cukup baginya, ia sangat jarang menginginkan barang bermerek dan mewah, mendapatkan seorang pria biasa yang bertanggungjawab, berkomitmen, dan menyayanginya sudah terasa cukup bagi Seline, dia tak mau bermimpi indah. Apalagi bermimpi menjadi tunangan pewaris Varcolac Group. Tapi entah mengapa ia terjebak pada pria ini, kenapa harus dia? Kenapa dialah yang terseret masuk ke dalam kehidupan Alcan yang penuh misteri?
"Aku tahu aku tampan," ucap Alcan tanpa membuka matanya.
Seline mengerjap, baru tersadar jika sejak tadi menatap wajah tampan Alcan, pipinya mulai bersemu karena telah ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The OffSpring
Manusia SerigalaAku terjebak, tak ada jalan lain untuk mundur dan aku tak akan pernah bebas dari ikatan takdir yang telah tertulis dalam catatan hidupku. Aku penggemar kisah fantasi, tapi tak pernah menyangka bahwa kisah itu akan terasa nyata saat ini. Saat ia berg...