After Sunrise - 16. Hadiah

105 2 0
                                    

Sambil membicarakan soal basket, mereka berdua jalan keluar kamar menuju ke parkiran mobil untuk pergi ke tempat makan.

"sekarang kamu main posisi berapa?" Tyra semakin penasaran soal basket.

"aku sekarang posisi satu, dua, sama tiga kadang kalau lagi kepaksa main empat sama lima juga" jawab Kevin.

"cuma yang mutlaknya sih posisi dua, bagian poin yang hobinya bikin poin gitu sist. Walaupun aku masuknya ke bigman tapi posisi lima 'kan diisi Jovan" lanjut Kevin menaikkan alisnya dengan senyuman sombong yang minta dilempar batu bata.

"suaminya Aya yang ganteng ini 'kan akurasi three-point-nya 50% kadang enam dari enam terus free-throw-nya sampe angka 83%" tambah Kevin memaparkan data statistiknya.

"oo gitu ya bro nanti Aya yang kalahin deh semua statistiknya Kevin" Tyra mengusap wajah Kevin dengan kasar.

"kaya yang mau main basket aja" timpal Kevin menggoda Tyra. Tyra menyeringai dan menggaruk puncak kepalanya menandakan kalau apa yang Kevin katakan itu benar.

"kamu mah ga cocok jadi pemain basket, cocoknya jadi ibu rumah tangga, jadi istri sama mama yang baik buat daddy'Orlando sama Kevin Yonas Junior nanti ahahaha"

"ih jijik bangetlah daddy'Orlando"

Suara elevator berbunyi menandakan mereka sudah sampai di lantai bawah tanah di tempat parkir mobil. Keduanya berlarian seperti anak kecil menuju ke mobil. Ntah mereka kesambet apa, berlari-lari kecil sambil bercanda.

Mobil Kevin sudah melaju keluar dari tempat parkir hotel. Menelusuri jalanan Kota Jakarta diakhir hari minggu. Mereka tidak punya tempat makan yang dituju.

"aku pengen dimsum tapi yang pinggir jalan gitu ada ga sih di sini?" tanya Tyra.

"SAMA YA AKU JUGA MAU tos dulu dong. Kita emang selalu sehati yah" teriak Kevin lalu mengajak Tyra tos.

"harusnya ada, kita cari daerah sini ya, Ya" lanjutnya.

Tidak lama, mereka menemukan apa yang mereka mau. Tenda di pinggir jalan yang menjual dimsum dan juga makanan ringan lainnya.

"di situ aja mau?" tanya Kevin menunjuk pada tenda biru di depan mobil mereka.

"boleh yuk". Kevin memarkirkan mobilnya berdekatan dengan tenda biru tersebut.

Tyra memesan beberapa menu sementara Kevin hanya mengikuti apa yang Tyra mau. Semuanya bagaimana Tyra, apa yang Tyra makan ya akan dia makan juga.

"yang mau makan 'kan kamu kenapa aku yang pesen banyak ya?" tanya Tyra saat semua makanan yang dia pesan sudah ada di depan matanya.

"gapapa kamu yang pesen, aku yang abisin kaya biasanya jadi tetep aku makan lebih banyak dari pada kamu, Ya" Tyra menyeringai menunjukkan deretan gigi putihnya.

"dah ayo makan jangan diliatin doang. Soalnya yang enak buat diliatin mah kamu bukan ini, Ya" ajak Kevin.

"kan mulai kebiasaan gombalnya teh keluar" jawab Tyra.

"ya atuh da kumaha sudah mendarah daging kemampuan gombal aku teh" balas Kevin. Logat Sunda kental terdengar dalam cara dua orang asli Sunda ini berbicara.

"sambel ga?" tanya Tyra. Kevin menggelengkan kepalanya.

"aku ga bisa makan pedes sama kaya kamu sayang"

Tyra baru tau kalau Kevin tidak suka makanan pedas sama seperti dirinya yang tidak bisa makan makanan pedas kecuali mie instan dan sambal pecel lele yang lebih banyak tomatnya dibandingkan dengan cabainya.

After Sunrise (16+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang