After Sunrise - 44. Beasiswa

25 2 0
                                    

Alarm di ponsel Tyra berbunyi. Sudah jam tujuh pagi sekarang. Kevin masih berkutat dengan selimut dan bantal. Sementara tangannya memeluk Tyra.

"Vin bangun, udah jam tujuh" Tyra membangunkan Kevin dengan menepuk pelan pipinya.

"iya bangun laper" Kevin bangun dari kasur dan masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi.

"makan aja yang dipikirin. Istrinya engga" timpal Tyra.

"dipikirin atuh, tapi makan nomer satu, Ya"

Kevin keluar dari kamar mandi dengan celana basket tanpa menggunakan atasan.

"iii pake baju" pinta Tyra.

"iya ini dibawa bajunya" kata Kevin.

"kenapa ga dipake sih?"

"panas beb"

"iiii pake bajunya ah" pinta Tyra.

"ntar aja sambil jalan" balas Kevin.

"ihh nanti banyak yang liaaat ga boleee" kata Tyra.

"iya iya engga, ini bajunya aku pake" Kevin memakai kaos coklat hangat yang dia bawa dari tadi.

"nah kalau gini 'kan enak" kata Tyra.

"eh tadi kamu mandi ga?" tanya Tyra.

"engga. Nanti aja mandinya abis basket biar sekalian"

Belum jam delapan, Akbar sudah menelepon Tyra untuk memberi kabar kalau dia sudah ada di lobi hotel.

"Abay telepon, katanya udah di lobi" kata Tyra.

"rajin amat anjay. Kamu ada barang yang masih di kamar ga? Kalau ga ada kita langsung aja kasian si Abay nunggu kita lama" tanya Kevin.

"engga da udah semua aku bawa. Jadi bisa langsung ke sekolahnya. Kamu makan jangan kebanyakan nanti malah sakit perut" Tyra mengingatkan Kevin.

Selesai makan, Kevin dan Tyra buru-buru menemui Akbar di lobi hotel. Akbar sudah siap dengan jersey milik SMAN 1 Cimalaka.

"lu basket juga, Bay?" tanya Kevin.

"iya, Kak" kata Akbar.

"lu sekarang kelas sepuluh?" tanya Kevin.

"iyaa"

"kalau lu ada potensi, mau ga pindah ke Bandung? Beasiswa basket Pelita Bangsa" Kevin menawarkan satu tawaran yang diinginkan hampir semua anak basket di Jawa Barat. Beasiswa basket Pelita Bangsa.

"Abay takut, Kak"

"kenapa harus takut?"

"anak-anak basket Pelita Bangsa 'kan pasti ganteng, tinggi, putih. Lah Abay apaan coba" kata Akbar merendahkan dirinya.

"woii lu ganteng tau, Bay" kata Tyra.

"tuh Tyra aja bilang lu ganteng, Bay"

"Kemarin ya gua perhatiin nih, banyak cewe yang ngeliatin lu, Bay" Tyra menjelaskan.

"mana ada, ngeliatin Kak Kevin kali itu mah" Akbar masih merendahkan dirinya sendiri.

"engga, Bay serius pake banget"

Perdebatan kecil soal Kevin dan Akbar masih terus berlanjut sampai ke mobil. Bahkan sampai ke sekolah.

"lah sekolah masih ada acara?" tanya Kevin melihat lingkungan sekolah yang masih ramai seperti kemarin.

"iya, Kak acaranya dua hari. Yang hari ini edufair aja Kak" jawab Akbar.

"ooo pantesan. Ya udah ayo ke lapangannya" ajak Kevin yang sudah tidak sabar ingin bermain basket dari kemarin semenjak sampai di sekolah. Lapangan basket di sana juga sangat memadai untuk sekolah yang ada di luar kota Bandung.

After Sunrise (16+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang