part 1

28.1K 503 2
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Rindu Stephani binti aryono dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai".

Resmi sudah aku menyandang status sebagai istri Arkana putra wijaya, pria dingin dengan watak keras. Pernikahan yang jauh dari pernikahan impian. Hal itu terjadi begitu saja, setelah papa membuat kesepakatan dengan om santoso wijaya sahabatnya. Dimana 3 bulan yang lalu perusahaan papa mengalami krisis, kemudian om santoso menawarkan bantuan. Papa tidak langsung menerima bantuan om santoso, lantaran papa tidak ingin terlalu banyak berhutang budi. Hingga akhirnya pernikahan ku dengan arkan lah yang menjadi solusinya.

Setelah pernikahan Arkan langsung memboyong ku kerumah pribadi nya. Susah rasanya untuk menyesuaikan diri dengan suasana baru. Apalagi suasana kamar Arkan yang di bilang agak menyeramkan yang lebih di dominasi dengan warna gelap, sesuai dengan sifatnya yang tertutup.

"Jangan pernah sekalipun kau berfikir merubah tatanan dirumah ini, barang-barang dirumah ini jauh lebih berharga dari pada dirimu" ujar Arkan yang tiba-tiba berada di pintu kamar.
"Apa maksud mu dengan kata-kata seperti itu, harga diriku jauh lebih berharga dari barang-barang busuk mu ini" balasku dengan sengitnya.
"Kalau kau punya harga diri tidak mungkin kau mau di ganti dengan uang seharga perusahaan papa mu".

Plakkkk
"Jaga mulutmu b*jingan".
"Berani kau menamparku j*lang sialan? Coba lakukan sekali lagi!" bentak Arkan sambil memegangi rahangku dengan kuat. Sakit, itu yang kurasakan saat inu, hingga mata ini terasa panas.
"Sekali lagi kau melakukan itu, akan ku buat kau menyesal seumur hidup". Arkan mendorong tubuh ku dengan kuat hingga terjatuh di kasur, lalu meninggalkan ku dengan air mata yang mengalir.

Sungguh ini bukan pernikahan yang aku inginkan. Andai papa tahu, akankah papa menyesali keputusannya tentang pernikahan ini.

Takdir PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang