part 32

8.6K 272 17
                                    

"Apa???" suara Mas Arkan ini membuatku terbangun dari tidur. Kulihat Mas Arkan terlihat sedang serius berbicara dengan orang yang berada di telvon sana.

"Aku yakin ini semua ulah Dani. Kamu atur saja rencananya, kita harus beri g*y sialan itu pelajaran" Mas Arkan terlihat begitu emosi lalu mematikan telvon nya. Apa yang terjadi sebenarnya?.

"Mas kenapa?" tanyaku.

"Adek udah bangun sayang?. Maaf ya gara-gara Mas kamu terbangun" ujar Mas Arkan menujuku lalu duduk disisi ranjang dan membelai rambutku.

"Kenapa Mas, Apa ada masalah?".

Mas Arkan tidak menjawab pertanyaanku tapi Mas Arkan nampak sedang mengetik sesuatu di handphone nya.

"Adek lihat ini" ucapnya menyodorkan handphone nya padaku.

Mataku langsung terbelalak kaget melihat isi handphone Mas Arkan, rasa kantukku lenyap seketika. Bagaimana tidak, jelas terpampang disana foto Mas Arkan dan Dani yang sedang tertidur disebuah kamar. Terlihat Dani yang tidak memakai baju berada di pelukan Mas Arkan.

"Tidak hanya itu Dek, tapi juga ini" Mas Arkan menyalakan televisi.

Foto-foto yang kulihat sudah beredar di acara gosip. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirku, lidahku terasa kelu. bagaimana ini semua bisa terjadi?.

"Adek percayakan sama Mas" Mas Arkan menggenggam tanganku.

"Adek percaya Mas, Rindu yakin ini ulah Dani" balasku.

"Mas juga berfikir begitu. Mas harus kasih dia pelajaran" Mas Arkan melepaskan genggamannya, lalu membelakangiku.

"Mas harus hati-hati, Mas belum sembuh total. Dani itu orang yang licik, sepertinya dia sangat terobsesi pada Mas. Laki-laki saja bisa tertarik pada Mas, apalagi perempuan, Adek jadi cemas" godaku pada Mas Arkan agar tidak terlalu terbawa emosi. Kulingkarkan tanganku memeluk Mas Arkan dari belakang, kuposisikan daguku dibahu kanannya, entah sejak kapan aku seberani ini menyentuh Mas Arkan tak kupedulikan, yang jelas Mas Arkan cuma milik Rindu Stephani.

"Makasi ya sayang perhatiannya. Adek tenang aja, Dimas bakal bantuiin Mas. Adek kan tahu sendiri kalau Mas adek yang satu itu nggak diraguiin lagi jurus taekwondo nya" Mas Arkan memegang tanganku yang sedang melingkari perutnya.

Semenjak Mas Arkan mengetahui kebejatan Dani, Mas Arkan memecatnya.Mas Arkan menjadikan Mas Dimas sebagai Asistennya, alasannya susah menemukan orang yang bisa di percayai.

"Mas suka adek kayak gini" ucapnya sambil mengelus kepalaku yanh berada di pundaknya.

"Kayak gini maksud Mas?" Ujarku sambil menoleh wajah tampan suamiku.

"Iya, lebih agresif dan lebih manja dari biasanya. Nggak canggung lagi dekat sama Mas, biasanya kan Adek mana mau". Kueratkan pelukanku di perut Mas Arkan.

"Kan suami sendiri, jadi harus di pegang erat-erat gini. Biar nggak disambar sama yang lain" gombalku. Kulihat Mas Arkan tersenyum memperlihatkan gigi gingsulnya, senyuman yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.

"Tu pinter istri Mas, ya udah Mandi dulu sana. biar kita sholat barenh, pagi ini Mas harus kekantor, Mas udah janji sama Dimas untuk membahas masalah ini di kantor" Mas Arkan melepaskan pelukannya lalu mengecup bibirku sekilas.

"Iya Mas".

***

Entah keberanian darimana yang membuatku sekarang berada di depan rumah lelaki yang mencintai suamiku. Rasanya aku harus memberi pelajaran langsung padanya. Sudah cukup selama ini dia merusak pernikahanku dan Mas Arkan. Sekarang dia malah membuat gosip murahan untuk menjatuhkan Mas Arkan. Kupencet bel rumahnya berkali-kali.

Takdir PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang