part 27

7.7K 256 10
                                    

Ini sudah minggu kedua aku bangun lebih cepat, setelah menunaikan ibadah sholat subuh, aku langsung menyediakan sarapan untuk Rindu. Aku tahu kondisi istriku butuh waktu untuk pemulihan. Meskipun tak satu pun sarapan yang kuhidangkan disentuh oleh tangannya, aku tidak ingin menyerah begitu saja. Aku juga selalu mengusahakan untuk pulang cepat dari kantor, agar bisa memasak untuk makan malam kami, meskipun ku tahu Rindu lebih memilih memesan makanan online dari pada makananku, tapi aku tidak ingin menyerah.

"Dek, ini Mas sudah bikinin nasi goreng, trus ini juga ada buah dimakan ya. O ya, Susu nya juga jangan lupa di habisin. Mas berangkat dulu".

BRAKKKK!!!!

Baru saja aku hendak berbalik menuju pintu, Kulihat semua isi nakas terjatuh dan berhamburan di lantai.

"Dek, mungkin kamu bosan melihat hidangan yang selalu Mas taruh di nakasmu. Mas juga tahu kamu tidak pernah menyentuh makanan itu. Tapi apa salah bila Mas berharap suatu saat kamu akan menyentuhnya?. Apakah tidak bisa adek menyembunyikan ketidaksukaan adek dengan Mas?. Bukankah adek setuju untuk memberi Mas kesempatan?. Tapi kenapa adek perlakukan Mas seperti ini?. Sampai kapan kamu mau menghukum Mas Dek?. Jawab dek!".

Rasanya aku begitu hancur, usaha ku sia-sia. Tak mampu kutahan air mata yang kupendam akhir-akhir ini. Hingga kurasakan kaki ini tak mampu lagi menahan tubuh ini, tak ku pedulikan lagi pecahan beling yang mengenai lututku.

"Kenapa adek diam?. Apa adek sengaja membuat Mas mati perlahan?. Apa adek tahu bagaimana Mas bertahan selama ini dari trauma masa lalu Mas yang kelam?. Apakah memang  tidak ada sedikitpun cinta untuk Mas?. Mas selalu berdoa disetiap sholat Mas, Mas selalu meminta agar Allah bukakan hati mu buat Mas. Mas selalu berusaha menjadi suami yang baik untukmu, tapi kenapa dek? Hatimu masih saja seperti batu. Apa salah Mas dek, kenapa Tuhan tidak mengabulkan doa Mas. Meskipun kamu berada di dekat Mas, tapi kamu tidak bisa Mas sentuh, tak bisa Mas miliki".

"Jawab Dek, jangan diam" bentakku sambil memegang kedua pundak Rindu dengan keras. Tak ku pedulikan ringisan dari mulutnya.

"JAWAB RINDU" bentakku lagi,  kupegangi dagunya dengan paksa, agar menatapku. Entah kenapa aku tidak bisa lagi mengendalikan emosiku.

"Sa...sa..kit Mas, lepas" kulihat cairan bening menembus kelopak matanya, jelas terlihat rona ketakutan di wajahnya, hingga membuatku tersadar aku sudah menyakitinya lagi.

"Ma..maaf Dek, Mas nggak bermaksud menyakitimu, maaf" segera ku berdiri dan menjambak rambutku sendiri.

"ARGHHHHHHH".

BRAAAAKKKKK. Tepat tinjuku mengenai kaca meja rias, tak kupedulikan darah yang mengalir di sela-sela jariku. Aku begitu bodoh, aku menyakiti istriku lagi, aku tidak menepati janjiku pada mertuaku. Aku terlalu memaksanya untuk menerimaku, aku masih saja menjadi Arkan yang jahat. Pantas saja istriku sendiri membenciku, disaat dia mencintaiku aku menyia-nyiakannya, disaat dia membenciku aku memaksanya untuk mencintaiku lagi, aku benar-benar egois.

"Mas...." terdengar pelan Rindu memanggilku, aku tahu pasti ketakutan dengan apa yang kulakukan barusan.

"Sekali lagi Maaf Dek, Mas janji ini kata maaf Mas yang terakhir kalinya, Mas tidak akan menyakitimu lagi. Kamu nggak usah takut" perlahan ku ambil pisau pemotong buah yang terjatuh dilantai.

"Hidup Mas sudah tidak ada artinya lagi Dek, ini yang terbaik untuk kita agar kamu tidak tersakiti lagi". Tak kurasakan lagi sakit saat pisau itu menancap tubuhku, aku yakin dengan begini aku tidak akan menyakiti orang yang ku cintai.

"MASSSSSSS" terdengar jelas teriakan Rindu di telingaku, kurasakan dia berusaha menaruh kepalaku di pangkuannya.

"Mas maafin Rindu Mas, jangan tinggalin Rindu, Mas" kurasakan Rindu menguncang tubuhku di pangkuannya, masih terdengar jelas tangisannya.

"Semoga kamu bahagia, Mas sayang kamu" ucapku dengan sisa tenaga yang kumiliki, perlahan kutarik wajahnya mendekatiku, ku kecup bibirnya untuk yang terakhir kalinya, perlahan tangisannya terdengar samar, hingga aku tidak mampu mendengarnya lagi, pandanganku menjadi gelap.

Maafin Mas sayang, Mas kalah oleh ego mas sendiri. semoga kamu bahagia.

***

Haiii pecinta Rindu Arkan🤗

Maafkan jika author update kelanjutannya suka-suka, karena author updatenya tergantung suasana hati author😂
Terimakasih buat pembaca setia yg selalu nungguin kelanjutannya.
Sebenarnya cerita ini pernah author tulis disalah satu grup menulis, tapi dengan judul yang berbeda dan cerita nya belum sampai end. InsyaAllah disini author akan kelarin sampai end.

Salam kenal dari emak satu anak 🤗

Takdir PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang