part 33

7.4K 261 11
                                    


"Ini Mas" kuserahkan handphone ku pada Mas Arkan.

Beruntung sebelum menemui Dani aku sudah mempersiapkan semuanya, sengaja mengaktifkan perekam audio di handphone ku, kulihat Mas Arkan menyerahkan handphone ku pada pengacaranya lalu menujuku dengan wajah yang memerah.

"Ayok ikut Mas" Mas Arkan menarik tanganku agar mengikuti langkah nya.

Sesampainya di ruang kerjanya Mas Arkan langsung memelukku begitu erat.

"Adek nakal ya. Nggak denger omongan Mas, kan Mas nggak bolehin adek kemana-mana. Mas nggak mau Adek kenapa-kenapa sayang" kurasakan kecupan Mas Arkan mendarat di puncak kepalaku.

"Adek minta maaf bikin Mas cemas, Adek juga nggak kenapa-kenapa kok. Adek ngelakuiin itu semua biar orang-orang nggak mandang jelek Mas".

"Lain kali Adek harus dengar omongan Mas ya, jangan nakal".

"Iya suamiku yang paling cerewet". Mas Arkan melepaskan pelukannya lalu menatap wajahku, perlahan tatapan itu semakin mendekat hingga kurasakan sesuatu menyentuh bibirku.

"Awwwww" kurasakan perih pada sudut bibirku.

"Adek kenapa?, sini Mas lihat" jelas raut kecemasan pada wajah Mas Arkan.

"Bibir dalam Adek terluka. Apa ini gara-gara si brengsek itu?. Apa aja yang dia lakuiin sama Adek?" wajah Mas Arkan terlihat memerah lagi menahan emosi.

"Mas harus kasih dia pelajaran sebelum mendekam di penjara".

"Adek ikut" tak mungkin ku biarkan Mas Arkan menemui si Dani, si g*y itu mempunyai otak yang licik.

"Mas Sendiri aja sayang, adek tunggu disini ya" bujuk Mas Arkan padaku.

"Adek ikut Mas" rengekku dengan manja.

"Istri Mas benar-benar keras kepala. Ya udah ayok adek ikut, tapi jangan macem-macem disana".

"Siap bos".

***

"Hai Pak Bos!. Tumben datang kesini".

BUUUGHHHHHH!!!!. Mas Arkan langsung memberi pukulan tepat di wajah Dani hingga membuat dia terjengkang kebelakang.

"Itu untuk fitnah yang kau sebar" Mas Arkan menarik Dani untuk kembali berdiri.

BUUUGHHHHH!!! Mas Arkan memberi pukulan pada wajah dan perut Dani tanpa henti, kulihat Dani tak mampu memberi perlawanan pada Mas Arkan.

"Ini untuk istriku yang kau sakiti, sekali lagi kau menyentuh istriku, akan ku hancurkan hidupmu" ucap Mas Arkan dengan nada tinggi. Setelahnya Mas Arkan segera berbalik menujuku.

"Lu fikir semudah itu menghancurkan hidup saya Arkan wijaya" terlihat Dani menyerang Mas Arkan dengan sebuah balok kayu dari belakang, Mas Arkan yang tak siap tubuhnya di serang rubuh pingsan kelantai.

"MASSSSS" Teriakku.

"Diam kau disana jalang kecil, atau aku lakukan hal yang lebih bahaya lagi" ancamnya sukses membuat langkah ku terhenti menuju Mas Arkan.

"Mumpung kau disini bocah. Akan ku tunjukkan hal baru yang begitu indah untuk kau pandangi" kulihat Dani melepaskan jas dan baju kerja Mas Arkan.

"Jangan kau sentuh suamiku b*jingan" teriakku padanya. Dani benar-benar seperti psikopat, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Kalau aku mendekat pasti dia akan menyakiti Mas Arkan. Ya Allah bantu hamba...

"Tutup mulutmu bocah. Cukup saksikan pertunjukkan nya kalau tidak ingin suami mu mati" Dani mengancamku dengan sebuah pisau ditangannya.

Dani mulai melanjutkan aksinya, dia menaiki tubuh Mas Arkan dan mengerayanginya. Kulihat dia memberi kecupan pada tiap inchi tubuh Mas Arkan, benar menjijikkan.

"Mas bangun Mas, bangun" teriakku,

"Lihat bocah, suamimu menikmatinya bukan. Sudah lama aku menginginkan tubuh ini".

"Kamu benar-benar gila Dani" hardikku.

"Ini belum seberapa bocah, akan ku tunjukkan hal yang lebih gila".

Kulihat Dani mulai melepaskan ikat pinggang Mas Arkan, dia seperti hewan buas di mataku. Apa yang harus ku lakukan ya Allah, bantu hamba....

"BAJINGANNN" dengan cepat kulihat seseorang melewatiku lalu menghajar Dani.

"Belum cukup selama ini kau menghancurkan hidup adikku bajingan" Mas Dimas memberi Dani pukulan tampa henti, Mas Dimas yang terkenal dengan ilmu taekwondo nya menumbangkan Dani tanpa perlawanan yang berarti.

Aku segera menuju Mas Arkan, merapikan pakaian nya, dan mencoba menepuk-nepuk pipinya agar Mas Arkan terbangun.

"Kamu nggak papa Dek?, Mas Arkan kenapa bisa pingsan?" tanya Mas Dimas.

"Nggak papa Mas. Tadi Dani memukul Mas Arkan dengan balok saat Mas Arkan lengah" jelasku.

"Lain kali kalian harus berfikir dulu sebelum bertindak, untuk Mas datang. Perasaan Mas udah nggak enak aja dari tadi, makanya sebelum konferensi pers selesai Mas udah pergi nyusul kalian. Sebentar lagi Polisi juga akan datang kesini" jelas Mas Dimas.

"Iya Mas, makasi udah bantuiin, tapi Mas Arkan belum sadar juga, Rindu takut dia kenapa-kenapa" ujarku. Sekilas kulihat Dani bonyok di seluruh tubuhnya,  terlihat darah juga mengalir dari sudut bibirnya dan hidung.

Tidak beberapa lama kemudian Polisi datang, memakai kan borgol pada tangan Dani lalu membawanya pergi.

"Ayok bantu Mas bawa suami Mu ke mobil, biar Mas antar. Lagian suami mu baru di pukul gitu aja pingsan nya lama kali, Mas jadi ragu kalau dia bisa jagaiin kamu" ucap Mas Dimas sambil melipat tangan di dadanya.

"Massss...!!! " tak tahan rasanya untuk tidak menyubit Mas Dimas, disituasi seperti ini masih saja sempat untuk menegejek.

"Aww sakit dek. Mas becanda juga, kamu mah dari dulu nggak berubah suka nyubit mulu. Gimana nasibnya Mas Arkan nanti kalau kamu cubitin tiap hari" sungut Mas Dimas sambil mengelus lengannya.

"Salah sendiri, mulutnya asal ngomong aja".

"Ya udah ayok bantu Mas, kalau ngelayani kamu debat nggak kelar-kelar sampai subuh".

***

Akhirnya authot bisa nyuri waktu buat update dari si bocil.

Semoga penggemar Rindu Arkan suka ya😍

Takdir PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang