Chapter 7

235 29 0
                                    


KHARIS memasang headphone pink kesayangannya tepat setelah menjatuhkan bokongnya di kursi dekat jendela. Setelah itu giliran Runa yang buru-buru mengambil jatah duduk di dekat jendela yang berhadapan dengan sahabatnya itu.

Ender baru saja akan duduk di sebelah Runa ketika dengan arogan, Remiel menarik kerah jaketnya dan memindahkannya ke sebelah Kharis seperti anak kucing. 

Sementara Abel yang tidak punya pasangan untuk saling berhadapan, akhirnya memutuskan untuk duduk di sebelah Remiel.

"Gue mau deket Runa," protes Ender.

Remiel memelototinya sampai cowok itu menyerah dan membanting tubuhnya ke sandaran kursi.

"Yaelah, Runa kan bukan Mama lo," kata Remiel.

Runa sendiri hanya diam dan segera melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyenderkan kepalanya ke jendela. 

Sebenarnya dia masih mengantuk, acara amal semalam berlangsung sampai jam sepuluh malam, itupun karena banyak siswa yang protes kepada panitia yang menginginkan mereka bubar jam sembilan malam. Belum lagi dirinya harus membersihkan makeup tebalnya yang memakan waktu cukup lama.

Dia baru bisa tidur jam dua belas malam, kemudian bangun kembali jam setengah tiga subuh: mandi, merapikan diri dan menyiapkan beberapa benda wajib untuk dimasukan ke dalam ransel bututnya, lalu pergi ke stasiun diantar oleh Dika (dengan sebuah imbalan tentunya).

"Duduk di mana aja juga sama," balas Runa yang mulai memejamkan matanya. Tanpa disadarinya, Remiel menyunggingkan senyumnya.

Abel mengaduk-aduk tasnya, dia mengeluarkan sebuah headset dan masker wajah dan langsung memasangnya kemudian ikut terpejam juga. 

Sementara Kharis menyilangkan tangan di depan dada, mata terpejam, posisi duduk yang tegak dan kepala yang lurus. Remiel hampir sepenuhnya yakin Kharis bukannya bersiap untuk tidur.

Sekarang hanya tinggal Remiel dan Ender yang masih saling memandang. Hubungan keduanya memang tidak pernah sedekat seperti Runa dan Kharis. Remiel dan sikapnya yang dewasa meski terkadang sangat mengganggu, menyambut dan memperlakukan Ender dengan baik.

Dia bisa sangat baik dan bisa sangat menjengkelkan pada semua orang, tapi sebenarnya dia orang yang paling bisa diandalkan meskipun di antara mereka berempat (kecuali Abel), akan lebih memilih Runa.

Lain lagi dengan Ender, dia terbiasa diperlakukan baik oleh semua orang. Kenal dan bisa duduk berlama-lama bersama orang yang anehnya kadang menjengkelkan itu terasa begitu asing meski dia tidak bisa berkata bahwa itu menyebalkan. 

Baginya, Remiel dan Kharis adalah dua orang yang sangat mungkin keluar sebagai pemenang jika ada variety show berjudul 'Mengganggu Hidup Ender' (Ersi tidak ada dalam hitungan).

Persamaan di antara kedunya hanya terletak pada harta. Ayah tiri Remiel adalah pemilik yayasan HB inti dan sukses di bidang perhotelan internasional, yang beruntungnya, lelaki itu sangat menyayangi Remiel meskipun ibunya sudah tiada. 

Ayah tirinya itu memperlakukan Remiel seperti anaknya sendiri dan memberikan apapun yang dia mau. Namun Remiel tidak suka berlebihan menunjukan hal itu, tidak seperti Ender.

Lalu Ender, hidup berdua dengan ibu-super-kaya-nya (belasan pembantunya tidak dihitung). Karena diurus hanya oleh seorang ibu, sejak kecil dirinya diharuskan hidup bermewah-mewahan, dan itu semua dikarenakan ibunya sangat menyesal tidak memiliki banyak waktu yang cukup untuk putranya.

Terlepas dari semua persamaan dan perbedaan itu, persentase kemungkinan Remiel dan Ender berkelahi sungguhan adalah tiga persen saja. Dan salah satu faktornya adalah karena Remiel sangat suka jika Ender mentraktirnya dan membayari semua hal yang diinginkannya.

Fill in The BlankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang