Chapter 17

145 17 0
                                    

SECANGKIR minuman cokelat itu masih mengepulkan uap panas ketika Runa baru saja kembali dari toilet. 

Gadis itu langsung duduk berhadapan dengan Ender, keduanya masih menggunakan seragam sekolah mereka.

"Lanjutin yang tadi," kata Ender.

Dengan semangat, Runa kembali menceritakan hari minggu-nya bersama Faran dan bagaimana dengan mudahnya dia mengetahui lokasi yang pas untuk menaruh penyadap milik Ender.

Sejak hari di mana Remiel memutuskan untuk terus menyelidiki tentang Ersi yang tidak hanya ada satu orang, fakta bahwa Runa sempat bertemu dengan Ersi-entah-yang-mana di rumah Faran bertepatan dengan Lyn yang mengatakan bahwa Ersi-entah-yang-mana-lagi berada di rumahnya hanya diketahui oleh Ender dan Kharis.

Sepulang dari rumah Ersi (mereka yang kali ini tidak mau naik kereta) Runa memang sengaja tidak naik motor bersama Remiel dan memutuskan menumpang mobil Ender, begitu juga dengan Kharis (karena dia lebih suka naik mobil tanpa Abel tentunya, dan memaksa gadis kecil itu pulang bersama Remiel)

Entah kenapa Runa merasa semuanya akan lebih runyam jika Remiel tahu bahwa Faran berhubungan dengan Ersi, atau lebih tepatnya ayah Faran.

Jika Kharis menganggap hal itu membosankan seperti pencarian ketiga anak Ersi, Ender justru mendukung pencarian bukti terhadap Ersi dan mengenyampingkan misi-anak-hilang dengan memberi alat penyadap kepadanya.

Dia juga setuju untuk tidak melibatkan Remiel karena emosi lelaki itu terlalu meledak-ledak. Sementara reaksi yang lainnya ketika Remiel menceritakan tentang keganjilan Ersi hanya ditanggapi serius oleh Lyn.

Abel terlihat tidak peduli seperti biasanya, Kharis dan Zean malah menganggap hal itu lelucon (untung saja Remiel tidak mengamuk), Davis tidak berkomentar namun terlihat bahwa otaknya tengah memproses sesuatu.

Runa dan Ender sebenarnya ingin mempercayainya, hanya saja Runa takut memikirkan bahwa dirinyalah yang membuat Remiel begitu membara untuk mencari kebenaran soal mereka yang berbeda ayah, dia sangat tahu apa tujuan Remiel. 

Sementara Ender, dia juga agak ngeri melihat sikap Remiel yang terkesan memaksakan meski bukti-buktinya cukup masuk akal.

"Gue bakal ngasih tau kabar sepecetnya kalau suruhan gue udah dapet obrolan mereka," kata Ender.

Runa mengangguk. "Oh iya, gue juga ketemu Ersi di sana, Der." Runa berhenti sejenak, menunggu Ender menaruh kembali cokelat panasnya ke atas meja. "Bajunya bukan Ersi banget deh, dia pake masker lagi, tapi gue yakin banget itu Ersi. Menurut lo gimana?"

Ender mencoba tetap tenang. "Dia gak liat lo kan?" tanyanya.

Runa mengangguk. Pikirannya kembali runyam ketika mengingat saat dia melihat Ersi dari kejauhan. Semua hal baru yang dimulai Remiel memang sedikit banyak telah mengusik hari-harinya.

Dia memikirkan kalau memang Ersi kembar, mengapa dia harus mengakui kalau mereka semua adalah anaknya? Apa tujuannya dengan mengatakan hal itu?

Dirinya memang tidak pernah bertemu Ersi selain di dalam rumahnya, namun sekarang dia menyadari sesuatu: dia pasti sering bertemu Ersi yang memakai masker, hanya saja dahulu dia tidak memedulikannya. Dan alasan kenapa kali ini dia bisa peduli, semata-mata karena Remiel.

"Menurut gue ada sesuatu yang dia sembunyiin," kata Ender. "Inget, kita gak pernah tau siapa sosok Ersi yang sebenernya. Bisa jadi itu bagian dari kerjaannya atau." Ender menarik napas pelan lalu melanjutkan. "Dia gak mau ketahuan sama kita, dia gak mau ketemu kita di luar rumah."

Runa menunduk, dia ingin sekali mengetahui apa-apa saja tentang Ersi seperti kesukaannya, pekerjaan atau berapa usianya. 

Mereka semua tidak ada satupun yang mengetahui hal itu, bahkan semua ibu mereka kompak tidak mengatakan apa pun soal Ersi (mungkin semua itu diperintahkan Ersi dengan sedikit ancaman yang Runa tidak tahu apa).

Fill in The BlankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang