6

4.8K 269 1
                                    

Riki menggemgam tangan dingin nan rapuh raka dengan lembut.jam sudah menunjjukan 01:37 dini hari dan raka belum membuka matanya sejak acara pingsannya dua jam yang lalu membuat pria itu semakin dirudung rasa khawatir dan cemas.

Ini pertama kalinya riki melihat raka pingsan dan entah kenapa perasaannya tidak enak.

Dan saat raka sakit,ayah dan ibunya juga tidak ada yang datang kesini.sekedar untuk melihat keadaan sibungsu atau hanya melihatnya sekilas?

Ahhh itu tidak akan pernah terjadi.

"Eungghh"suara erangan raka membuat riki refleks melemparkan beberapa pertanyaan untuk kembarannya itu.

"Adek,lo udah bangun?mana yang sakit?kenapa lo bisa tiba tiba pingsan hah?besok kita kerumah sakit ya."raka memutar matanya malas mendengar ocehan riki.kepalanya bahkan masih sangat pusing tapi sudah langsung dilontarkan beberapa pertanyaan membuatnya semakin pusing.

"Bacot"

"Ihh gue srius raka"

"Hmmm"

"Pokoknya besok kita kerumah sskit.tidak ada bantahan"raka menatap riki sinis kemudian menutup matanya.

"Mending lo tidur sebelum lo yang bakal dikurung dirumah sakit"ucap raka masih dengan menutup matanya.

"Raka,lo minum dulu ya"mengabaikan ucapan raka,riki malaah menawarkan air minum yang diaats nakas dekat kasur kamar raka.

"Pergi!"

"Nggak,gue masih mau jagaain lo.raka,lo demam tau nggak?"raka membuka matanya kemudian meraba keninggnya yang memang terasa panas.

"Bukan urusan lo kan?mending lo keluar sebelum gue yang nyeret lo"ucap raka dengan tajam namun riki hanya terkekeh pelan.

"Menyeret gue?emang saat ini lo punya tenaga apa?lo harus sembuh dulu biar bisa berantem lagi sama gue"riki tersenyum lebar kemudian membantu raka meminum obatnya yang diterima raka dengan pasrah karna memang dirinya tidak memiliki tenaga lagi bahkan hanya untuk mengelak.

Raka memang benar benar lemah.

"Nah...sekarang lo tidur lagi ya"ucap riki setelah raka siap meminum obatnya.

"Pergilah"ujar raka lemah.

"Gue nggak akan pergi sebelum lo tidur"raka mendesah pasrah kemudian menutup kedua manik itu.

"Rak,gue lebih suka lo mengucapkan kata kata pedas ke gue dari pada liat lo sakit kek gini.tolong jangan sakit karna itu sangat menyakitiku juga"ucap riki yang masih didengar raka sebelum menjelajahi alam tidurnya.

.
.
.

Raka membuka netranya perlahan kemudian segera menutupnya karna silau matahari yang menembus kaca kamar itu.berusaha menetralkan penglihatanya yang masih buram hingga normal kembali.

Merasa ada yang risih diatas keningnya,raka meraba keningnya dan disana ada kain tipis yang mulai kering.

'Apa ini ulah riki?'batin raka karna seingatnya benda itu tidak ada semalam.

Raka menoleh kesamping kiri kanan dan langsung berdecak karna tepat disofa riki meringkuk dalam tidurnya.

"Jadi dia menjagaku semalaman?bodoh"guman raka sebal namun tidak dalam hatinya yang khawatir melihat riki meringkuk kedinginan disana.

Dengan perlahan,raka bangun dari posisinya kemudian mengambil selimut hendak menyelimuti riki namun urung saat tiba tiba pintu kamarnya terbuka keras.

Hingga muncul santika dengan wajah khawatirnya dan berjalan kearahnya.

Raka tersenyum senang menyambut kedatangan bundanya yang mungkin mengkhawatirkanya.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang