13

4.7K 322 9
                                    

Riki membuka pintu kamar raka dengan semangat dan wajah berbinarnya setelah mendapat kabar dari ayahnya jika raka sudah ada di kamarnya.

Senyum riki semakin lebar kala matanya menangkap sosok pemuda yang sedang duduk di pinggir kasurnya membelakangi dirinya.

"Adek dari mana aja hah?gue khawatir banget tau nggak."pekik riki setelah menghadap raka yang sedang menatapnya dengan datar.

"Ngapain lo ke sini?keluar!"ketus raka membuat senyum riki semakin mengembang

"Syukurlah gue masih bisa denger kata kata ketus lo.gue kangen banget ama lo"ujar riki membuat raka mendesah kasar.

Raka berdiri dan mengambil jeketnya dan juga kunci motornya membuat riki menatapnya bingung.

"Lo mau ke mana ka?"

"Bukan urusan lo"

"Tapi lo baru dateng 'kan?kenapa pergi lagi hah?kalo lo mau pergi,gue ikut lo"tegas riki namun tidak di gubris raka sama sekali.

Pemuda itu langsung keluar dari kamarnya di ikuti oleh riki yang mengejarnya dari belakang.

"Adekk!!!tungguin abang!!!"teriak riki membuat raka menghentikan langkahnya dan menatap riki dengan tajam

"Mau lo apa sih?berhenti ganggu hidup gue.lo nggak paham bahasa indonesia?"pekik raka kesal.

"Tapi rak..."

"STOP!!!gue mau sendiri!"potong raka langsung mengakhiri perdebatan itu dan langsung mengendarai motornya menjauh dari rumah itu sedangkan riki hanya menatapnya sedih kemudian bernafas lega.setidaknya dia bisa melihat adiknya itu baik baik saja.

Riki kemudian berjalan gontai dengan senyum sendunya ke halaman belakang rumah mereka.tempat itu sangat sejuk dan tenang karna tempat itu selalu di rawat dengan baik.

Riki kemudian teringat kenangannya dengan raka dulu.di saat semua baik baik saja.masih terekam jelas semua sifat ceria raka,wajah polos tanpa tatapan dingin itu.dulu raka selalu menempel padanya.

"Abang!!!!main yuk!!"

"Abang,adek pengen bobo sama abang aja"

"Abang...kepala adek pusing"

"Abang...cindy jahilin adek lagi"

"Abang!!!lutut adek beldalah tadi jatuh hiksss"

"Adek cuma mau abang"

"Abang...jangan sedih ya"

"Abang,adek takut!!!"

"Abang...abang...abanggg....

Riki tersenyum sendu kala mengingat setiap rengekan raka padanya,anak itu selalu mengikuti kemana pun dia pergi.dimana ada riki,maka disana pasti ada raka.

Riki mendongak,mencoba menghalau tetasan air yang mengepul di matanya meski dadanya itu semakin merasa sesak.

"Hahhhhhh"mendesah berat sebelum merebahkan dirinya di rerumputan disana dan memejamkan matanya mencoba menengangkan pikirannya.

"Gue kangen lo yang dulu dek"batin riki.

.
.
.

Dua pemuda yang saling diam dalam ke canggungan itu duduk sambil menatap jalanan yang lumayan lenggang dari balik kaca ruangan itu.sebuah kafe dengan lapisan dinding kaca yang langsung tembus ke jalanan.

Raka dan riko,keduanya terlalu asik dalam alam mereka masing masing hingga tidak menyadari jika mereka sudah duduk bersama disana selama beberapa menit tanpa ada yang berniat memulai percakapan.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang