16

4.7K 341 37
                                    

Baru saja raka memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpinya,suara ketukan pintu membuat netranya kembali terbuka.

Dengan malas dan gontai,raka membuka pintu kamarnya itu dan seketika tubuh itu mematung.melihat orang paling berharga dihidupnya kini berdiri didepannya dengan wajah datarnya menatap raka dengan dingin.wanita yang mengandungnya selama sembilan bulan,wanita yang dulu selalu memberikan kehangatan dan kasih sayang yang berlimpah padanya,yang selalu menjaganya bagaikan gelas kaca yang jika jatuh maka langsung hancur lebur,wanita yang sangat di rindukan oleh raka untuk pertama kalinya setelah tujuh tahun lamanya pertama menemui raka.sang bunda.

Dan ini bagaikan mimpi indah untuknya atau memang dia masih bermimpi?tidak mungkin bunda yang membencinya itu tiba tiba menemuinya 'kan?entah ini mimpi atau tidak,tapi raka sudah sangat bahagia.

"Bunda..."lirih raka menatap tepat di netra santika mencari kenyamanan disana berharap kasih sayang itu masih tersisa untuknya walau hanya secuil.

"Kamu tau apa kesalahan mu?"nada dingin itu langsung melunturkan harapan raka.

"Maksud bunda?"

"Bisakah kamu jangan terlalu merepotkan orang lain?hiduplah bagaikan bayang-bayang disini.bukankah itu yang saya katakan saat kamu menginjak rumah ini?tapi kenapa kamu selalu membuat ulah?terserah padamu mau jadi berandalan,gila,atau apapun di luar sana tapi jangan pernah kau libatkan riki"suara lembut itu begitu menancap dalam ke dada raka hingga bernafas pun terasa sangat sulit.

"Raka sudah melakukan apa yang bunda minta bahkan menjahui riki sudah raka lakukan.lalu apa lagi bunda?kenapa bunda selalu mengatakan kata-kata tajam untuk raka?"ucap raka dengan sorot sendu namun mata santika terlalu gelap hingga tidak melihat begitu terlukanya raka.

"Jangan buat riki memasuki kehidupanmu,hingga jika kau pergi dia tidak akan terluka"

"Apa maksud bunda?"

"Setelah lulus SMA,kami akan mengirimmu ke inggris.tinggal lah disana sesukamu.ini sudah kami putuskan maka tetaplah bertahan sebagai bayangan disini hingga saat itu tiba."sahut santika santai namun berhasil menghancurkan pemuda di depannya itu dan merobohkan pertahanannya.

Raka mengepalkan tanggannya erat menahan emosi dan juga sakit fisik dan batin yang datang bersamaan membuatnya ingin berteriak menyerah saat itu juga.

"Kalian tidak perlu repot repot menghabiskan uang untuk mengirimku kesana.toh sebelum itu tiba,saya akan segera pergi jauh.sangat jauh supaya kalian bahagia"ujar raka dengan datar namun matanya sudah memerah menahan bening air itu tidak keluar.dia tidak mau menangis didepan bundanya,dia tidak mau di nilai sebagai anak cengeng.

"Baguslah,lebih cepat lebih baik"kata santika pada akhirnya dan berlalu dari sana meninggalkan raka yang tidak berdaya itu.dengan cepat,raka menutup pintu kamar itu dan meluruhkan tubuhnya di balik pintu itu.

"Tetaplah menjadi bayang bayang"

"Lebih cepat,lebih baik"

Kata kata santika masih terngiang di telingannya membuat raka menutup kedua telinga itu berharap tidak ada lagi suara tajam bundanya dan menangis disana.

Ya,memang pada akhirnya dia tidak pernah di harapkan lagi.

"Tuhan,jika kepergianku memang membuat mereka bahagia,maka bawalah aku bersamamu sekarang juga.detik ini,aku mengakui jika aku sudah menyerah."

.
.
.

Riki menarik kasar tangan pemuda dengan bau yang tak sedap dari tubuh itu secara kasar.pemuda yang tak lain adik kembarnya itu memekik kesal atas tindakan riki.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang