11

4.5K 285 8
                                    

Riki mengetuk pintu kamar raka beberapa kali namun tidak ada sahutan sama sekali membuat riki sedikit khawatir.dengan ragu,riki membuka kamar itu berharap jika adiknya itu sedang tertidur disana namun nihil,raka tidak ada.

Riki mendesah pelan,sebelum turun kelantai bawah dan mendekati tomi yang duduk diruang tengah sambil membaca koran.

"Ayah,raka mana?"tanya riki langsung membuat tomi menatap riki dengan jengah.

"Kenapa nanyain anak itu?dia pasti sedang keluar membuat masalah sekarang.nongkrong dengan teman berandalnya itu"sahut tomi dengan malas.

"Sejak kapan?riki tidak melihatnya keluar tadi.dikamarnya juga tidak..."riki terdiam sebentar,kemudian menatap ayahnya itu dengan tatapan menyelidik.

"Apa yang ayah lakukan sama raka lagi?"tanya riki setelah berpikir jika setelah pertemuan mereka diruang kerja tomi tadi,raka langsung keluar dari rumah.berarti raka dan tomi bertengkar lagi.

"Riki cukup,ayah lagi tidak mau membahasnya.dia selalu membuat saya pusing"kata tomi dengan kesal dan menatap tajam riki.

"Terserah ayah!!!"kesal riki kemudian berlalu dari sana.

Berkali kali riki menghubungi ponsel raka namun belum juga mendapat jawaban dari si empunya membuat riki semakin khawatir.

"Semoga semua baik baik saja'batin riki namun entah kenapa dia dirudung gelisah saat ini.

.
.
.

Jam masih menunjukkan 6:38 pagi tepat cindy sudah tiba disekolahnya.padahal masih banyak waktu untuk masuk sekolah,tapi entah setan apa yang merasuki cindy hingga bisa datang kesekolah terlalu pagi.

Masih terekam jelas kejadian kemarin yang selalu membuat pipi cindy merona dan sesak bersamaan.apa masalah raka terlalu berat sampai menangis?

Dengan langkah semangat,cindy memasuki kelasnya itu dan langsung menuju mejanya.suasana sekolah masih terbilang sepi hingga cindy sedikit bosan.

Raka juga belum datang dan cindy harus melakukan sesuatu untuk mengusir kebosananya.

Cindy merogoh sakunya dan memainkan ponselnya mengalihkan kebosanannya.

Hingga kedatangan devan dan rio membuat cindy kembali semangat.dia langsung menyimpan ponselnya itu dan mendekati kedua sahabat raka.

"Pagi semua....raka udah datang?"tanya cindy dengan wajah binarnya itu membuat devan dan rio heran melihat gadis didepannya itu.

"Mana gue tau?emang kita bonyok nya?"sahut rio malas membuat cindy langsung mencebikkan bibirnya kesal.

"Kan kalian sahabatnya,siapa tau raka ada sama kalian"kata cindy

"Dari semalam dia nggak balas pesan kita.tau tuh anak,nggak biasanya ngilang seperti ini.biasanya setiap malam dia selalu nongkrong ditempat kita"ucap devan sambil menggerutu namun membuat cindy jadi bingung.

"Tapi kata riki,dia nggak dirumah semalaman,terus dia juga nggak ada sama kalian.lalu kemana raka?"ucap cindy yang juga menarik perhatian devan dan rio.

"Raka nggak dirumahnya?"tanya rio yang hanya dibalas anggukan dari cindy

Cindy kembali duduk dikursinya dengan wajah murung kemudian melirik kursi kosong raka.

"Lo dimama sih ra?"lirih cindy dengan wajah yang ditekuknya

.
.
.

#flashback on

Dua orang bocah yang jika dilihat wajah mereka sama namun bedanya,satu terlihat murung dan satu lagi terlihat kebingungan.

Bocah kembar,itu yang sering orang menyebut mereka yang tak lain riki dan raka.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang