28

5.9K 407 74
                                    

"Raka mengalami kelainan jantung kalau mbak lupa itu,dia mengidap penyakit itu sejak 7 bulan kalian menjemputnya.dan kali ini keadaan raka semakin memburuk,jantung milik raka sudah cukup parah."

Pernyataan yang di ucapkan farhan bagaikan petir di siang bolong,menghancurkan si pendengar yang tak lain santika hingga berkeping-keping.

"Nggak mungkin.kamu pasti bohong"ujar santika menolak pernyataan yang di dengarnya itu.

Farhan tersenyum,lebih tepatnya senyum sinis.mereka sekarang hanya berdua di ruangan farhan.

"Anggap saja kenyataan ini hanya sebuah mimpi untuk mu.pergilah,dan lakukan seperti yang biasa mbak lakukan.bersikap seolah-olah raka tidak lahir dari rahim mbak.tatap raka seolah dia anak terkutuk seperti yang mbak lakukan selama ini.jangan berubah karna raka pasti tidak menyukainya"kata farhan dengan sinis,sedangkan santika tertohok akan ucapan farhan yang merasakan sesak yang semakin bertambah.

"Cukup!hanya katakan jika ini hanya kebohongan hikss"isak santika.

"Ini kenyataan"sahut farhan dengan tegas.

"Apa raka tidak bisa sembuh?dia..."

"Selama ini dia menolak pengobatan.karna apa? Itu semua karna kalian!!!kalian selalu menyudutkannya,melukai batin dan fisiknya,dan semakin menambah sakit pada hidupnya.dia bilang tidak mau sembuh jika hanya untuk di lukai."kata farhan seraya menahan emosi.

Santika yang mendengarnya semakin menangis,dia sungguh menyesal.andai saja waktu bisa di putar,diagnosa itu kemungkinan tidak akan menyakiti putra yang selama ini di abaikannya.ralat,disakitinya.

Seharusnya dari dulu dia tidak hanya mementingkan egonya.seharusnya dia memberi dukungan pada putranya.seharusnya dia tidak lupa jika yang dia sakiti selama ini ternyata bocah yang dulunya sangat dia jaga.seharusnya....seharusnya...yang di pikirkan santika hanya berandai-andai yang tidak mungkin bisa di ulang lagi.

"Sekarang pengobatan apapun tidak akan bisa menyelamatkannya.satu-satunya cara hanya transplantasi jantung"lanjut farhan,sedikit iba melihat wanita di depannya itu.

"Lakukan apapun untuk dia,saya mohon selamatkan putraku.aku tidak mau kehilangannya,saya minta lakukan yang terbaik untuknya"

.
.
.

"Bunda,bagaimana keadaan adek?"tanya riki setelah melihat bundanya keluar dari ruangan farhan.

Santika menatap kosong putranya sebelum memeluk tubuh putranya itu menumpahkan tangisnya dalam pelukan.

"Hiksss ini semua salah bunda hiksss maafkan bunda yang tidak becus mengurus kalian hiksss"isak santika membuat riki merasa terpukul melihat kehancuran sang bunda.

Riki membalas pelukan bundanya itu kemudian menyenderkan kepalanya di bahu bergetar santika.

"Bunda jangan nangis,semua bakal baik-baik aja.berikan kehangatan bunda ke adek karna hanya itu yang adek rindukan.jika bunda menangis,maka adek nantinya makin sedih"ujar riki.

Santika melepaskan pelukan itu dan menatap wajah riki dengan sayu.

"Sekarang katakan apa yang terjadi sama adek!om farhan bilang apa bunda?"tanya riki mencoba bersikap tenang meski hatinya itu tidak tenang,dia memiliki firasat buruk tentang raka.

"Raka...dia...sakit"ujar santika masih terlihat ragu.

"Sakit apa bun?"

"Maafkan bunda nak,bunda gagal menjaga kesehatan adek.jantung adek mengalami komplikasi"sahut santika merasa bersalah,dan detik itu riki kembali hancur,tidak terima dengan takdir yang di berikan tuhan.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang