23

4.3K 350 29
                                    

"Raka!!!lo dari mana hah?dari tadi gue nyariin lo nggak ada"ucap riko setelah kedatangan raka yang hampir oleng itu.

"Raka,lo nggak papa?muka lo makin pucat.lo ngapain sih?"lanjutnya lagi setelah menyadari jika wajah raka semakin memucat dari pada yang dilihatnya tadi.

Riko langsung memapah raka hendak duduk ke kursi yang mereka tempati tadi namun,raka segera menggeleng lemah.

"Bawa gue pergi dari sini!"lirih raka.

"Tapi lo belum cek.."

"Please...bawa gue dari sini.raka mau pulang"suara raka terdengar bergetar membuat riko khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

"Tapi lo makan dulu ya"riko masih berusaha membujuk tapi lagi-lagi raka menggeleng.

"Ra...lo kenapa hah?lo harus makan,entar lo makin drop"dan pada akhirnya raka mengangguk pasrah.

"Siap makan kita pergi"kata raka lagi,riko mendesah pelan kemudian berdehem menanggapi.

****

Sebuah taksi berhenti tepat didepan rumah mewah milik keluarga raka.didalam taksi,riko sudah bersiap-siap untuk keluar.

Dan pada akhirnya riko mengantar raka kerumahnya menggunakan taksi karna sangat berbahaya jika memakai motor melihat kondisi raka saat ini.

"Ra,lo naik ke punggung gue!"kata riko setelah berjongkok.

"Nggak usah.gue bisa jalan sendiri"sahut raka pelan kemudian mulai melangkah pelan dan pada akhirnya tubuh itu hampir mencium tanah jika tidak di bantu oleh riko.

"Kalo dibilangin jangan ngenyel.ayo naik!"titah riko lagi dan dengan pasrah raka menjatuhkan tubuhnya pada punggung kokoh riko.

"Raka?"

"Hmm"

"Lebih baik kita kerumah sakit deh.badan lo makin panas"ujar riko dengan khawatir.

"Nggak ah,nanggung.udah sampe dirumah masa balik lagi"sahut raka pelan kemudian memejamkan matanya dengan nyaman.

"Di rumah lo nggak ada siapa-siapa?kok sepi?"

"Tukang kebun ada di belakang,ART mungkin lagi masak.pak supir lagi antar bunda belanja"sahut raka tanpa membuka matanya,riko mendesah kesal.

"Gue tanya keluarga lo bukan pekerja rumah lo!"

"Pusing..."hanya itu yang digumankan oleh raka,karna dirinya juga tidak tau dimana mereka kenapa ditanyakan padanya?

"Kamar lo dimana?"tanya riko lagi namun tidak ada sahutan dari raka.

"Ra,gue tanya kamar lo dimana?"

"..."tiba-tiba riko khawatir karna tidak mendapat respon.

"Raka,lo nggak pingsan 'kan?"tanya riko lagi,kemudian mendesah kecil saat mendengar dengkuran kecil dari bibir raka.pemuda itu tersenyum tipis.

Hingga suara dibelakanggnya membuat riko berbalik dan mendapat seorang pemuda yang mirip dengan yang di gendongnya sekarang menatap dirinya dan raka secara bergantian.

"Lo?ngapain lo kesini?dia kenapa?"tanya pemuda itu,riki.

"Raka sakit,ya gue anterin dia.kamar raka mana?pegal banget tubuh gue"sahut riko.

"Di atas"sahut riki datar sambil menunjuk ke atas dengan dagunya.

"Lo nggak bantuin adek lo?"tanya riko menaikkan sebelah alisnya.

"Kalo sakit kenapa nggak bawa kerumah sakit aja?gue bukan dokternya"ketus riki kemudian berlalu dari sana bersamaan dengan terbukanya netra raka.

"Itukah keluarga yang lo tanya?"lirih raka,sedangkan riko hanya terdiam dengan wajah yang memerah padam dengan hasrat ingin membunuh keluarga yang menyakiti sahabatnya itu.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang