10

4.9K 294 3
                                    

Raka duduk di sebuah kursi panjang yang tersedia ditempat itu dengan pandangan menerawang kedepan.

Dari tadi kejadian beberapa jam lalu masih terngiang di pikirannya membuat raka merasa aneh.

Dengan di temani rokok,raka lagi lagi menghisapnya dan menghembuskan asapnya itu dengan kasar.

Dia tidak peduli jika benda itu akan membuat sakitnya semakin bertambah,dia tidak peduli larangan om nya yang sudah dianggap sebagai seorang ayah untuknya.

Jika rokok bisa menenangkan pikirannya,kenapa dia harus menjahuinya?jika orangtuanya tidak bisa menenangkan dirinya,lalu pada siapa dia mendapat kenyamanan itu?

Raka kembali menghisapa rokok itu seperti yang dia lakukan dari satu jam yang lalu.sekarang masih jam 5 sore,dia mungkin masih bisa menenangkan dirinya disini beberapa jam lagi.

"Wahhh disini sangat nyaman ya"seruan seorang gadis membuat raka tersadar dan menoleh kearah kirinya tepat dimana sigadis berdiri dengan cengirannya.

Wanita yang sangat familiar untuknya.

"Apalagi jika bau asap rokok lenyap dari sini"lanjut gadis itu seperti menyindir dan tanpa aba aba dia langsung duduk disamping raka.

"Ngapain lo kesini?"ketus raka kepada gadis itu yang tak lain cindy.

"Emang tempat ini milik nenek moyang lo?"sahut cindy tak kalah ketus.

"Lo ngikutin gue ya?"raka masih menatap tajam cindy.

"Lo pikir gue kurang kerjaan hah?gue itu tadi cuma lari sore.niatnya sih mau istirahat disini,eh malah jumpa sama situan tembok"raka mendengus mendengar jawaban cindy itu,memang dilihat dari penampilannya,cindy memang habis olahraga dengan keringat yang membasahi tubuhnya dan juga pakaian santainya itu.

"Emang disini ada tembok?"kata raka kemudian menatap lurus kedepan lagi sebelum membuang rokok yang ditangannya itu.

"Nggak sadar ya?"

"Kalo mau cari ribut jangan disini,gue capek"kesal raka karna dari tadi cindy sepertinya terus menyindirnya.

Cindy tidak menanggapinya lagi,gadis itu sudah asik menatap langit yang sudah mulai mendung.hingga beberapa menit kemudian,mereka berdua hanya duduk disana dalam keheningan.hingga cindy mulai membuka pembahasan lain.

"Raka,lo bisa cerita sama gue?"ucap cindy sedikit ragu namun dengan nada serius sambil melirik raka yang hanya diam.

"Gue nggak banyak bantu tapi setidaknya hati lo bisa sedikit lega jika sudah mengeluarkan semua yang lo pendam.gue siap jadi pendengar yang baik buat lo ra"lanjut cindy kembali membuat raka menoleh kearahnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Yang ada lo akan semakin sakit jika memendamnya.ra,gue cuma pengen seperti dulu lagi.lo itu orang yang selalu bikin gue tertawa lepas dengan kekonyolan lo.gue kangen semuanya ra,gue kangen lo."lirih cindy kemudian menundukkan kepalanya sendu.

"Gue suka sama lo raka"dan kata itu hanya di ucapkan dalam hati cindy.

Ya,,,selama ini memang,cindy mencintai raka dari dulu sampai sekarang.semua yang raka lakukan dari dulu,semua cindy suka.raka adalah cinta pertama cindy,tapi dia takut,takut raka semakin menjahuinya jika pemuda itu tau perasaannya yang sebenarnya.

Hening kembali,sedangkan raka masih terdiam menatap lekat cindy yang menunduk itu kemudian menghembuskan nafas berat.

"Bentar lagi hujan,mending lo pulang"ucap raka kemudian berdiri untuk pergi dari sana,menjahui segala kata yang terlontar dari bibir gadis itu,namun langkah pria itu terhenti dan raka membalikkan tubuhnya ke arah cindy yang masih berdiam diri disana.

My PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang