1

5.7K 165 10
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan izin Allah, kisah Rehan dan Vika di buka! Selamat menikmati cerita mereka yang manis-manis menyakitkan 😂
Kisah ini masih berhubungan dengan dunia Tentara dan Kedokteran. Seri kedua dari Soldier Story. Di sarankan untuk membaca Irwan dan Sabiya dahulu ya, karena kisah mereka berhubungan. Khawatir ada beberapa part yang kalian tidak paham.
Baiklah, Emak persembahan anak emak yang kedua setelah One 😍
Selamat membaca
__________________

Rehan tersenyum tipis melihat dari kejauhan wajah seseorang yang tertekuk dengan mulut mendumel ria. Mula nya ia menatap dengan bersedekap, namun ia tak dapat menahan gemas dan akhirnya melangkah diam-diam juga hati-hati mendekati sosok yang sekarang menyampirkan rambut coklat nya ke samping telinga.

"Mana si Rehan? Lama banget nemuin pasien doang! Jangan-jangan mereka ekhem-ekhem lagi, makan nya lama. Curiga Gue, jangan-jangan pasien nya sengaja sakit supaya di obati dia. Kan Rehan ganteng nya bikin diabetes ketagihan."Wanita yang tubuhnya di balut dress selutut berwarna ungu itu melirik kanan kiri, lanjut mengomel."Awas aja kalo dateng, Gue tendang anu- nya! Eh! Atau Gue sunat lagi aja? Biar habis sekalian."

Rehan bergidik."Jangan dong, Sayang. Kan itu untuk masa depan kita."Rehan tersenyum geli hendak mencubit pipi pacarnya sebelum di tepis dengan kasar.

"Heh!Jangan sentuh Gue, mahal tau!"Sungut gadis itu, menambah gemas Rehan padanya."Berani pegang, bayar seratus kalo nekat!"Serunya lucu, memandang Rehan dengan sorot tajam.

Rehan malah berani menoel-noel pipi pacarnya yang tengah ngambek, ia memutar bola matanya kala mendengar penuturan gadis itu.

"Seratus ribu."Tangan gadis itu menengadah mantap, menunggu reaksi Rehan berikutnya dengan sorot tak sabaran."Cepet!"Tuntut nya.

Rehan menggeleng, merogoh kantong nya dan menyerahkan uang merah yang di sambut baik pacarnya.

"Lumayan buat nambah berat badan."Gadis tersebut mencium sekilas lembar uang sebelum memasukan nya dalam tas selempang yang di pakai.

Rehan menyentuh lengan nya, hendak mengajak nya duduk. Namun lagi-lagi gadis tersebut kembali meminta uang.

"Seratus ribu lagi."Kali ini matanya berbinar-binar, senang. Di pastikan dompetnya akan terisi penuh dengan lembaran merah, bukan KTP doang.

Akhirnya Rehan tak dapat menahan kesal."Mata duitan amat si Lo, Vika. Penampilan kaya, kantong rakyat jelata."Rehan mendengus, kembali memberikan apa yang Vika--pacarnya itu mau."Makan nya nikah sama Gue, biar Lo bisa punya hak penuh kartu kredit Gue yang isinya gak di ragukan."

Vika mendelik tajam."Idih, Gue bawa ke Mall sehari juga ludes."Ia melotot kala Rehan terkekeh geli seraya menarik rambutnya."Satu juta!"

"Gak mau!"Tandas Rehan, bersedekap angkuh. Melirik Vika yang manggut-manggut membingungkan.

"Yaudah, otw cari pacar baru. Yang berdompet tebal, berwajah tampan dan pasti nya mau Gue ajak kerumah."Sindir Vika melirik Rehan yang kini melotot, buru-buru menahan kepergian nya.

"Iya-iya."Rehan mengalah, ia merasa sedikit bersalah dengan kalimat akhir Vika. Bukan nya tak mau, Rehan belum siap mengemban amanah jika mereka menikah. Lagipula, respon Devon--Ayah Vika yang tidak menerima nya sedikit membuat Rehan minder, dan sedikitnya merasa ingin mundur. Ia mendekati Vika, mengajaknya duduk di kursi taman rumah sakit Zaki Iskandar. Karena memang mereka selalu bertemu di sana.

Rehan seorang Dokter, sangat sedikit waktu luang yang bisa ia gunakan untuk bersama Vika. Makan nya jika sedang senggang, Rehan akan meminta Vika berkunjung ke tempat nya kerja. Beruntung, posisi Vika yang menjadi Chef tidak menghalangi pertemuan mereka. Vika dengan gampang bisa menyerahkan pekerjaannya pada orang lain.

Gentle SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang