3

1.3K 97 13
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Takdir akan menemukan jalan nya, cinta akan menemukan tempat berlabuhnya. Bersabarlah sebentar, jodoh tak akan kemana.

J.s Row

Ngomong-ngomong arti namanya Ibram itu cakep banget lho. Untuk nama dia, emak gak buat asal-asal 😂😂

Muhammad Ibrahim Ghifari Alkatiri 😍

Siap-siap terluka wkwkwk

Tenyata acara jalan-jalan berubah menjadi petaka, Vika lebih banyak diam. Padahal berkali-kali Rehan coba menggoda nya, mengajak nya bercanda. Respon Vika hanya satu, bungkam.

"Vik, biarin aku jadi alasan kamu tersenyum sebelum orang lain yang melakukan. Izinin aku merekam tawa kamu sebelum perpisahan."

Vika memandang Rehan nyaris tak berkedip, pelan-pelan matanya memanas dan timbul bulir-bulir air di kantung matanya."Dari tadi Gue perhatiin kalimat Lo selalu mengandung makna putusan."

Rehan tersenyum tipis, mengelus pipi Vika dari samping. Mereka kini memutuskan untuk duduk di pinggir danau buatan yang banyak di huni jajanan pinggir jalan, berjam-jam sudah mereka di sana hingga alam mulai gelap. Menunjukan kehadiran bintang yang meredup seperti hati keduanya."Gak kuat Gue kalo putusin Lo duluan."

Vika mengerling Rehan penuh sesak."Itu kode supaya Gue bilang Kita Putus duluan?"Sambar Vika langsung, Rehan menghela nafas enggan balas menatap Vika. Lelaki itu memilih menatap tenang nya air sembari merasakan dingin nya angin malam.

"Aku bukan lelaki yang di inginkan Ayah kamu, Aku Rehan Iskandar. Seorang Dokter, bukan abdi negara yang di harapkan Ayah mu."Rehan tak berani bicara sambil melihat Vika. Ia menggenggam tangan sang kekasih erat-erat, melepas Vika adalah satu-satunya pilihan yang tak ingin Rehan lakukan. Namun mempertahankan nya hanya membuat luka menganga dalam benak, hanya ada harapan semu belaka. Rehan mengelus jemari Vika yang menempel di bangku marmer punya Tukang Mie Ayam.

Sentuhan nya kali ini mengisahkan banyak makna, Vika jadi nelangsa merasakan tangan hangat Rehan yang membungkus nya dengan lembut. Ia merasa, tangan itu sudah lelah berusaha menggapainya. Sudah tidak kuat lagi berupaya menarik hati Ayah nya, Vika tak suka mengatakan ini, namun. Tangan ini, seolah-olah sudah pasrah dengan keputusan takdir.

"Tapi yang Gue pengenin itu Rehan anak nya Bapak Rian D'Masiv. Ralat, Rian Iskandar yang merupakan seorang tenaga medis. Cuma dia yang bisa ngobatin luka Gue, cuma dia satu-satunya Dokter yang tanpa memeriksa pun tau keluhan Gue. Obat dari penyakit kronis rindu tak berujung yang Gue derita, juga Dokter yang selalu punya resep obat cinta yang buat Gue sembuh karena denger suara nya aja."Balas Vika, menggenggam balik tangan Rehan kencang-kencang. Memberi semangat, memberi keyakinan pada Rehan yang sejujurnya sudah muak berjalan di atas bara."Ngomong-ngomong Lo tau dari mana Gue di jodohin?"Tanya Vika pelan, merasa bersalah karena tidak mengatakan apapun pada Rehan.

Vika sengaja menutupinya agar Rehan tidak kepikiran dan merasa lebih down, masalah Ayahnya saja sudah membuat Dokter itu patah semangat. Vika tidak mau membebani Rehan lagi, di sini ia juga harus berjuang di samping Rehan yang mati-matian berusaha mencari jalan keluar. Namun, memang tindakan nya tidak di benarkan juga. Vika sempat menduga, Sabiya membocorkan informasi ini pada Rehan. Tapi, di pikir-pikir lagi tidak mungkin wanita itu melakukan nya.

"Aku tau bukan dari Sabiya."Ucap Rehan seolah dapat membaca pikiran Vika yang tersenyum kikuk setelah tersentak sesaat."Memang tanpa sengaja aku dengar percakapan kalian, saat itu Abah menyuruhku untuk memanggil Sabiya makan. Tapi, apa yang ku dengar waktu lalu malah buat selera makan ku hilang."Rehan tersenyum getir.

Gentle SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang