Hola! Hola!
Emakkkkkk backkkkk!!!
Ih kangen deh 😭
Eh, sawadikap nya nanti aja ya Wkwkwkwk. Nih, Vika anak nya bapak Devon terkejam lagi selengkih sama orang 🤣😍****
Vika mengerjap linglung berupaya membuka kelopak mata nya yang terasa berat. Kala Vika mencoba bangun, bahu nya terasa amat perih hingga rintihan mulai terdengar dari mulut Vika.
"Kamu sudah sadar?"Sosok itu ikut mengedip-ngedip kan matanya, kantuk masih menyerang nya.
Vika memutar kepalanya pelan, pandangan nya jatuh pada sosok lelaki asing yang sedang mengusap wajah. Ia mengeram jengah merasa tenggorokan nya amat kering."Ha-haus."Pinta Vika lirih.
Lelaki itu segera menyambar air mineral di dekat nya, ia bahkan bergerak membantu meminumkan Vika."Lagi?"
Vika menggeleng pelan, merasa tak enak berdua dengan lelaki itu Vika menatap sekeliling.
"Pak Devon mendadak harus ke kantor karena ada urusan penting. Istrinya harus pulang untuk kesehatan nya, tadi beliau sempat pingsan berkali-kali."Jelas si lelaki, seolah membaca pikiran Vika.
Vika mendesah lelah, saat ingatan nya kembali kuat. Tubuhnya serta merta gemetaran, di telinganya bunyi tembakan itu masih asik berteriak. Membuat Vika takut, jika sesuatu yang buruk menimpanya lagi. Tak sadar Vika mulai menangis, isakan kecilnya lolos. Vika sedih, dan marah. Ia butuh sandaran.
Mendapati itu, lelaki tersebut kalang kabut. Ia tidak berpengalaman menangani wanita, maka saat Vika menangis terisak-isak si lelaki hanya menggaruk tengkuknya sekaligus tersenyum salah tingkah."Hei, tenanglah."
Vika menggeleng, masih menangis sesenggukan."Gue...takut."
Lelaki yang merupakan Ibram itu tertawa kecil, ia mengambil tangan Vika dan di genggam nya erat. Vika sampai terhenti menangis dan memandang nya lekat-lekat, baru ia sadari lelaki ini adalah sosok yang ia marahi.
"Sudah berlalu, semuanya sudah selesai. Kamu aman sekarang."Ibram mencari ketenangan untuk diri Vika.
"Beneran?"Vika terlihat pucat."Gimana kalo orang itu mau bunuh Gue lagi?"
Ibram menaikan alis."Jangan terbiasa menerka-nerka, apalagi sesuatu yang buruk. Bisa jadi pikiran seperti itu malah akan mempengaruhi, ingatlah. Allah itu tergantung prasangka hambanya."Ibram merasa tangan nya di genggam balik oleh Vika tak kalah erat, ia bisa merasakan ketakutan pada diri gadis ini."Kamu gadis yang kuat, juga hebat! Pikiran buruk akan berlanjut ke kehidupan nyata jika tidak di olah dengan baik. Paham?"
Vika mengedip-ngedip."Lo siapa?"
Ibram melirik jam sekilas, pukul 03.21."Nama Saya Ibrahim, kamu bisa memanggil Saya Ibram. Say--"
"Penjaga yang dikirim Ayah?"Potong Vika.
Kedua alis Ibram naik."Tidak, Saya memang seorang Tentara. Namun, tidak ada yang menugaskan Saya untuk menjaga kamu."Ucapan jujur Ibram membuat wajah Vika memerah malu.
Vika membuang muka ke samping."Mati Gue!"Batin Vika.
"Tapi pada dasarnya tugas utama Saya memang menjaga kamu."Ibram tersenyum melihat Vika segera berbalik ke arahnya dengan wajah kesal.
"Tuh kan! Apa kata Gue."
"Karena kamu merupakan bagian dari rakyat Indonesia, Bangsa dan Negara yang perlu Saya jaga dengan segenap jiwa."
Vika menganga mendengar lanjutan Ibram, ia mendengus dengan wajah memerah padam. Malu menyerangnya, membuat Ibram tertawa kecil melihat tingkah laku Vika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gentle Soldier
EspiritualSOLDIER SERIES 2 "Saat patah hati, membawamu pada ilahi."--J. S Row ________________________________________ Ravika Bilqis Adityaswara, Chef yang mempunyai pacar tampan seorang Dokter bernama Rehan. Hubungan keduanya tidak berjalan mulus, ketika Vik...