Chapter 3

1.3K 155 5
                                    

"Park Jinyoung, ikut aku. Sekarang."

Kaki Jinyoung tidak sanggup melangkah, dia ketakutan. Mark berusaha memegang pinggul Jinyoung dengan erat dan kembali menenangkan Jinyoung.

"Jinyoungie, tenanglah. Dia tidak akan melukaimu..."

Jinyoung menatap Mark dan berusaha menenangkan dirinya. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

"Baiklah..."

Jinyoung melepaskan tangan Mark yang sedari tadi dia pegang, dia tersenyum dan Mark membalas senyumannya.

'Jaebum, jangan sakiti Jinyoung,' ucap Yi En pada Jaebum.

Jaebum tidak mengacuhkan Yi En dan langsung saja berjalan menuju rumahnya, sesekali Jaebum dan Jinyoung disapa oleh werewolf lain.

"Masuk," perintah Jaebum dengan singkat.

Jinyoung menuruti perintah Jaebum dan memasuki rumah Jaebum. Ini bukan pertama kalinya dia di dalam rumah Jaebum, tetapi Jinyoung merasa gugup.

Dia tidak ingin menatap Jaebum, dia berusaha melihat sekelilingnya hanya untuk menghindari kontak mata dengan Jaebum.

Matanya tertuju pada tembok rumah Jaebum yang berwarna krim, terpajang banyak fotonya dengan Youngjae dan dia terlihat sangat bahagia.

"Im Jaebum...," bisik Jinyoung dan Jaebum dapat mendengar bisikan Jinyoung.

Jaebum langsung menoleh ke arah Jinyoung dan mendapati Jinyoung yang sudah menatap salah satu fotonya.

Jaebum melihat foto itu, foto yang diambil ketika dia masih berumur 14 tahun. Dia terlihat sangat bahagia dalam foto tersebut, Jaebum menghembuskan nafasnya dan kembali memerhatikan Jinyoung

"Kalau saja Jaebum tersenyum seperti ini, dia pasti tidak akan terlihat begitu menyeramkan," gumam Jinyoung.

Jaebum mendengus kesal tetapi bibirnya terangkat sedikit tanda bahwa dia tidak kesal sama sekali, melainkan dia senang dengan apa yang baru saja Jinyoung katakan. Def juga merasa sedikit senang dengan apa yang Jinyoung katakan.

"Park Jinyoung."

Jinyoung langsung menatap Jaebum dan telinganya yang memerah, dia tidak bermaksud untuk menatap foto Jaebum seperti itu.

Jaebum berjalan mendekati Jinyoung dan mendekati wajahnya dengan wajah Jinyoung, jarak di antara bibir mereka hanya tinggal beberapa senti saja.

Jantung Jinyoung berdetak dengan sangat cepat, seakan-akan jantungnya akan copot dari dadanya.

Sekarang Jinyoung hanya ingin berlari sejauh mungkin dari Jaebum dan menenangkan hatinya tetapi Jaebum mendorongnya sampai ke tembok dan kedua tangan Jaebum berada di samping Jinyoung.

Jinyoung menutup matanya karena dia tidak sanggup menatap Jaebum. Keheningan menyelimuti ruangan tersebut tetapi Jaebum memutuskan untuk memecahkan keheningan tersebut dengan tertawa senang dan menjauh dari Jinyoung.

"Menarik, tunjukkan kemampuanmu yang lain, Jinyoung," ucap Jaebum mendaratkan bokongnya di sofa yang empuk.

Jinyoung memegang dadanya dan berusaha menenangkan dirinya. Sejujurnya dia ingin memukul Jaebum tetapi dia mengurungkan niatnya, dia tidak tau apa yang akan terjadi padanya kalau dia benar-benar memukul Jaebum, lebih tepatnya dia tidak ingin memikirkannya.

Jinyoung mengobservasi ruangan tersebut dan mencari benda yang dapat dia gunakan untuk menunjukkan kemampuannya.

Ruang tamu Jaebum cukup besar, terdapat rak buku, sofa, TV, meja tamu dan beberapa makanan ringan yang ada di atas meja tersebut. Ada satu hal yang menarik perhatian Jinyoung, yaitu piano yang terletak di pojok ruangan.

My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang