Chapter 30

706 83 11
                                    

Jaebum sedang memerhatikan pantulan dirinya pada air sungai yang sangat jernih. Sesekali dia lempar batu ke dalam sungai tersebut dan menghela nafasnya.

Tiba-tiba saja dia mendengar suara semak-semak. Awalnya dia kira itu adalah Youngjae, tetapi Youngjae sedang tidur di rumahnya.

"S-siapa di sana?" tanya Jaebum dengan suara yang sedikit bergetar.

Tidak ada balasan, Jaebum beranjak dari tempat duduknya dan kembali memerhatikan sekitarnya. Dia menajamkan semua inderanya dan berusaha mencari sumber suara itu.

"Mark-hyung?"

Tidak ada balasan lagi, tetapi Jaebum melihat pergerakan yang cepat dan langsung saja dia membalikkan badannya untuk menahan serangan asing itu.

"Ryan?"

Ryan tersenyum pada Jaebum dan Jaebum segera melepaskan Ryan.

"K-kenapa kamu di sini?"

"Hanya ingin mengunjungimu, bagaimana kabar adik kecilmu itu?"

Jaebum tersenyum dan langsung memukul wajah Ryan.

"BODOH! Kamu hampir membunuh adikku!"

Ryan memegang pipinya yang dipukul dan kembali tersenyum, "Tetapi dia masih selamat bukan?"

Jaebum tertegun dan berdecih, dia menatap Ryan kesal tetapi Ryan hanya tersenyum pada Jaebum.

"Aku akan menyerangmu besok," ucap Ryan.

Jaebum membelalakkan matanya, "Kenapa? Kenapa kita tidak berteman sa-"

"Tidak Im, aku hanya ingin mati," ucap Ryan dengan mata yang sayu.

"Apa..?"

"Aku hanya ingin mati, tetapi tidak dengan cara yang mudah Im. Aku ingin mati dalam medan peperangan nanti, dan aku ingin mati di tanganmu. Aku harus mati di tanganmu."

"Kenapa...? Kenapa Ryan, kenapa!?"

"Untuk menebus segala kesalahan ayah dan nyawa berharga yang sudah dia bunuh pada malam hari itu," ucap Ryan.

Jaebum menggelengkan kepalanya dan memegang bahu Ryan.

"Tidak, tidak! Kematianmu tidak dapat menghidupkan orang yang aku cintai! Lagi pula, aku akan kehilangan seorang teman, Ryan!"

Ryan tersenyum pahit, "Paling tidak aku tidak perlu menderita menanggung rasa bersalah, Im. Aku senang memiliki teman sepertimu."

Jaebum ingin menahan Ryan tetapi Ryan yang cepat sudah pergi dari hadapan Jaebum.

Jaebum terdiam dan kembali meneteskan air matanya.

"Maafkan aku, Ryan..."

- - - -

[10.37]

Jinyoung terlihat lebih tenang dan juga lebih hati-hati dalam menyerang, tidak gegabah seperti tadi.

Dia lebih mempertimbangkan langkah yang dia ambil dan konsekuensi yang dia dapat dari langkah tersebut.

Walau begitu, dia masih memiliki respon yang cepat dalam menghindari serangan Ryan. Bahkan dia dapat menyerang Ryan kembali kali ini.

Pemandangan yang Jaebum lihat selama beberapa menit terakhir ini hanya Jinyoung dan Ryan yang berperang dalam kecepatan yang tidak dapat diikuti oleh werewolf ataupun vampir biasa.

My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang