Matahari pagi selalu setia menyambut Jinyoung dengan menyinari wajahnya yang putih bersih. Perlahan mata Jinyoung terbuka dan dia segera melihat sekitarnya.
Pemandangan yang sangat asing bagi Jinyoung, begitu pula dengan aroma di sekitar ruangannya. Mark memasuki ruangan tersebut sembari membawa sarapan untuk Jinyoung.
"Akhirnya kamu sadar," ucap Mark lega sembari menaruh sarapan Jinyoung di meja.
Mark membantu Jinyoung untuk bangun dari posisinya dan memegang dahi Jinyoung untuk memastikan Jinyoung tidak demam.
"Aku tidak apa-apa hyung..."
"Jangan berbohong di depanku, nyoung. Makanlah, kamu tidak memakan apapun kemarin."
Benar juga, Jinyoung tidak memakan apapun sejak dia pingsan karena rasa sakit yang dia rasakan.
"Jaebum-hyung...?"
Mark menggeleng dengan wajah sedih, "Aku belum mendapatkan kabar apapun darinya."
Jinyoung memaksakan sebuah senyuman tetapi Mark mengerti betul bahwa Jinyoung kini sangat khawatir dan takut.
Mark mengambil sarapan Jinyoung dan menyuapinya.
"Masih sakit?" tanya Mark.
Jinyoung menggeleng pelan, walaupun dadanya masih sedikit sakit.
Sedikit demi sedikit makanan memasuki mulut Jinyoung, tetapi makanan itu terasa hambar, sangat hambar.
Jinyoung hanya memikirkan Jaebum sekarang, entah itu wajahnya, aromanya, suaranya, ataupun kehangatan yang diberikan Jaebum kepadanya, dia merindukannya.
Tanpa Jinyoung sadari, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya, satu kedipan saja air mata tersebut sudah menetes menghiasi wajah Jinyoung yang mulus.
"Nyoung..."
Jinyoung menatap Mark dengan tatapan yang tidak dapat Mark artikan, dia menaruh sarapan Jinyoung dan memeluknya dengan sangat erat.
"Menangislah Jinyoung, luapkan semuanya."
Jisoo melihat mereka berdua yang kini sedang meluapkan rasa sedihnya, dia merasa iba dan kasihan kepada mereka.
Dia tau betul rasanya kehilangan alpha, apalagi laki-laki yang bernama Jinyoung itu terlihat seperti mempunyai hubungan yang spesial dengan alpha yang bernama Jaebum.
Dari mana Jisoo tau soal Jaebum? Tentu saja dari Mark.
- - - -
*Flashback*
Mark baru saja membawa Jinyoung ke kamar Jisoo, terlihat jelas Mark sangat khawatir pada Jinyoung ketika dia keluar dari kamar Jisoo.
"Biarkan Jinyoung-oppa istirahat sejenak, Mark-oppa mau makan apa? Akan ku masakkan."
"Ah tidak perlu repot-repot Jisoo, nanti aku masak sendiri."
"Benarkah?"
Mark mengangguk sembari tersenyum pada Jisoo, walaupun senyumannya sedikit dipaksa.
Mark memutuskan untuk duduk di sofa, begitu pula dengan Jisoo. Mark berusaha memecahkan keheningan yang ada di antara mereka berdua.
"N-namaku Mark Tuan, maaf aku belum memperkenalkan diri."
"Tidak apa-apa oppa, namaku Jisoo," ucap Jisoo dengan senyuman tipis pada wajahnya.
Telinga Mark memerah karena dia cukup malu dan gugup untuk memulai pembicaraan, dia bukanlah orang yang sering berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔
Fiksi Penggemar"Berikan aku satu alasan untuk tidak membunuh anjing ini." "Aku berjuang mempertaruhkan nyawaku demi dia! Dan dia hanyalah anjing kecil yang tidak bersalah!" - Park Jinyoung, ditemukan dalam kondisi terluka parah dan terlantar di dalam hutan. - Mark...