Terdengar suara langkah kaki dan suara nafas yang terengah-engah, suara anak yang panik dan terus memanggil teman-temannya.
"Ada apa?" tanya seorang pemuda dengan nada yang rendah.
"A-aku... Hiks... A-aku ke-kehilangan teman-temank-ku..."
"Benarkah?" tanya pemuda itu sambil membelai rambut anak kecil tersebut.
Anak kecil tersebut mengangguk sambil mengusap air matanya, tapi air matanya tidak berhenti mengalir.
"Aku antar kamu bagaimana? Kamu berani?"
Anak kecil itu kembali mengangguk dan pemuda tersebut menggenggam erat tangan anak kecil itu.
"Kenapa kamu bisa tersesat?"
"Aku... Sedang melihat bunga... Lalu aku berusaha melihat bunga itu lebih jelas, tetapi setelah aku melihat sekitarku, mereka semua sudah hilang..."
Pemuda itu mendengarkan setiap kata anak itu, lalu dia berdiri di depan anak itu dan berjongkok agar mata mereka berdua bertemu.
"Bunga? Apa kamu mau membawa pulang bunganya?"
"Ti-tidak, aku takut aku tidak bisa menjaga bunganya..."
"Baiklah, apakah kamu ingat jalan pulangnya?" tanya pemuda itu sambil mengusap air mata anak kecil tersebut.
"Tidak..."
"Hm... Kita akan berusaha mencari jalan keluar, jangan takut ya?"
Ketika anak kecil itu mengangguk dengan mantap, pemuda itu menggendong anak tersebut dan tersenyum. Anak kecil yang tadinya panik dan menangis pun sudah tenang dan bisa menikmati pemandangan hutan yang indah.
"Hyung tinggal di sini?"
"Iya," jawab pemuda itu singkat.
"Namaku Lee Jeongil, maaf aku belum memperkenalkan diri," ucap anak tersebut sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Pemuda itu tersenyum, "Mark, Mark Tuan. Panggil saja Mark."
"Wah, nama hyung unik sekali."
"Aku dari Amerika, wajar saja kalau namaku bukan nama korea," ucap Mark sembari menatap Jeongil.
"Kakak umur berapa?"
"Menurutmu?"
"Umur... 17?"
Mark tertawa dan mencubit pipi Jeongil yang bulat dan berisi, "Kamu lucu sekali."
Jeongil memegang pipinya yang baru saja dicubit Mark dan memajukan bibirnya, alisnya juga berkerut karena Mark.
"Hei, aku kira anak kecil suka dicubit?"
"Aku tidak suka!"
"Wah, mianhae Jeongil," ucap Mark kembali tertawa dan membelai Jeongil.
"Jeongil!"
Terdengar suara seorang wanita dari kejauhan dan langkah-langkah kaki yang bergegas menemui Jeongil. Mark menurunkan Jeongil dan menutup sebelah telinganya karena suara yang bising.
"Jeongil! Syukurlah kamu selamat!" wanita tersebut memeluk Jeongil, begitu pula dengan anak-anak yang lain.
Mark memperhatikan wanita tersebut dan melihat ke atas pohon, dia memberikan isyarat untuk tidak menyerang.
"Terima kasih banyak anak muda, kurasa kamu juga harus kembali ke rumahmu, pasti orang tuamu mencarimu nak," ucap wanita tersebut sambil memegang tangan Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔
Fanfic"Berikan aku satu alasan untuk tidak membunuh anjing ini." "Aku berjuang mempertaruhkan nyawaku demi dia! Dan dia hanyalah anjing kecil yang tidak bersalah!" - Park Jinyoung, ditemukan dalam kondisi terluka parah dan terlantar di dalam hutan. - Mark...