⚠ WARNING : Chapter ini mengandung adegan kekerasan.
Jinyoung segera membaringkan Mark pada ranjang Jisoo dan membawakan Mark segelas air. Jinyoung menaruh air tersebut di atas nakas dan membiarkan Mark tidur untuk sementara waktu.
Jinyoung melihat Jisoo dengan wajah sedih dan kusam, dia menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar.
"Ingin membicarakannya?" tanya Jisoo sembari membawa teh hangat kepada Jinyoung.
Jinyoung duduk di sofa dan kembali menghela nafas.
"Minumlah," ucap Jisoo sembari duduk di depan Jinyoung.
Jinyoung mengangguk pelan dan meminum teh hangat tersebut, tetapi hatinya belum siap untuk membukakan diri pada Jisoo. Dia tidak ingin menceritakan apa yang baru saja terjadi.
"Kalau begitu, aku akan memperkenalkan diriku, benar-benar memperkenalkan diriku. Namaku Kim Jisoo, aku werewolf beta, sama seperti temanmu tadi. Panggil saja Jisoo."
"Jinyoung... Park Jinyoung...," lirih Jinyoung.
Jisoo terdiam mendengar lirihan Jinyoung, dia terlihat sangat menyedihkan. Jisoo tidak dapat melihat semangat hidup dalam diri Jinyoung.
"Jisoo-ah..."
"Hm?"
"Kenapa... Hidupku seperti ini...?"
Jisoo terdiam, terkadang dia menanyakan hal yang sama seperti Jinyoung. Kenapa dia terlahir sebagai werewolf, bukan manusia biasa.
"Entahlah, mungkin takdir. Pasti ada maksud di balik semua ini, termasuk mengapa kita terlahir seperti ini."
Kali ini Jinyoung yang terdiam, air matanya menetes membasahi kedua pipinya.
"Terkadang aku berharap aku tidak lahir di dunia ini..."
'Park Jinyoung... Jangan menangis... Kamu membuat hatiku sakit...,' lirih Def pada Jinyoung.
"Def-hyung?"
Jisoo mengernyitkan dahinya karena tidak ada orang yang bernama Def yang sedang bersama mereka sekarang ini.
"Hyung di mana? Jawab aku hyung!" sahut Jinyoung sembari beranjak dari tempat duduknya dan mengusap air matanya.
Jisoo hanya menatap Jinyoung, sepertinya dia mulai mengerti sedikit mengenai apa yang sedang dia lihat. Jisoo yakin kemampuan Jinyoung berkomunikasi dalam pikiran belumlah bagus ataupun Jinyoung sendiri belum mengetahui caranya.
Tidak ada jawaban dari Def, Jinyoung duduk kembali dan menundukkan kepalanya, dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
Jisoo memegang kedua tangan Jinyoung dengan erat, sesekali dia mengelus-elus punggung tangan Jinyoung.
"Kita akan menemukan Def-oppa dan kalian akan kembali ke rumah kalian dengan selamat ya? Jangan khawatir Jinyoung-oppa," ucap Jisoo dengan senyuman manis yang terlukis pada wajahnya.
"Terima kasih Jisoo..."
Jinyoung memeluk Jisoo dengan erat seakan-akan mereka adalah saudara kandung yang selalu siap untuk mendengar persoalan satu dengan yang lain.
Air mata Jinyoung kembali menetes, membasahi bahu mungil Jisoo. Tangan Jisoo menepuk-nepuk punggung Jinyoung dengan pelan sembari mengingat nasib hidupnya sendiri.
Tidak ada satu kata pun yang dapat menjelaskan apa yang Jinyoung rasakan sekarang. Dia keluarkan semua isi hatinya dalam air matanya.
Mark yang mendengar isakan Jinyoung hanya dapat menggelengkan kepalanya, kecewa pada dirinya karena tidak dapat menjadi tempat sandaran bagi Jinyoung ketika dia sedang membutuhkan seseorang untuk mencurahkan isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wolf My Dog || JJP [TAMAT] ✔
Fiksi Penggemar"Berikan aku satu alasan untuk tidak membunuh anjing ini." "Aku berjuang mempertaruhkan nyawaku demi dia! Dan dia hanyalah anjing kecil yang tidak bersalah!" - Park Jinyoung, ditemukan dalam kondisi terluka parah dan terlantar di dalam hutan. - Mark...