Bab 4

3.5K 333 14
                                    


Setelah omelan panjang Ali tadi pada adiknya akhirnya sekarang mereka bisa makan malam bersama keluarga besar mereka. Ali sengaja mengajak istrinya dari hotel untuk mengunjungi rumahnya bukan apa-apa ia hanya ingin mendekatkan istrinya pada keluarga besarnya.

Dan Prilly terlihat begitu berbaur dengan keluarga suaminya tidak ada kecanggungan sama sekali pada gadis itu. Mereka menggelar tikar diruang tamu Ali yang sudah terlihat lapang karena sofa butut mereka sudah dipindahkan ke kamar Ali untuk sementara waktu.

Keluarga Ali memilih tidur beramai-ramai diruang tamu dengan beralas ambal tebal untuk menikmati kebersamaan mereka jadilah sofa dipindahkan ke kamar Ali yang tidak ditempati oleh pria itu.

Ali duduk manis sambil menyantap nasi dalam piringnya, sesekali matanya berpendar untuk menatap tajam Mona yang terlihat kesusahan melahap nasinya. Gadis itu meringis kesakitan saat menggerakkan tangan kanannya hingga beralih melahap nasi dengan memegang sendok di tangan kirinya.

Mona tersenyum lebar saat berhasil memasukkan nasi ke dalam mulutnya ia tidak menyadari kalau Ali terus memperhatikan gerak-geriknya. Ali menghela nafas sejenak sebelum kembali melahap nasinya.

"Kenapa Mas?"

Ali menoleh lalu tersenyum pada istrinya yang duduk disebelah kanannya, "Nggak ada Sayang. Mas cuma terharu saja melihat kebersamaan keluarga kita."

Prilly tersenyum lebar ia menyetujui apa yang dikatakan suaminya, ia merasa luar biasa bahagia saat mendengar derai tawa keluarga Ali yang saling bercanda satu sama lain.

"Aku juga ngerasa senang banget disini Mas. Untung aja kamu ajak aku kemari kalau nggak aku pasti bakal bosan banget di hotel terus."Seru Prilly sambil melahap nasi dari piring nya.

Ali terkekeh geli saat melihat cara makan memakai tangan yang di lakukan istrinya terlihat jelas istrinya masih kaku makan tapi tidak memakai sendok. "Ini belum ngumpul semua sayang karena dari keluarga Ayah udah pada balik semua setelah acara kita kemarin."

Prilly mengangguk pelan matanya menatap Ali yang terlihat begitu menikmati makan malam yang sangat sederhana ini. Prilly tidak menyangka makanan rumahan biasa bisa selezat ini, tolong dia tidak bermaksud sombong karena memang jujur ia belum pernah mencicipi makanan seperti ini. Meskipun sejak berpacaran dengan Ali ia memang mulai terbiasa hidup sederhana meskipun masih dalam tahap belajar.

Jadi maklumi saja sikap kakunya.

Prilly mengambil satu butir nasi yang melekat di sudut bibir suaminya, "Makasih Sayang."ujar Ali tersenyum.

Prilly mengangguk pelan ia melihat porsi nasi di dalam piringnya masih sangat banyak sedangkan Ali sudah menghabiskan setidaknya setengah dari porsi nasi di dalam piringnya.

Perlahan Prilly menyentuh lengan suaminya, semua keluarga sedang sibuk berbicara dan bercanda sehingga tidak ada yang memperhatikan mereka. "Mas nggak habis nasinya."bisik Prilly pelan.

Ali menoleh pada istrinya sebelum mengalihkan pandangannya pada piring istrinya yang masih terlihat seperti utuh itu, "Kamu makannya sedikit banget loh Sayang. Makan lagi gih!"Ali benar-benar tidak suka dengan nafsu makan istrinya ini.

Prilly sangat susah diajak makan kalaupun makan istrinya hanya melahap beberapa sendok nasi lalu mengaku kenyang. "Sayang Mas nggak suka loh kamu buang-buang makanan begitu. Mubazir."tegur Ali sambil menyentuh kepala istrinya.

Prilly meringis pelan, Ali memang tidak suka dengan hal-hal yang berbau mubazir karena Ali pernah mengatakan kalau diluar sana banyak sekali orang-orang yang kurang beruntung bahkan untuk sesuap nasi saja mereka harua rela mengorek-ngorek tong sampah terlebih dahulu.

After Wedding (Mas Al nikah Yuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang