Bab 14

4.3K 304 13
                                    


Satu bulan berlalu sejak pernikahan Ali dan Prilly dan keduanya masih belum merasakan indahnya malam pertama. Entahlah, ada saja halangan disaat Ali dan Prilly sudah memulai ritual mereka.

Dan tersangkanya selalu saja Reza.

Prilly sudah lelah menegur bahkan memarahi Abangnya itu tapi dengan cueknya Reza mengatakan, "Mungkin Allah belum izinin kali kalian begituan atau jangan-jangan ada sesuatu yang belum selesai diantara kalian nih."Ujar Reza penuh curiga.

Uhuk!

Ali tersedak kopi yang baru saja diteguk olehnya. Sedangkan Prilly hanya menggeleng pelan ia benar-benar tidak habis fikir dengan jalan pikiran Abangnya itu.
"Pelan-pelan Mas."Ujarnya sambil mengusap punggung Ali sebelum memfokuskan matanya pada Reza,"Lanjut makan deh Bang! Gue benar-benar kesal sama lo!"

"Prilly tolong bahasa kamu Sayang."Tegur Soraya. Ia benar-benar tidak suka anak-anaknya ber'elo-gue' apalagi didepannya.

Prilly mengerucutkan bibirnya, Ali mengelap mulutnya berbalik mengusap lembut punggung istrinya. "Sabar Sayang ya. Jangan dengerin Abang cuma godain kita aja."

Prilly mengangguk, ia seperti kehilangan minat jika sudah berbicara tentang malam pertamanya yang selalu saja gagal. Bahkan sejak semalam ia sudah tidak lagi menunggu Ali pulang.

Prilly tahu ia salah hanya saja ia tidak siap jika sudah siap menuju puncak surga dunia bersama suaminya maka bala gangguan itu datang dan ujung-ujungnya dia sakit kepala. Apalagi suaminya, Ali bahkan harus rela mandi air dingin setelahnya.

Benar-benar kacau!

"Kalian bulan madu lagi aja kalau nggak."Celetuk Soraya tiba-tiba.

Saat ini mereka sedang sarapan minus Imran dan Abi, kedua pria itu sedang melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara. Soraya sengaja tidak diikut sertakan karena kondisinya yang selalu dikhawatirkan oleh anak dan suaminya padahal ia merasa sehat saja.

Maka tinggallah mereka berempat dirumah maka semakin merajalela saja kejahilan Reza pada adiknya. Soraya sudah angkat tangan pada putra badungnya itu.

Reza ini semakin dilarang semakin dikerjakan.

Reza melahap nasi gorengnya tanpa terganggu sama sekali. "Iya bisa tuh. Sekalian aja pada susulin Papa sama Mas Abi. Mami ikut aja biar Abang jaga rumah."Ujarnya begitu santai.

"Iya pas Mami pulang habis semua perabot rumah kamu makan!"

Reza mendelik kesal namun ia buru-buru merubah ekpresi wajahnya saat sang Mami sedang bersiap-siap melempar garpu kearahnya. "Emang Abang rayap apa."

"Kamu tuh lebih menganggu dari rayap tahu nggak! Gara-gara kejahilan kamu Mami batal terus nambah pasukannya."

Uhuk!

Kali ini Prilly yang tersedak, tenggorokannya sakit sekali bahkan airmatanya ikut menetes. Ali buru-buru memberikan segelas air putih namun batuk istrinya tak kunjung berhenti wajah gadis itu sampai memerah karenanya.

"Perih Mas."Adunya pada Ali sambil memegang lehernya sebelum kembali terbatuk Ali kelimpungan sendiri saat melihat istrinya yang begitu kesakitan.

"Tarik kupingnya Li! Terus kamu tiup ubun-ubunnya."Perintah Soraya yang segera dikerjakan oleh Ali.

Ali melakukan apa yang diperintahkan Ibu mertuanya meskipun ia sama sekali tidak mengerti, perlahan batuk Prilly mereda, "Enakan Sayang?"Tanya Ali.

Prilly mengangguk pelan, "Tapi tenggorokan aku masih sakit Mas."

"Minum Sayang. Sebentar lagi sembuh tenggorokan kamu."Ali mengusap lembut leher istrinya.

Reza yang sedari tadi menyimak menatap takjub pada Ibunya."Wah Mami hebat! Belajar dari mana sih Mi?"Tanyanya penuh semangat.

After Wedding (Mas Al nikah Yuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang