Tolong dibaca dan kasih komentar atau pendapat kalian yaa?!
Kalau misalnya cerita ini diterbitkan versi e-book menurut kalian pembaca setiaku gimana? Kasih pendapat dong! Tapi tetap pendapat kalian harus dalam kata baik dan tidak menyinggung terima kasih semuaaa..
***
Mona Rega dan Reza sedang bercakap-cakap saat tiba-tiba dari arah ujung lorong terdengar suara langkah kaki yang membuat ketiganya serempak menoleh. Mona melebarkan senyumannya ketika melihat sang Ibu namun seketika senyuman itu luntur saat melihat sosok lain disisi sang Ibu.
"Ngapain tuh ular kemari sih?!"Dumel Mona tanpa repot-repot menutupi kejengkelannya pada sosok di samping sang Ibu.
Rega menoleh menatap Mona yang merengut kesal disampingnya. "Sabar, kita nggak boleh langsung ngambil kesimpulan sebelum tahu kebenarannya."
Mona mendelik menatap Rega, "Kenapa? Mas nggak rela aku bantai tuh cewek iya? Mas nggak usah sok baik kita semua tahu siapa dalang dibalik semua yang terjadi pada Mas Ali dan Kak Prilly."Katanya tanpa menurunkan volume suaranya padahal Aminah dan Ratih yang berdiri di samping mereka.
"Mas Al mana Dek?"Tanya Aminah tanpa menghiraukan Ratih yang terus membuntutinya.
"Di dalam sama Kak Prilly."Mona sengaja menekankan kata Kak Prilly agar Ratih tahu siapa yang berhak atas Ali.
Reza hanya diam memandang Ratih dengan tatapan dinginnya. Dia sangat mengenali jenis manusia macam apa Ratih ini, senyumannya penuh kepalsuan dan satu lagi Ratih sepertinya sudah terobsesi dengan Adik iparnya.
Rega memilih diam dan tidak ingin ikut campur dalam urusan keluarga Mona karena dia sadar posisinya bukan apa-apa disini.
"Ibu kenapa datang-datang bawa pengikut gitu? Mana pengikutnya nggak tahu diri lagi."Kata Mona jengkel.
"Ibu datang sendiri. Tahu deh kalau ada yang ikut."Aminah menjawab santai dengan senyumannya dia menyapa Reza, "Selamat malam Nak. Apa kabar? Mami Papi kamu apa kabar?"Tanya Aminah lemah lembut.
Ratih tanpa sadar mendengus, padahal tadi saat disapa olehnya Aminah bersikap begitu dingin nah sekarang lembut gitu sama Kakaknya Prilly.
'Lihat saja wanita tua! Setelah memiliki Ali aku benar-benar akan membuang kalian dari kehidupan Ali'
Ratih menyeringai merasa puas dengan pemikirannya. "Kenapa Lo? Jangan bilang lo lagi nyusun rencana buat nyakitin Kakak ipar gue lagi?"
"Aku nggak pernah nyakitin siapapun Mona."Sahut Ratih penuh kelembutan.
Yang tentu saja Mona tahu itu semua hanya akting!
Aminah dan Reza berbincang sebentar sebelum Aminah berpamitan ingin ke kamar Ali, dia ingin bertemu dengan menantunya.
Mona menahan lengan Ibunya, "Jangan masuk dulu dong Buk! Mas Al sama Kak Prilly pasti lagi kangen-kangenan sekarang."Mona sengaja menekankan kata kangen agar Ratih mendengarnya.
Benar saja, raut wajah Ratih seketika berubah bahkan tanpa disangka Ratih melemparkan bungkusan plastik yang sedari tadi dibawa olehnya hingga bubur yang dia bawa tumpah dan berhamburan dilantai.
Ratih ingin segera berlalu menuju kamar Ali namun dengan cepat Mona menahan dan menyeret Ratih menjauhi kamar Ali. "Lepasin gue! Apa-apaan sih hah?"Ratih meronta-ronta namun dengan kasarnya Mona melepaskan tangannya dengan menghempaskan tubuh Ratih ke dinding diujung lorong.
Rega dan Reza serta Aminah menyusul, mereka takut Mona berbuat nekad. "Dek! Jangan seperti ini tenanglah!"Rega berusaha menahan tangan Mona namun dengan cepat Mona menghempaskan tangan Rega.
"Mending Mas diam atau nggak pergi dari sini! Mas nggak tahu apa-apa. Mas nggak tahu seberapa licik wanita ini, dia tidak hanya memisahkan Mas Al dari Kak Prilly dia juga buat Mas Al nampar aku!!"Teriak Mona penuh amarah.
Rega terdiam begitupula dengan Reza dan Aminah. Mereka hanya akan mengawasi Mona jangan sampai gadis itu berbuat nekad yang berujung menghancurkan dirinya sendiri.
"Gue udah peringatin lo Ratih! Jangan dekati Mas gue! Mas gue udah punya istri bahkan jika Mas Al masih lajang sampai mati lalu hidup lagipun gue nggak akan pernah nerima lo jadi bagian keluarga gue!"Mona berkata dengan lantang sambil menudingkan jarinya di hadapan Ratih.
"Gue nggak perduli! Ali milik gue sampai kapanpun gue akan tetap perjuangin Ali!"balas Ratih tanpa malu.
Plak!!
Semua yang ada disana terkesiap ketika tangan Mona terangkat dan menghantam wajah Ratih. "Dek!"Rega dan Aminah berteriak bersamaan.
Reza termenung dia benar-benar tidak menyangka adik Ali sebringas ini. Bagaimana jika Mona tahu jika dia yang membuat Ali babak belur.
Bisa-bisa tangannya dipatahkan oleh gadis ini. Reza bergidik ngeri membayangkan hal itu.
"Gue udah sering nahan diri buat nggak nyekik lo Ratih. Dan jangan sampai gue nggak jadi nyekik lo karena berniat lain dengan melemparkan tubuh busuk lo dari lantai ini."
Aminah menarik putrinya ketika Mona mulai kembali melayangkan tangannya saat Ratih dengan percaya dirinya mengatakan kalau Ali akan lebih memilihnya dari pada Prilly.
Rega segera membawa tubuh Mona yang terus meronta-ronta didalam rengkuhan Aminah. Reza menyusul Rega yang tengah menyeret Mona meninggalkan Aminah yang menatap Ratih dengan dingin.
"Sadar dan bertobatlah bersama Ibumu Ratih! Cukup sudah kegilaan yang kalian lakukan. Aku masih memiliki sedikit kebesaran hati untuk memaafkan kalian, jadi sebelum semuanya hancur lebih baik kamu sadar dan jalani hidupmu tanpa menganggu putraku."Kata Aminah dengan suara lembut namun penuh ancaman.
Ratih mengusap pipinya yang perih akibat tamparan Mona tadi, dengan berani dia menatap Aminah. "Tidak akan Buk. Sampai kapanpun aku akan terus memperjuangkan Ali sampai Ali menjadi milikku."
Aminah menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak habis fikir dengan kekerasapalaan yang dimiliki Ratih.
"Dulu kamu dan keluargamu yang menolak putraku. Lalu sekarang kenapa kamu dan Ibumu gencar sekali melakukan tindakan bodoh untuk menguasai puteraku. Kau tidak mencintainya Ratih, kau hanya ingin Ali berada dibawah genggamanmu."Aminah berkata tajam tanpa memperdulikan teriakan Mona yang terus memaki Ratih diujung sana.
"Aku mencintai Ali."
"Tidak. Itu bukan cinta kau hanya tidak berpuas hati dan tidak bisa menerima apa yang sudah tertimpa padamu hingga kau mencari Ali untuk menimpakan semuanya termasuk aib karena kamu hamil tanpa suami!"
Ratih mengeraskan rahangnya, "Saya mencintai Ali."
Aminah menggeleng pelan, dia tidak menyangka Ratih gadis yang pernah sangat dicintai oleh putranya ternyata memiliki sisi yang begitu mengerikan dimata Aminah.
"Terserah apapun katamu Ratih. Hanya satu yang pasti jauhi anak saya jangan pernah lagi kau perlihatkan wajahmu didepan anak dan menantuku."Aminah berbalik menyusul Mona dan yang lainnya.
Ratih mengepalkan kedua tangannya, jika memakai cara halus tidak berhasil maka dia akan memakai cara kasar. Jangan salahkan dia jika sampai wanita kesayangan keluarga Ali itu terluka.
"Kau harus membantuku menyingkirkan wanita pengganggu itu."Kata Ratih sambil mengusap perutnya. "Agar kau bisa memiliki Ayah dan aku bisa bersama dengan pria yang aku cintai."
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding (Mas Al nikah Yuk)
عاطفيةGk tau gimana alurnya, yang penting nikmatin aja karena setelah nulis Mas Al nikah Yuk! Ide semua Mentok ke cerita ini. Jadi bagi yang penasaran ayokk dibaca..😉