Bab 13 (21+)

5.8K 342 18
                                    

>>21+++

Ali membaringkan Ratih diatas ranjang wanita itu, ia benar-benar tidak enak saat akan memasuki kamar wanita ini hanya saja ia tidak memiliki pilihan lain. Ratna ibu Ratih saja memaksa Ali untuk membopong putrinya ke kamar karena dirumah sedang tidak ada Ayah Ratih.

Setelah membaringkan Ratih, Ali berniat keluar dari kamar namun Ratih segera menahan lengan pria itu. "Temani aku Li."pintanya dengan suara lemah.

Ali terlihat serba salah, "Tidak bisa Ratih. Aku harus pulang dirumah ada istriku yang sedang menunggu."

Bukannya melepaskan tangan Ali Ratih malah semakin mengeratkan pegangannya pada lengan Ali. "Istri kamu pasti tidak akan marah toh kita nggak ngapa-ngapain disini. Aku kesepian Li, hamil diluar nikah seperti ini tidak ada suami dimana aku bisa bermanja."Ratih terisak pilu.

Melihat Ratih menangis Ali segera duduk disisi ranjang wanita itu, "Sudahlah. Jangan kamu ingat-ingat lagi masalah itu Ra. Anak kamu itu anugerah yakinlah dia akan membuat kamu bahagia nanti."Ujar Ali sambil menunjuk perut Ratih dengan matanya.

Ratih semakin terisak dengan cepat ia memeluk tubuh Ali,"Makasih Li. Makasih aku benar-benar menyesal menolak cinta kamu dulu. Maafin aku. Tapi aku mohon jangan jauhi aku Li, aku butuh kamu anakku butuh sosok ayah dan aku ingin kamu mau berbaik hati untuk menjadi sosok itu buat anakku."Ujar Ratih disela tangisnya.

Ali terkejut bukan main dengan apa yang di katakan Ratih."Nggak Ratih. Aku nggak bisa, aku sudah punya istri dan aku akan membangun keluargaku sendiri. Aku akan menjadi Ayah untuk anak yang akan dilahirkan oleh Prilly istriku."Ali mendorong pelan tubuh Ratih.

Ratih kecewa bukan main namun ia tidak ingin menyerah karena ia tahu Ali tidak akan tega apalagi jika ia sudah menangis. Dan seketika Ratih menangis histeris berakting sempurna sampai menjambak rambutnya sendiri.

Ali tersentak kaget saat melihat kelakuan Ratih, "Ratih! Apa yang kamu lakukan? Hentikan Ratih!!"Ali berusaha menahan tangan Ratih yang terus menarik rambutnya.

"BIARKAN AKU MATI! AKU NGGAK MAU HIDUP MENANGGUNG MALU SENDIRIAN BEGINI! AKU MAU MATI!"Teriak Ratih seperti kesetanan.

Ali mulai kewalahan sampai pintu kamar Ratih terbuka tiba-tiba dan Ratna terkejut bukan main saat melihat anaknya. "Ya Allah Ratih!"

Ratna membantu Ali menahan tubuh Ratih, "Apa yang terjadi pada Ratih Ali?"Tanyanya.

Ali menggeleng tidak tahu, "Entahlah Buk. Tiba-tiba Ratih begini."

"Ya Allah, sadarlah Ratih, sadar Nak! Kamu nggak boleh seperti ini, ingat anak kamu Ratih!"Ratna ikut meneteskan airmata melihat putrinya.

Ratih menangis sesenggukan, "Aku nggak mau bayi ini Buk. Aku nggak mau! Aku malu! Aku nggak punya suami bagaimana aku menghadapi anak ini nantinya Buk?"Ujar Ratih, ia mulai kelelahan hingga tangannya tidak sekuat tadi menarik rambutnya.

Ali melihat semua itu ikut tersentuh, Ratih tidak salah hanya saja takdir wanita itu semujur gadis lain. Ali mengusap lembut kepala Ratih yang sedang memeluk Ibunya.

"Jangan begini Ratih kasihan anak kamu."Ujar Ali pelan. "Kamu nggak sendiri, karena disini ada Ibumu, Ayahmu semua keluarga besarmu dan juga..ada aku."

**

Prilly baru saja menyelesaikan ritual mandinya, ia menyempatkan diri untuk luluran sebentar sebelum berendam di dalam air yang sudah ia campurkan dengan aroma Mawar.

Prilly mengusap rambut panjangnya yang basah, tubuh mungilnya hanya dibalut handuk putih sebatas dada dan pahanya. Prilly terlihat luar biasa seksi saat ini.

After Wedding (Mas Al nikah Yuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang