Bab 2

5.6K 326 3
                                    


Seorang pria terlihat tampan dan gagah dengan stelan jas yang membalut tubuh kekarnya. Langkah pria itu terlihat tegap menyusuri jalan kecil disela puluhan atau mungkin ratusan makam yang berjejer rapi disisi kiri dan kananya.

Sebuket Mawar putih terlihat dalam genggaman tangan pria itu, kacamata hitam yang membingkai wajahnya semakin menambah pesona pria itu. Setelah hampir dua puluh menit berjalan akhirnya pria itu sampai pada salah satu makam dimana jasad orang yang begitu ia kasihi berkubur disana.

"Assalamualaikum Adek. Mas datang jenguk kamu nih."Ucap pria itu sambil membuka kaca matanya.

Pria itu bernama Rega memandang sendu gundukan tanah yang masih terlihat baru milik adik satu-satunya yang sudah terlebih dahulu menghadap Tuhan.

Meletakkan buket Mawar putih yang tadi ia bawa dengan pelan ia menyentuh batu nisan dimana nama adiknya tertulis disana. Rega sudah ikhlas hatinya sudah lapang menerima kepergian adiknya tapi ketika melihat makam Inaya tetap saja hatinya tercubit sakit.

Sejak kematian Inaya tidak henti-hentinya ia menyalahkan dirinya sendiri yang begitu sibuk dengan urusan duniawinya hingga ia lalai menjaga Inaya.

"Maafin Mas Nay. Jika saja Mas lebih perhatian sama kamu mungkin saat ini kamu sedang tertawa bersama kami. Prilly sahabat yang kamu inginkan menjadi pendamping hidup Mas kini sudah menikah."Rega berbicara dengan tangan terus mengusap-usap nisan adiknya.

"Mas sudah ikhlas melepaskan sahabat kamu itu Nay. Tapi kenapa sampai hari ini Mas masih belum merasa lapang atas kepergian kamu Nay?"Rega mendudukkan bokongnya diatas tanah, ia tidak perduli tindakannya akan mengotori celananya.

"Mas sudah ikhlas Nay. Mas ridha kamu berpulang terlebih dahulu tapi hati Mas sangat sakit jika mengingat kembali kelalaiannya Mas dalam menjaga kamu."Ucap Rega sendu mata pria itu terlihat berkaca-kaca menatap makam adiknya.

"Dan pria pembunuh itu sudah tertangkap Nay. Dan tidak hanya kamu pria bajingan itu juga menyakiti gadis lain termasuk sahabat kamu. Jika Ali tidak cepat datang Mas nggak bisa bayangin apa yang akan pria itu lakukan pada sahabat kamu."sambung Reza lagi.

Rega benar-benar geram jika kembali mengingat bagaimana Rama memperlakukan Prilly, meskipun ia hanya mendengar dari mulut Reza tapi ia bisa membayangkan bagaimana keadaan Prilly apalagi dengan luka-luka dibagian punggungnya kala itu.

Rega dan keluarganya akan mengusahakan upaya hukum agar Rama dijatuhi hukuman seberat-beratnya. Selain tuduhan pembunuhan, pria itu juga harus menerima hukuman atas tuduhan pemerkosaan pada tunangannya sendiri dan juga penculikan terhadap Prilly.

Rama benar-benar bajingan sialan.

Rega mengusap matanya yang entah sejak kapan berair, "Mama selalu nangisin kamu Nay. Mama benar-benar terpukul dengan semua ini."Rega berkata disela-sela menyeka air matanya. "Tapi kamu tenang aja Mas janji akan buat Mama dan Papa kita kembali tersenyum karena Mas yakin sekarang kamu sudah bahagia disana. Titip salam buat calon keponakan Mas, biarpun Mas tidak mengetahui keberadaannya bahkan sampai ia pergi bersama kamu tapi Mas tetap menyayangi keponakan Mas."sambung Reza panjang lebar.

"Mas pulang ya Nay. Mas bakal urus semuanya jadi kamu nggak perlu khawatirin apa-apa disini kamu hanya harus bahagia disana. Mas sayang kamu."Rega mengecup lembut nisan adiknya sebelum beranjak dari sana.

Rega menepuk pelan celana bagian bokongnya yang tertempel tanah setelah bersih ia memakai kembali kacamatanya sebelum berbalik dan meninggalkan area pemakaman ia kembali menoleh menatap sejenak makam adiknya sebelum benar-benar meninggalkan adiknya yang sudah terkubur tanah.

**

"Ibu harus istirahat dulu dong! Biar Mona aja yang beresin semuanya Bu."Mona nyaris frustasi karena sikap keras kepala Ibunya.

After Wedding (Mas Al nikah Yuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang