SATU

51.1K 1.4K 7
                                    

....

SATU

Mata yang baru beberapa menit tertutup rapat itu, terbuka nyalang di saat tubuh lelahnya merasa ada getaran dan guncangan kecil yang melanda rumah berbahan material kayunya.

Dengan malas, kedua mata indah itu akhirnya terbuka nyalang, menatap lelah keatas langit-langit kamarnya yang usang.

Dengan gerakan malas, wanita itu menyingkirkan selimut lusuh yang berada di atas tubuhnya, lalu dengan pelan, ia bangun dari baringannya malas.

Sebelum beranjak dari atas dipan beringinnya, wanita itu mengucek matanya beberapa kali. Sial! Guncangan, dan getaran rumahnya semakin terasa. Membuat wanita itu akhirnya bangkit dari atas ranjang. Berjalan sedikit menuju pintu.

"Suara apa itu?"Gumamanya pelan.

Tangannya yang ingin membuka pintu melayang begitu saja di udara. Tiba-tiba jantungnya berdebar liar di dalam sana. Membuat wanita itu merasa sesak nafas seketika.

Guncangan rumah panggung tiga kamarnya semakin keras ia rasakan. Mata indahnya yang bersinar, melirik kearah depan dinding triplek kamar sempitnya.

Langkahnya, menuntun ia menuju dinding kamarnya yang memiliki lubang sebesar biji kedelai. Getaran dan suara aneh itu sepertinya berada di ruang tamu. Tepat di depan kamarnya.

Sial! Kakinya juga terasa gemetar. Ada apa ini? Tanya batinnya tidak tau akan reaksi tubuhnya saat ini.

Perempuan cantik dan menawan itu, telah berdiri dengan risau tepat di depan lubang kecil di depan hidungnya.

Hatinya berbisik-bisik. Lihat dan ngintip'lah lewat lubang kecil itu. Seperti ada seseorang yang membisikan mantra di atas, di hati dan kedua telinganya.

Dengan ragu-ragu, akhirnya wanita itu mendekatkan wajah dan sebelah mata kanannya kearah lubang kecil itu.

Tiga detik, mata indah itu membelalak kaget.

Tubuh tinggi semampai itu dalam sekejap bergetar hebat. Kedua tangannya yang memang dingin semakin dingin.

Kepalanya menggeleng kecil dengan mata yang masih fokus melihat ke depan sana lewat lubang kecil sebesar biji kedelai itu.

"Tidak!"lirihnya tidak terima dengan apa yang di lihatnya.

Di atas kursi panjang kayu yang telah usang itu, terdapat dua insan yang tengah bergulat penuh tabur dosa, dengan nikmat penuh hayatan.

Untuk memastikannya, wanita cantik itu, mengganti dengan mata sebelah kirinya melihat dengan pasti apa yang tengah ia lihat sekarang.

Semuanya benar dan nyata!

Di sana, sepasang insan tengah bergulat tanpa takut. Sang papa dengan adik sepupunya atau anak adik mama.

Perempuamn cantik itu nggak sanggup melihat lagi. Ia rasanya ingin muntah. Apa yang ia lihat barusan sangat menjijikkan.

Perlahan tapi pasti, tubuh menawan itu meluruh dengan menyedihkan di atas lantai kayu rumah panggungnya.

Kepalanya menggeleng, tidak terima dengan apa yang baru saja ia lihat. Tapi barusan apa yang ia lihat nyata.

Dengan air mata yang telah berderai, wanita itu mendongak keatas, memandang nyalang langit-langitk kamarnya yang usang.

"Oh Tuhan...jangan buat aku meneguk karma pahit dengan apa yang aku lihat barusan,"Ucapnya pedih dengan nada penuh harapan.

Tapi, sepertinya doa wanita yang terlihat menyedihkan itu, tidak di dengar oleh Tuhannya.

Karena, perempun itu nyatanya meneguk karma pahit dengan apa yang ia lihat barusan dari sosok yang di sebut papa.

Ia mengandung anak majikannya, dari hasil pemerk*saan yang di lakukan oleh sang Tuan atau majikannya  padanya.

TUANKU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang