DUA PULUH SEMBILAN
Alison menatap gusar kearah Ibra yang terlihat tengah duduk frustasi di depannya. Bagaimana tidak gusar? Ibra telah melalaikan pekerjaannya selama hampir sebulan ini. Bisa rugi bahkan bangkrut tanpa sisa semua aset, dan kekayaan yang mereka miliki. Alison sudah terlalu tua, dan lelah untuk mengurus masalah pekerjaan. Alison sudah melimpahkan semuanya kepada Ibra untuk mengurusnya bukan memilikinya, jatah Ibra jelas untuk kedua anaknya, Alex, dan Nella.
Resortnya yang termewah mengalami kebakaran parah minggu kemarin, dan Ibra tidak ada niat sedikitpun untuk menge-chek kerusakan, korban yang merupakan karyawan, dan penyewa. Banyak para karyawan, dan pekerja yang protes karena belum mendapat bantuan dari perusahaan, sedangkan untuk para korban dari pihak penyewa sudah Alison urus. Alison nggak mampu lagi untuk pergi ke sana kemari mengurusnya. Alison harus menjaga kesehatannya. Agar ia tidak jatuh sakit.
"Kalau kamu seperti ini terus, anak kamu akan menjadi gembel Ibra. Alex, dan Nella tidak akan punya masa depan!"Ucap Alison dengan nada penuh tekanan.
Tatapannya menatap penuh peringatan pada Ibra yang saat ini telah menatap kearahnya.
Ibra masih diam dengan wajah kusut, dan pipi yang telah tirus. Efek banyak pikiran, dan berkeliaran di jalan berharap bisa menemukan Arum, dan Alex. Tapi selama hampir sebulan ini, usahanya gagal. Tidak ada Alex atau Arum yang Ibra temukan dengan tidak sengaja di jalan. Semua sosial media Alex, Fb, Ig, di privat, dan akunya telah Arum blokir. Ibra kehilangan jejak anak isterinya.
"Usaha yang papa bangun dari nol bisa hancur. Papa nggak mau tau! Kamu harus pergi bekerja hari ini juga!"Ucap Alison dengan sedikit membentak kali ini.
Ibra terlihat menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan. Jari kekarnya mengurut pelan keningnya yang masih terasa sakit, seperti di tusuk-tusuk jarum selama hampir sebulan ini.
"Percuma aku pergi kerja, Pa. Kalau pikiran aku nggak fokus. Aku nggak tenang kerja kalau anakku Alex hilang bersama ibunya."Ucap Ibra frustasi. Jari-jarinya menyugar rambutnya yang telah memanjang gusar.
Matanya menatap tak tenang ke arah papanya. Ibra merindukan Alex, Ibra ingin memastikan kalau anaknya baik-baik saja. Intinya harus ada Alex dulu baru ia akan fokus bekerja.
"Kamu bodoh Ibra! Mereka nggak hilang. Oh Tuhan! Sudah jelas si Arum itu meninggalkan pesan padamu , dan mengatakan selamat tinggal bahkan dia nggak berharap bertemu kamu lagi nanti. Dia nggak hilang! Dia mau lepas dari kamu. Nggak ada yang perlu kamu khawatirkan!"Ucap Alison kalut akan kebodohan anaknya.
"Kamu hanya mau anakmu Alex kan? Gampang itu, Ibra. Kalian hanya nikah siri. Tinggal menjatuhkan talak, selesai. Kalau kamu nggak lupa, bukankah nama Alex tercantum di Akta kelahiran, dan KK sebagai anak kamu, dan Risa?"Ucap Alison dengan nada gemas kali ini. Gemas akan kebodohan anaknya, yang di bodohi oleh Arum selama ini.
"Nggak perlu jalur hukum, Alex akan tinggal dengan kita. Hanya perlu mengambil anak itu dari ibunya saja."Ucap Alison dengan senyum lebar yang menghiasi bibir coklatnya.
Tapi kita ambil Alex, bukan sekarang, tiga tahun yang akan datang. Nella sembuh dulu. Biar dia nggak shock, dan drop lagi. Lanjut Alison dalam hatinya.
Ibra diam. Laki-laki itu sedang mencerna selektif ucapan papanya.
Alison semakin tersenyum melihat anaknya yang terlihat tengah memikirkan ucapan-ucapannya barusan.
Anakanya harus bersanding dengan Risa. Risa anak sahabatnya, Risa juga wanita baik, dan sangat cocok dengannya.
"Kamu hanya mau Alex kan? Kalau sama Mamanya kamu nggak maukan, apalagi cinta?"Tanya Alison dengan nada was-wasnya pada Ibra.
Ibra masih diam. Lebih tepatnya laki-laki itu tengah berfikir keras sekarang.
"Kamu bodoh, Nak. Kalau kamu masih cinta sama wanita itu. Dia sudah nyakitin kamu dulu. Dia khianatin kamu bahkan lebih. Papa nggak habis pikir kamu di perbudak oleh wanita pengkhianat semacam Arum. Hal ini jangan sampai di ketahui oleh Risa juga. Bisa gawat rumah tangga kamu nantinya. Jangan menoleh kebelakang kalau kamu mau bahagia. Risa masa depan kamu. Dia hanya masa lalu pahit kamu. Kasian Risa mengemis cinta kamu selama ini. Papa harap kamu memikirkan ucapan papa. Risa menerima Alex. Kalian bisa hidup bahagia. Lupakan dia, papa yakin kamu nggak cinta lagi sama dia. Dendam, dan amarahmu yang membuat kamu kepikiran terus sama wanita itu. Risa wanita baik. Dia dengan lapang hati menerimamu kembali, dan memaafkanmu walau kamu sudah menghamili Arum, dan menikahinya dulu. Nyesal itu datang di akhir, Ibra "Ucap Alison panjang lbar dengan nada lembutnya kali ini.
Hatinya mengharap di dalam sana, semoga apa yang ia tuturkan sedari tadi menembus sampai ke dasar hati anaknya, dan Ibra menurut akan semua nasehatnya barusan.
Ibra mengangkat pandangannya, lalu menatap dalam kearah Papanya.
"A-aku...A-aku hanya butuh Alex."Ucap Ibra ragu setelah sekian menit laki-laki itu diam.
Alison nggak bisa menahan senyumnya lagi. Alison merasa hatinya mekar di dalam sana. Ia bisa tenang.
"Tolong. Temukan Alex untuk Ibra, Pa. Ibra janji akan kembali bekerja. Tapi bawa Alex untuk Ibra. Ibra mohon. Nella mau menerima Alex sebagai kakaknya."Ucap Ibra memelas.
Alison dengan sigap mengangguk cepat, dan memberikan senyuman menenangkan untuk anaknya.
"Pasti. Papa akan bantu menemukan cucu papa. Lalu membawanya ke kamu."Ucap Alison mantap.
Rencana di ubah, apabila Nella menerima Alex sebagai kakaknya. Alison nggak perlu membiarkan Alex tumbuh, dan tinggal lama dengan wanita itu.
Alison dengan senang hati akan membawa Alex ikut bersamanya. Akhirnya sebentar lagi, keluarganya akan utuh, jelas kebahagiaan akan di rasakan utuh. Sebentar lagi. Tepatnya setelah Alex berkumpul lengkap dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUANKU SUAMIKU
Romance29-08-2019-KAMIS LAPAK DEWASA ! 21+ Mau sama mau di dukung oleh pengaruh alkohol, Arum, dan Ibra melakukan kesalahan fatal di masa lalu, berhubungan layaknya pasangan suami isteri. Membuat Arum hamil, tapi sayang, belum sempat Arum memberitahukan h...