TIGA BELAS

12.8K 780 9
                                    

TIGA BELAS

Ibra memandang penuh tanya kearah anaknya Alex yang terlihat tengah bersandar takut di kepala ranjang.

Tubuhnya di tutupi penuh oleh selimut sebatas lehernya. Apa yang terjadi dengan anaknya? Sambil melangkah menuju Alex, Ibra melirik kearah jendela tanpa teralis Alex yang hanya di tutupi oleh gorden putih tipis. Hari masih gelap.

Ibra belum mengeluarkan suaranya, Alex sepertinya tidak menyadari kalau Ibra telah berada dalam kamarnya. Anaknya terlihat menunduk dalam. Tubuhnya juga terlihat gemetar. Ibra jadi khawatir.

"Anak Papa? Kamu kenapa, Sayang?" Tanya Ibra dengan suara cemasnya.

Ibra telah berada di atas ranjang, duduk tepat di samping kanan anaknya.

"Papa..." Ucap Alex pelan, dengan nada terkejutnya. Alex tidak menyangka bahwa ada papanya. Tadi malam nggak ada padahal.

"Ya, ini, Papa."

"Kamu kenapa? Jangan bikin Papa khawatir, Sayang."Ibra meneliti garis, dan gurat wajah anaknya.

Sedikit terlihat pucat.

Alex kembali menunduk dalam, setelah anak itu kembali mengingat mimpinya yang menyeramkan barusan. Alex nggak mau masuk neraka! Alex takut! Api neraka panas, kayak api di dunia. Lebih panas neraka kata mamanya.

"Kamu kenapa? Wajah Alex kayak ketakutan? Alex takut kenapa, Sayang? Ayo kasih tau Papa."Ucap Ibra dengan nada cemasnya.

Pasalnya, raut wajah Alex terlihat seperti orang yang takut saat ini, bahkan di keningnya keringat keluar deras dari sana.

"Alex takut masuk neraka, Pa. Kata mama masuk neraka kalau itu."Ucap Alex pelan sekali dengan kepala yang menunduk.

Ibra menghembuskan nafasnya panjang, Ibra nggak paham apa maksud ucapan anaknya barusan?

Ibra menyandarkan punggungnya di kepala ranjang lelah, kepalanya sejujurnya masih sangat pusing, tapi ia harus menyelesaikan masalah anaknya, tapi apa sih masalahnya? Alex kayak orang ketakutan saat ini.

Tanpa kata, Ibra mengambil tubuh Alex mudah, lalu laki-laki itu dudukkan anaknya di atas kedua pahanya.

Kening Ibra mengernyit dalam, kok seperti basah?

Sedangkan Alex? Tubuh anak itu terlihat menegang kaku.

Ibra memandang memincing kearah anaknya dari samping.

"Ya Tuhan! Kamu ngompol, Lex? Kamu teriak karena cuman ngompol?"Tanya Ibra tak percaya, matanya memandang nanar kearah Alex.

Anjir! Umpat Ibra kesal.

Celana anaknya basah kuyup, bahkan perutnya yang telanjang terasa dingin di timpa oleh pantat basah anaknya.

"Hiks. Alex nggak cuman ngompol, Pa."lirih Alex pelan dengan isakan yang telah keluar kecil dari mulutnya.

"Kenapa nangis, Sayang? Mau ngompol bahkan kamu pup di atas ranjang, nggak bakal ada yang marah! Papa jaminannya."Ucap Ibra kesal.Alex telah membuat ia begitu takut, dan khawatir tadi.

Alex menggeleng kuat mendengar ucapan papanya.

"Alex takut, Papa. Hiks. Takut masuk neraka."Aduh Alex frustasi dengan kepala yang telah menyandar lemah di dada bidang telanjang ibra.

Ibra bingung, terlanjur basah, Ibra mendudukan Alex mengangkang di atas pahanya. Ibra merangkum dagu Alex lembut, agar Alex menatap matanya.

"Kenapa takut masuk neraka? Alex nggak nakal. Nggak bakal masuk neraka."Ucap Ibra dengan nada tegasnya.

Alex masih menggeleng kuat.

"Alex, tadi remas-remas su**, Papa. Su** Nobi yang Alex remas."bisik Alex pelan.

Ibra mengagap mendengar ucapan anaknya. Seketika rasa kesal, marah, mengumpul begitu cepat dalam diri Ibra, tapi di tahannya.

"Kapan kamu remasnya?"Tanya Ibra dengan suara yang sedikit keras kali ini.

Alex menggeleng, "Nggak cuman remas, Pa. Alex nyium ne*enya juga. Alex takut ketahuan, Mama. Alex nggak mau masuk neraka. Hiks."bisik Alex pelan dengan isakan kecil yang menyertai.

Ibra rasanya di landa asma seketika, nafasnya sesak-sesak. Oh Tuhan! Anaknya?

"Kapan?"Tanya Ibra marah. Anaknya sudah keterlaluan.

"Barusan, Papa. Alex udah bilang barusan. Alex remas-remas, nyium n*te tadi, pas Alex bangun sudah nggak ada Nobi di ranjang, Alex." Ucap Alex kesal kali ini. Kan, Alex sudah bilang, kalau dia remasnya barusan. Papanya pikunan, ih.

Nobi itu teman sekelas Alex. Jelek, dekil, tapi da*anya besar. Alex takut sekaligus kesal.

Ibra menganga lebar kali ini.

"Habis nyium, Nobi hilang, Pa. Celana Alex langsung basah. Jangan kasih tau mama."rengek Alex takut.

Ibra menahan tawanya sebisa mungkin. MoyGad, anaknya mimpi basah! Sial! Ibra kira anaknya sebajingan itu. Ternyata anaknya cuman mimpi basah. MIMPI BASAH SEKALI LAGI! HUH!

Ibra tanpa kata memandang dalam kearah wajah Alex yang sama persis dengannya.

"Nggak nyangka, kamu udah dewasa, Sayang." Bisik Ibra lirih.

"Eh...Papa bilang apa, barusan?"

Ibra nggak menjawab, laki-laki itu hanya menggeleng dengan tatapan yang menatap penuh sayang kearah Alex.

Ibra ingin menatap wajah anaknya sepuas mungkin. Waktu begitu cepat berlalu, dan hatinya kenapa masih keras, tidak bisa memaafkan kesalahan ibu dari anaknya? Tapi kesalahan ibu dari Alex sangat besar, membuat Ibra bahkan sempat jijik pada semua jenis perempuan.

Sedangkan di tempat lain, seorang gadis remaja yang sangat cantik, terlihat tengah duduk termenung di depan meja makan panjangnya.

Ada telur dadar, dan mie goreng di depannya. Padahal, dia sangat lapar tadi, tapi rasa laparnya, sudah tidak ada lagi, bahkan remaja cantik itu merasa kenyang saat ini, hanya dengan menatap selembar foto, laki-laki tampan, dan gagah dengan senyuman yang sangat mempesona, dan memikat.

"Kapan Abel bisa bertemu Papa Ibra?"bisik remaja cantik itu sedih dengan mata yang telah memerah menahan tangis.

Tbc

TUANKU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang