SEMBILAN

13.8K 771 8
                                    

SEMBILAN

Risa, isteri pertama Ibra, menatap tajam kearah Ibra yang tengah memakai tergesa pakaiannya. Ibra, laki-laki itu sama sekali tidak merasa risih atau marah di tatap tajam bahkan di benci oleh Risa.

Ibra sadar diri, ia memang salah. Makanya ia tidak bisa membela diri atau marah akan kelakuan tak sopan Risa terhadap dirinya. Ibra menerima, menuruti semua kemauan Risa sedari awal mereka menikah dulu. Apalagi sekarang, semua keinginan Risa akan di turuti, dan di kabulkan oleh Ibra tanpa pikir panjang.

"Kamu mau ke tempat perempuan tidak tau diri itu?"Desis Risa tajam dengan wajah yang memerah marah.

Ibra yang tengah menyingsingkan sedikit lengan bajunya, menghentikan aktifitasnya, lalu menatap dalam kearah Risa.

"Jangan berkata seperti itu, Risa. Bukan salah dia! Aku yang salah di sini."Kata Ibra dengan nada sedangnya.

Ibra mengakui kesalahannya, karena memang dia'lah yang bersalah disini.

Risa menatap menantang dengan kepala yang mendongak tinggi pada Ibra yang masih menatap dirinya tenang.

"Kamu sama dia salah! Dia tidak tau diri! Aku menyesal memungutnya di jalan dulu, memberinya pekerjaan. Ternyata dia adalah wanita murahan yang akan merebut suamiku."Teriak Risa keras, bahkan Risa telah bangkit dari dudukannya, berjalan tergesa menuju Ibra yang mematung di tempatnya.

Risa tersenyum sinis pada Ibra.

"Kenapa diam? Dia memang murahan! Sayang, wajah cantik tapi kelakuannya sangat menjijikan. Pasti dia sering menggoda kamu'kan, Mas. Makanya kamu akhirnya tergoda."Ucap Risa dengan nada ejek kali ini.

Risa akui, Arum sangat'lah cantik. Cantiknya natural tanpa polesan apapun. Bahkan ia yang melakukan perawatan mahal sedari masa remaja kalah cantik oleh Arum.

"Cukup, Risa. Jangan menghina ibu dari anakku. Di sini aku yang salah, jadi, jangan sekali-kali kamu menghina Arum lagi."Ibra berucap tenang.

"Arum isteriku, kamu juga isteriku. Kalian sama." Ucap Ibra menahan emosinya.

Ibra malas apabila mereka berantam lagi, Ibra tidak pernah berulah.Risa'lah yang selalu mengungkit-ungkit kesalahannya. Ibra juga tidak ingin anaknya Nella sedih, dan menangis apabila anak itu melihat ia, dan Risa yang berdebat dengan suara tinggi.

Kesehatan Nella akan menurun, apabila anak itu melihat atau sekedar mendengar perdebatan mereka. Ibra tidak mau itu terjadi. Nella adalah anak kesayangannya juga. Ratu hatinya, begitupun dengan Alex, anak laki-laki tampan yang wajahnya persis dengannya itu sangat Ibra sayangi juga. Karena mereka berdua adalah anak yang berasal dari benihnya, walau lahir dari rahim yang berbeda.

Risa berdecih.

"Kamu tau, Mas. Nella jadi penyakitan seperti ini, karena kamu, Mas. Kamu, dan mantan pembantu nggak tau diri itu. Sama anak harammu itu juga."ucap Risa dengan nada sedihnya, bahkan mata wanita itu kini terlihat memerah menahan tangis.

Nellla, anaknya memiliki fisik yang lemah, jantungnya juga bermasalah sedari anaknya itu lahir di dunia ini. Nella lahir premature, di saat kandungan Risa baru memasuki usia lima bulan akhir. Semua organ penting dalam tubuh Nella belum terbentuk sempurna, membuat anak itu sering sakit-sakitan, dan memiliki riwayat kelainan jantung.

Stress berat, dan sakit hati yang dalam, di alami oleh Risa, membuat wanita itu drop, lalu melahirkan Nella di waktu yang belum tepat.

Risa stress, ia shock, di saat suaminya mengaku dia'lah yang menghamili pembantunya lalu menikahi pembantunya secara sirih. Papa mertuanya terpkasa menyetujui, mengingat laki-laki tua itu yang mengharap mendapat cucu segera.

Risa merasa kalah dari Arum, membuat Risa frustasi, Arum lebih dulu hamil, di banding dirinya, padahal ia, dan Ibra sudah menikah setahun lebih, dulu. Papa mertuanya saja tidak sabaran. tapi, di saat Arum melahirkan, Risa di nyatakan hamil. Papa mertuanya senang luar biasa, bahkan laki-laki tua itu sejenak lupa akan keberadaan Alex. Risa tau papa mertuanya tidak ikhlas menerima cucu dari pembantunya.

Risa melahirkan, saat itu juga Arum di usir dari sana dengan anaknya, dalam artian tinggal terpisah dengan ibra. Alex adalah aib keluarga, apalagi Arum. Arum dulu, dengan senang hati menerima keputusan itu, malah Arum berharap Ibra langsung menceraikannya, Arum tidak ingin merusak rumah tangga orang.

Tapi, Papa mertuanya, dan ibra menolak keras. Itu nggak baik untuk pertumbuhan Alex nantinya, Bagaimana'pun, Alex tetaplah keturunan Alison. Alex harus tumbuh dalam keuarga yang lengkap, walau banyak rahasia di belakangnya.

"Diam, Risa. Aku memang salah. Tolong jangan memancing emosiku lagi. Kamu akan nyesal nanti. Kalau Nella sampai dengar suara tinggi kamu, awas saja."Ucap Ibra dengan tangan yang mengepal erat.

Risa menatap benci pada Ibra, nafas wanita itu terlihat tersengal-sengal. Ia ingin teriak sekencangnya, tapi ada Nella. Risa nggak mau anaknya drop lagi.

"Satu lagi, Alex bukan anak haram. Oke, Alex, dan Nella sama. Mereka anak aku, anak kamu juga."Ucap Ibra dengan nada penuh penekanan. Ibra mencoba sabar, demi Nella. Bisik hati kecilnya.

Ibra, ingin membungkam mulut Risa dengan tangannya, Ibra sakit hati, Alex di katakan anak haram oleh isterinya. Tidak ada anak haram. Alex anaknya. Anaknya! Titik!

"Kamu bodoh, Mas. Anak yang lahir di luar nikah, ya anak haram."Ucap Risa ejek.

Tangan wanita itu mengepal erat. Risa marah, kecewa, suaminya selalu membela pembantu, dan anaknya itu. Risa tidak terima. Ibra hanya'lah miliknya, milik, ia, dan, anaknya.

"Diam! Aku tau kamu, Risa. Kamu menikah denganku karena uang. Papaku yang bodoh. Di manfaatkan oleh kamu, dan keluargamu yang penjilat itu. Dua milliar."Ucap Ibra tenang, ada seringai tipis yang di keluarkan oleh laki-laki itu tanpa sepengetahuan Risa.

Risa terlalu shock, dari mana Ibra tau?

"Aku tau."Ucap Ibra santai.

Ibra nggak sengaja dengar obrolan Risa dengan kedua orang tuanya lewat ponsel, tepat di malam pertama pernikahan mereka.

Ibra awalnya, berniat akan mencintai Risa sepenuh hatinya, menyayanginya, dan melupakan wanita menjijikkan di masa lalunya, tapi, spertinya semua perempuan sama saja. Murahan, dan haus harta. Begitu'pun dengan Risa. Yang hanya menginginkan hartanya saja.

"Kenapa diam?"Tantang Ibra.

"Satu lagi, semua wanita murahan, dan mata duitan."Ucap Ibra jijik.

Ibra sudah mati rasa pada semua wanita.

Terutama gara-gara Arum, gadis desa itu, mematahkan hatinya, sepatah-patahnya sampai hancur betkeping, Risa yang ingin di jadikan Ibra sebagai obat sakit hatinya malah lebih parah. Menjijikan.

"Arum, kamu, sama saja. Andai nggak ada anak-anakku. Kalian sampah."Ucap Ibra dingin.

Mulut Risa mengaga, hati Risa sangat sakit mendengar segala ucapan kejam, dan pedas Ibra barusan.

"Satu lagi, kamu tenang saja, setelah anak ku Alex masuk SMP, aku akan menceraikan Arum. Puas kamu!" Bentak Ibra di akhir kalimatnya.

Dengan kedua tangan yang mengepal erat, Ibra membalikkan badannya, melangkah meninggalkam Risa yang masih terpaku dengan mulut yang meganga shock, tapi tiga detik kemudian.

Senyum lebar terukir di kedua bibirnya.

Suaminya akan menceraikan pembantu itu?

Risa senang, Risa telah mencintai suaminya, dan Risa ingin memiliki Ibra seutuhnya. Hartanya dan juga hatinya.

Sedangkan di tempat lain, Alex tengah menunggu gusar kedatangan papanya. Kata papanya, dia akan datang sore ini. Belajar bareng untuk persiapan ujian, biar dapat nilai bagus, dan bisa masuk SMP favorit.

Tapi sepertinya, papanya nggak jadi datang, karena hari telah larut malam.

Alex menangis dalam diam di dalam kamarnya yang temaram.

Alex sakit hati, dan kecewa pada berat pada papanya.

Papanya mengingkar janji lagi.

TUANKU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang