DELAPAN BELAS

10.7K 641 5
                                    

DELAPAN BELAS

Risa menatap tajam kearah Ibra yang terduduk dengan tatapan dalam kearah raga Nella yang terlelap di atas brangkar pesakitannya.

Saat ini, Ibra, dan Risa tengah duduk bersampingan di sofa panjang yang berada dalam ruang perawatan Nella.

Ruangan Nella terasa hening, dan tegang, Risa menatap Ibra selayaknya musuh yang sangat ia benci kehadirannya. Sedangkan, Ibra, laki-laki itu tidak peduli dengan keberadaan Risa di sampingnya, yang Ibra pedulikan hanyalah Nella saat ini. Nella adalah anak gadis yang sangat laki-laki sayangi melebihi apapun. Jujur saja, Alex adalah prioritas kedua Ibra, Alex sehat, Nella? Anak itu nggak sehat, memiliki tubuh yang lemah, dan gampang sakit. Nella butuh perhatian lebih, Alex, anak itu sehat. Tapi, Ibra akan tetep memberi perhatian lebih untuk Alex sebisa mungkin. Ibra akan adil. Kasian Alex kalau hanya Nella lah yang Ibra prioritaskan.

"Jangan menatap aku seperti itu, Risa!"gumam Ibra dengan suara sedangnya.

Risa mendengus, " Ini gara-gara kamu!" Tukas Risa tajam.

" Nella butuh kamu setiap hari di sampingnya, tapi apa? Kamu malah memilih Nella jatuh sakit hanya untuk menjenguk anak harammu itu sama wanita murahan itu!"Ucap Risa menggeram menahan volume suaranya sebisa mungkin, ada Nella.

Risa nggak mau Nella kenapa-kenapa! Nella adalah rantai pengikat yang kuat antara dirinya dengan Ibra. Nella adalah berlian kehidupannya dengan Ibra. Nella harus kuat, dan sembuh.

Ibra menoleh tajam kearah Risa. Mata laki-laki itu terlihat memerah karena amarah yang begitu cepat naik ke puncak, mendengar ucapan Risa yang mengatakan kalau Alex adalah anak haram.

"Sekali lagi kamu menyebut anakku dengan sebutan anak haram, jangan salahkan tangan aku, kalau mulut sialanmu itu mengeluarkan darah! Aku nggak main-main."Ucap Ibra dengan nada seriusnya.

Risa terlihat meneguk kasar ludahnya susah payah, Risa menggeleng kecil. Jujur saja, Ibra nggak pernah main-main dengan ucapannya, sudah dua kali Risa mendapat kekerasan fisik dari Ibra, dan Risa nggak mau ada pukulan yang ketiga lagi. Itu sangat menyakitkan. Risa nggak mau membayangkannya lagi.

Risa diam, dan membuang pandangannya kearah lain.

Ibra menarik nafanya dalam, lalu menghembuskan lelah. Laki-laki itu lalu bangkit dari dudukannya, melangkah pelan-pelan menuju Nella.

"Papa..."Gumam suara itu lirih.

Sontak, membuat Ibra mendekatkan dirinya cepat, dan berdiri merapat pada brangkar pesakitan Nella. Begitupun dengan Risa, yang telah berada tepat di samping kanan Ibra.

Kelopak mata Nella terlihat bergerak pelan, membuat Ibra menahan nafasnya kuat. Nella tiba-tiba drop tadi pagi, dan saat ini, hari sudah menjelang siang. Jam setengah dua belas. Sudah hampir tiga jam, Nella nggak sadarkan diri, begitulah papar Risa tadi.

"Nella! Ini Papa, Sayang."Ucap Ibra lembut.

"Papa. Papa jangan pergi-pergi lagi."rajuk Nella dengan kedua mata yang telah terbuka lebar. Manik hijau berkilaunya menatap sayang pada Ibra.

Nella ingin bangun dari baringannya, tapi di tahan oleh Risa. Anaknya nggak boleh banyak gerak dulu. Pesan dokter.

Ibra terdiam membisu untuk sesaat. Nggak mungkin, Nella. Ada Alex yang harus papa kunjungi juga. Bisik hati Ibra di dalam sana.

Ibra nggak menjawab, laki-laki itu hanya memberikan senyuman manisnya sebagai jawaban rajukan Nella tadi. Tangan kekarnya mengelus sayang kening dan puncak kepala Nella.

"Kamu jangan sakit-sakit lagi, Nell. Papa takut kalau kamu kayak gini. Papa nggak mau Nella sakit. Nella harus kuat."bisik Ibra lembut.

Matanya menatap berkaca-kaca pada Nella yang menatapnya penuh puja. Ibra tau, anaknya sangat sayang padanya, begitupun Ibra, Ibra sangat sayang pada Nella. Sangat malah.

"Makanya, papa jangan pergi-pergi lama. Papa dekat terus sama Nella. Nellah janji nggak akan sakit lagi."Ucap Nella dengan nada cerianya kali ini.

Ibra mengangguk cepat kali ini, tanpa memikirkan ke depannya, tanpa memikirkan bahwa ada Alex juga yang tak kalah membutuhkan dirinya lebih untuk berada di sampingnya. Ibra seakan lupa sesaat akan keberadaan Alex apabila Nella tengah berada di sampingnya.

"Nella janji, Nella nggak akan sakit lagi, ya, kalau papa ada di dekat Nella terus?"Tanya Ibra dengan suara harap-harap cemasnya.

Nella mengangguk cepat, dan semangat, "Nggak akan Papa! Nella janji akan sehat terus."Ucap Nella girang.

Hati Ibra membuncah bahagia di dalam sana. Memdengar ucapan semangat, dan janji anaknya yang akan selalu sehat apabila berada di sampingnya penuh. Ibra, Ibra telah memutuskan sesuatu.

"Nella. Papa mau nanya sama Nella. Nella jawab yang jujur sayang, ya."Ucap Ibra dengan nada lembutnya.

Nella mengangguk cepat.

Risa yang hanya diam sedari tadi, was-was seketika. Apa yang ingin Ibra tanyakan pada Nella?

"Nella suka nggak kalau punya kakak cowok?"Tanya Ibra takut-takut. Pasalnya Nella tidak tau menahu keberadaan Alex yang merupakan kakak sebapak tapi beda ibu, Nella hanya tau kalau dia adalah anak tunggal, makanya Nella kelewat manja pada Ibra.

Nella terdiam sesaat, tetapi lima detik, Nella terlihat mengangguk antusias.

"Nella mau, Papa. Mau bangat punya kakak. Apalagi punya adik, Nella mau."Ucap Nella antusias.

Mendengar ucapan anaknya, Ibra menghembuskan nafasnya lega.

Risa menggeram menahan amarah mendengar jawaban anaknya. Risa nggak sudi hidup serumah dengan anak tirinya, Alex nggak boleh berada di sekitar, ia, dan anaknya serta Ibra. Nanti kasih sayang untuk Nella, dan dirinya dari Ibra, dan Alison terbagi dengan anak itu! Risa nggak rela, dan sudi.

Ibra memasang senyum senang, padahal hatinya tengah gusar di dalam sana, "Nella punya kakak laki-laki yang tampan. Mau, ya Nella tinggal bareng Kakak Nella., sayang juga sama kakak Nella."Ucap Ibra harap-harap cemas.

Nella, anak itu mengangguk antusias

Ibra tersenyum dengan kepala yang mengangguk-angguk pada anaknya Nella.

"Maafin, Papa Alex. Kamu harus tinggal sama Papa. Sama adek Alex juga. Aku nggak akan pernah mau minta maaf sama kamu Arum. Kamu di sini yang salah. Secepatnya kamu akan bebas dari aku. Nggak ada yang bisa di perbaiki lagi, masa lalu tinggal'lah masa lalu. Nella lebih butuh aku."Bisik Hati Ibra yakin di dalam sana.

Ibra akan melepas Arum. Bukan demi Risa, tapi demi kesehatan anaknya Nella.

TUANKU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang