5. Lambe Nyinyir

1.7K 160 11
                                        

"Nid, lo nggak ada kelas hari ini?" tanya Irish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nid, lo nggak ada kelas hari ini?" tanya Irish.

Nida menggeleng seraya mengikat rambutnya menjadi satu. "Nggak. Gue free hari ini. Mau ke salon Mbak Ambar nanti siang. Lo ngampus ya?"

Irish mengangguk. "Iya. Satu sih, nanti gue nyusul ke sana. Ada job kan ya?"

"Hmm."

"Ya udah, gue mau mandi dulu ya."

"Sarapan dulu nggak?"

"Mandi dulu aja deh." ucap Irish.

Nida hanya mengangguk, sedangkan Irish langsung kembali ke kamarnya untuk mandi. Tepat dua menit setelah kepergian Irish, seseorang menekan bel pintu apartemennya.

Nida bergegas membuka pintu setelah mencuci tangannya. Ia langsung membulatkan matanya saat melihat Alarick berdiri di depan unitnya sambil menyugar rambut putihnya.

"Irish ada, 'kan?" Alarick tersenyum ramah.

Nida mengangguk kaku. "A-ada. Lagi mandi. Masuk dulu, Mas," ujar Nida sambil melebarkan pintu.

Alarick tersenyum lalu masuk ke dalam apartemen itu sembari melepas masker dan kacamata hitam yang dipakainya.

"Duduk dulu, Mas. Saya bikinin minum. Mau minum apa?"

Alarick tersenyum. "Apa aja. Terima kasih ya."

Nida meleleh karena melihat senyum Alarick dari jarak sedekat ini. Sepertinya Alarick tipe orang yang ramah dan murah senyum. Nida jadi penasaran bagaimana nasib jantung Irish jika berdekatan dengan Alarick dari jarak sedekat ini.

Irish sudah menyelesaikan mandinya ketika Nida sedang membuatkan minuman untuk Alarick.

Saat Irish kembali ke ruang tengah dengan handuk yang membungkus kepalanya, ia terkejut mendapati Alarick sudah duduk di sofa ruang tamunya.

"Mas, kok Mas Alarick bisa ada di sini?" tanya Irish terkejut.

Pria itu menoleh dan langsung tersenyum. "Aku mau jemput kamu. Katanya ada kelas kan? Aku nggak ada kerjaan hari ini."

"Mas udah lama?" tanya Irish lagi sambil menghampiri Alarick. "Nida mana?"

"Baru saja dateng kok. Nida lagi bikinin minum." Alarick mengelus pipi Irish yang terasa dingin. "Baru selesai mandi? Bangunnya siang amat."

"Masih jam delapan kali, Mas." Irish terkekeh. "Ya udah aku mau sisiran dulu sebentar ya."

Alarick tersenyum lalu mengangguk.

***

"Aku sama Nida jarang masak. Paling kalo masak ya tanggal tua." Irish terkekeh. "Maaf sarapannya cuma lontong sayur."

Alarick terkekeh. "Nggak papa, kok. Aku juga sering sarapan pake yang kayak gini, apalagi bubur."

Alarick memang ikut sarapan atas paksaan Irish. Hanya saja mereka berdua sarapan di ruang tamu sedangkan Nida memilih makan di ruang makan.

Closer To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang